Diminati beberapa negaraBRP tarlac 601 [detik] ○
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi melepas ekspor perdana kapal perang buatan PT PAL Indonesia ke Filipina yang dipesan Kementerian Pertahanan negara tersebut.
Kapal jenis "Strategic Sealift Vessel" BRP TARLAC (LD-601) tersebut merupakan pesanan pertama, dan dilepas di dermaga Divisi Kapal Niaga, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Kalla mengaku sangat mengapresiasi PT PAL Indonesia sebagai BUMN perkapalan yang sebelumnya harus bersaing ketat dalam tender kapal perang internasional, serta telah dapat menyelesaikan pesanan pemerintah Filipina dengan tepat waktu.
"Ini sekaligus memberikan kebanggaan bahwa bangsa ini dapat mengekspor kapal yang lebih baik dan canggih, sebab itu semua dapat dilakukan selama kita mau bekerja keras, serius dan fokus," ucap Kalla dalam sambutannya.
Ia mengatakan suksesnya ekspor kapal ini adalah sukses PAL Indonesia dalam penguasaan teknologi, sebab posisi PAL merupakan galangan yang sudah lama ada di Indonesia.
"Saya memberikan penghargaan yang sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya, sebab dengan kita mampu membuat kapal yang lebih baik, keberadaan laut bukan lagi pemisah, tapi penghubung dan mempersatukan. Namun, syaratnya angkutan laut harus baik, sehingga keberadaan maritim menjadi tujuan pembangunan bangsa," katanya.
Ia meminta agar PT PAL Indonesia terus mengembangkan teknologinya dengan masuk ke sejumlah pasar kapal dunia, salah satunya di kelas menengah.
"Saya harapkan PT PAL untuk selalu siap merebut ekonomi perkapalan, karena itu tidak bisa diminta dengan baik, tapi harus kita rebut," katanya.
Sebelumnya, Direktur PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin mengatakan ekspor perdana kapal perang ini menarik perhatian beberapa utusan negara, termasuk di wilayah Timur Tengah yang ingin memesan kapal serupa.
"Beberapa utusan negara Eropa dan Timur Tengah tertarik untuk memesan kapal sejenis SSV, semoga hal ini dapat mengangkat citra Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, setelah berlayar ke Manila Filipina, kapal dijadwalkan akan resmi diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan Filippina pada Jumat 13 Mei 2016.
PKR & KCR Diminati Beberapa Negara
Galangan kapal BUMN PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya berhasil melakukan ekspor perdana kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV) BRP Tarlac pertama pesanan Filipina. menyatakan bakal terus menjajaki pasar ekpor kapal, terutama kapal perang.
Direktur Utama PAL Indonesia, M. Firmansyah Arifin, mengatakan negara tujuan ekspor yang sedang dijajaki oleh perseroan saat ini adalah negara-negara Asia dan Timur Tengah. Bahkan sejumlah negara di antaranya sudah mengirim orang untuk datang ke PAL.
“Sudah ada beberapa negara dari tetangga seperti Asia dan Timur Tengah yang cukup berminat dan mereka sudah melakukan pembicaraan dengan kami,” katanya seusai upacara pelepasan ekspor perdana Kapal Perang SSV #1 Tarlac ke Filipina, Minggu (8/5/2016).
Dia memaparkan, potensi ekspor kapal perang saat ini sangat terbuka lebar. Apalagi sejumlah negara mulai memperbesar anggaran untuk belanja kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
“Selain kapal jenis Landing Platform Dock [LPD] seperti SSV ini, ada dua jenis kapal militer lain yang juga dilirik negara lain, seperti Perusak Kawal Rudal [PKR] dan Kapal Cepat Rudal [KCR]. Mereka sudah melihat bahwa ketiga jenis kapal ini sudah dimiliki oleh negera kita yang sebelumnya sudah dipesan oleh TNI AL,” jelasnya.
Selain menjajaki pasar ekspor kapal perang, PT PAL juga berencana menggali potensi pasar luar negeri untuk pasar purna jual. Dalam hal ini, PAL menyediakan layanan perbaikan dan perawatan kapal perang tersebut.
“Purna jual ini jadi potensi bisnis kami karena ada divisi maintenance. Untuk konsumen dari Filipina ini perlu ada pembicaraan lagi terkaitg penawaran purna jualnya,” imbuhnya.
Adapun sebelumnya PAL Indonesia berhasil memenangkan tender internasional kapal perang SSV di Filipina dengan nilai proyek kapal mencapai US$ 90 juta dan mengalahkan 8 negara peserta tender lainnya. PAL Indonesia mendapat pesanan dua kapal perang sekaligus.
Kapal SSV pertama telah rampung dalam waktu 2 tahun dan telah dilepaskan pada 8 Mei 2016, dan rencananya untuk kapal SSV kedua bakal segera digarap dan ditargetkan rampung pada Mei 2017.
Direktur Produksi PAL Indonesia, Edi Widarto menambahkan, kapak SSV pertama sendiri saat ini sudah mengandung komponen lokal mencapai 30%. Diharapkan, ke depan konten lokal yang digunakan bisa meningkat hingga 35%. “Dengan semakin seringnya ada order kapal seperti ini diharapkan, industri komponen kapal dalam negeri ini ikut bergairah,” ujarnya.
Dalam sambutannya saat meresmikan pelepasan kapal perang SSV ke Filipina, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia sebagai negara maritim harus bisa membuktikan kemampuannya untuk memproduksi kapal hingga merebut pasar ekspor yang selama ini sudah dikuasai oleh Korea, Jepang, dan China.
