Kepulauan Natuna ♚
Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memastikan wilayah Natuna, Kepulauan Riau, dalam keadaan aman, meski terjadi kontak senjata kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan dan TNI Angkatan Laut dengan kapal Tiongkok dan Taiwan.
"Tidak ada apa-apa. Semua masih 'under control' (di bawah kendali). Operasi yang dilakukan bukan kali ini saja. Sejak dari dulu. Terbukti mereka tidak berani masuk Natuna," kata Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar Laksamana Pertama TNI TSNB Hutabarat di Jakarta, Senin.
Hingga saat ini, lanjut dia, prajurit dan anggota baik yang ada di Lantamal Ranai, maupun personil gabungan AD dan AU yang ada di seputaran Natuna terus melakukan penjagaan dan operasi.
Ia tidak menampik jika insiden tersebut sempat membuat pejabat negara seperti Menlu, Menhan dan Presiden kecewa atas perilaku Tiongkok.
Hutabarat menegaskan, kondisi pertahanan di Natuna dalam kondisi baik dan memadai, baik personilnya maupun alutsista yang ada di perbatasan.
Ia mengatakan semua siap mengambil tindakan jika hal darurat terjadi.
Ia menjelaskan, penjagaan di perairan tak bisa disamakan dengan operasi yang dilakukan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara.
Dari setiap marta sudah ada mekanisme penjagaan masing- masing.
"Patroli dari Angkatan Laut selalu rutin dilakukan dan penegakan hukum akan dilakukan jika ada negara lain yang coba mengusik Natuna dan perbatasan," katanya.
Ia pun mencontohkan, operasi Angkatan Laut tidak siaga dalam satu titik.
Prajurit dengan alutsistanya berada dalam titik pertahanan (defence point) yang berbeda dan menyebar.
"Untuk melakukan penindakan juga tak perlu sampai berada di anjungan kapal negara lain atau ke tengah laut, karena alutsista yang dimiliki oleh AL selama ini sudah bisa menjangkau bahkan hingga jarak 400 kilometer," tuturnya.
Namun, Hutabarat tak bisa membongkar semua alat kelengkapan alutsista dan jumlah personil yang menjalankan operasi di wilayah itu karena bersifat rahasia dan merupakan strategi pertahanan yang dimiliki Indonesia.
"Sejauh ini tak perlu ada yang dirisaukan oleh publik terkait pengamanan di Natuna. Saya menjamin tak akan ada ancaman serius yang bisa merebut Natuna dari Indonesia," katanya. (Antara/FC)
Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memastikan wilayah Natuna, Kepulauan Riau, dalam keadaan aman, meski terjadi kontak senjata kapal Kementerian Kelautan dan Perikanan dan TNI Angkatan Laut dengan kapal Tiongkok dan Taiwan.
"Tidak ada apa-apa. Semua masih 'under control' (di bawah kendali). Operasi yang dilakukan bukan kali ini saja. Sejak dari dulu. Terbukti mereka tidak berani masuk Natuna," kata Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar Laksamana Pertama TNI TSNB Hutabarat di Jakarta, Senin.
Hingga saat ini, lanjut dia, prajurit dan anggota baik yang ada di Lantamal Ranai, maupun personil gabungan AD dan AU yang ada di seputaran Natuna terus melakukan penjagaan dan operasi.
Ia tidak menampik jika insiden tersebut sempat membuat pejabat negara seperti Menlu, Menhan dan Presiden kecewa atas perilaku Tiongkok.
Hutabarat menegaskan, kondisi pertahanan di Natuna dalam kondisi baik dan memadai, baik personilnya maupun alutsista yang ada di perbatasan.
Ia mengatakan semua siap mengambil tindakan jika hal darurat terjadi.
Ia menjelaskan, penjagaan di perairan tak bisa disamakan dengan operasi yang dilakukan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Udara.
Dari setiap marta sudah ada mekanisme penjagaan masing- masing.
"Patroli dari Angkatan Laut selalu rutin dilakukan dan penegakan hukum akan dilakukan jika ada negara lain yang coba mengusik Natuna dan perbatasan," katanya.
Ia pun mencontohkan, operasi Angkatan Laut tidak siaga dalam satu titik.
Prajurit dengan alutsistanya berada dalam titik pertahanan (defence point) yang berbeda dan menyebar.
"Untuk melakukan penindakan juga tak perlu sampai berada di anjungan kapal negara lain atau ke tengah laut, karena alutsista yang dimiliki oleh AL selama ini sudah bisa menjangkau bahkan hingga jarak 400 kilometer," tuturnya.
Namun, Hutabarat tak bisa membongkar semua alat kelengkapan alutsista dan jumlah personil yang menjalankan operasi di wilayah itu karena bersifat rahasia dan merupakan strategi pertahanan yang dimiliki Indonesia.
"Sejauh ini tak perlu ada yang dirisaukan oleh publik terkait pengamanan di Natuna. Saya menjamin tak akan ada ancaman serius yang bisa merebut Natuna dari Indonesia," katanya. (Antara/FC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.