“Saat ini lah waktu yang tepat untuk ambil alih industri galangan kapal dunia. Diharapkan industri kapal kita siap untuk maju dan merebut pasar,” katanya.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla secara resmi melepas ekspor perdana kapal perang buatan PT PAL Indonesia ke Filipina yang dipesan Kementerian Pertahanan negara tersebut.
Kapal jenis "Strategic Sealift Vessel" BRP TARLAC (LD-601) tersebut merupakan pesanan pertama, dan dilepas di dermaga Divisi Kapal Niaga, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Kalla mengaku sangat mengapresiasi PT PAL Indonesia sebagai BUMN perkapalan yang sebelumnya harus bersaing ketat dalam tender kapal perang internasional, serta telah dapat menyelesaikan pesanan pemerintah Filipina dengan tepat waktu.
"Ini sekaligus memberikan kebanggaan bahwa bangsa ini dapat mengekspor kapal yang lebih baik dan canggih, sebab itu semua dapat dilakukan selama kita mau bekerja keras, serius dan fokus," ucap Kalla dalam sambutannya.
Ia mengatakan suksesnya ekspor kapal ini adalah sukses PAL Indonesia dalam penguasaan teknologi, sebab posisi PAL merupakan galangan yang sudah lama ada di Indonesia.
"Saya memberikan penghargaan yang sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya, sebab dengan kita mampu membuat kapal yang lebih baik, keberadaan laut bukan lagi pemisah, tapi penghubung dan mempersatukan. Namun, syaratnya angkutan laut harus baik, sehingga keberadaan maritim menjadi tujuan pembangunan bangsa," katanya.
Ia meminta agar PT PAL Indonesia terus mengembangkan teknologinya dengan masuk ke sejumlah pasar kapal dunia, salah satunya di kelas menengah.
"Saya harapkan PT PAL untuk selalu siap merebut ekonomi perkapalan, karena itu tidak bisa diminta dengan baik, tapi harus kita rebut," katanya.
Sebelumnya, Direktur PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin mengatakan ekspor perdana kapal perang ini menarik perhatian beberapa utusan negara, termasuk di wilayah Timur Tengah yang ingin memesan kapal serupa.
"Beberapa utusan negara Eropa dan Timur Tengah tertarik untuk memesan kapal sejenis SSV, semoga hal ini dapat mengangkat citra Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, setelah berlayar ke Manila Filipina, kapal dijadwalkan akan resmi diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan Filippina pada Jumat 13 Mei 2016.
PKR & KCR Diminati Beberapa Negara
Galangan kapal BUMN PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya berhasil melakukan ekspor perdana kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV) BRP Tarlac pertama pesanan Filipina. menyatakan bakal terus menjajaki pasar ekpor kapal, terutama kapal perang.
Direktur Utama PAL Indonesia, M. Firmansyah Arifin, mengatakan negara tujuan ekspor yang sedang dijajaki oleh perseroan saat ini adalah negara-negara Asia dan Timur Tengah. Bahkan sejumlah negara di antaranya sudah mengirim orang untuk datang ke PAL.
“Sudah ada beberapa negara dari tetangga seperti Asia dan Timur Tengah yang cukup berminat dan mereka sudah melakukan pembicaraan dengan kami,” katanya seusai upacara pelepasan ekspor perdana Kapal Perang SSV #1 Tarlac ke Filipina, Minggu (8/5/2016).
Dia memaparkan, potensi ekspor kapal perang saat ini sangat terbuka lebar. Apalagi sejumlah negara mulai memperbesar anggaran untuk belanja kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
“Selain kapal jenis Landing Platform Dock [LPD] seperti SSV ini, ada dua jenis kapal militer lain yang juga dilirik negara lain, seperti Perusak Kawal Rudal [PKR] dan Kapal Cepat Rudal [KCR]. Mereka sudah melihat bahwa ketiga jenis kapal ini sudah dimiliki oleh negera kita yang sebelumnya sudah dipesan oleh TNI AL,” jelasnya.
Selain menjajaki pasar ekspor kapal perang, PT PAL juga berencana menggali potensi pasar luar negeri untuk pasar purna jual. Dalam hal ini, PAL menyediakan layanan perbaikan dan perawatan kapal perang tersebut.
“Purna jual ini jadi potensi bisnis kami karena ada divisi maintenance. Untuk konsumen dari Filipina ini perlu ada pembicaraan lagi terkaitg penawaran purna jualnya,” imbuhnya.
Adapun sebelumnya PAL Indonesia berhasil memenangkan tender internasional kapal perang SSV di Filipina dengan nilai proyek kapal mencapai US$ 90 juta dan mengalahkan 8 negara peserta tender lainnya. PAL Indonesia mendapat pesanan dua kapal perang sekaligus.
Kapal SSV pertama telah rampung dalam waktu 2 tahun dan telah dilepaskan pada 8 Mei 2016, dan rencananya untuk kapal SSV kedua bakal segera digarap dan ditargetkan rampung pada Mei 2017.
Direktur Produksi PAL Indonesia, Edi Widarto menambahkan, kapak SSV pertama sendiri saat ini sudah mengandung komponen lokal mencapai 30%. Diharapkan, ke depan konten lokal yang digunakan bisa meningkat hingga 35%. “Dengan semakin seringnya ada order kapal seperti ini diharapkan, industri komponen kapal dalam negeri ini ikut bergairah,” ujarnya.
Dalam sambutannya saat meresmikan pelepasan kapal perang SSV ke Filipina, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia sebagai negara maritim harus bisa membuktikan kemampuannya untuk memproduksi kapal hingga merebut pasar ekspor yang selama ini sudah dikuasai oleh Korea, Jepang, dan China.
“Saat ini lah waktu yang tepat untuk ambil alih industri galangan kapal dunia. Diharapkan industri kapal kita siap untuk maju dan merebut pasar,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.