MRO Hingga Upgrade T-50i Sah Dipegang PTDI Barisan pesawat tempur TNI T-50i Golden Eagle yang nantinya akan di upgrade PT DI (dimas bagus)
PT Dirgantara Indonesia atau PTDI siangi ini (3/11/2016) melakukan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait implementasi Strategic Cooperation Agreement dengan (SCA) dengan Korea Aerospace Industries (KAI) bersaman dengan berlangsungnya ajang pameran persenjataan internasional Indo Defence 2016, Jakarta. Penandatanganan dilakukan langsung antara Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh dengan Senior Executive Vice President & General Manager Research & Development Group Division KAI Jang Sung Sub yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.
Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan dari implementasi SCA yang sebelumnya telah ditandatangani pada 4 Desember 2015 di kementerian Pertahanan RI. Kerja sama strategis dengan KAI ini merupakan langkah Business to bussines (B to B) PTDI dengan perusahaan industri penerbangan asal negeri gingseng ini. kerja sama ini meliputi bidang pemasaran produk yang dihasilkan kedua pihak ini.
“Saat ini sudah ada 70 orang enjinir kita di Korea, ke depan kita akan tambah sampai kurang lebih 200 enjinir. Kita juga akan menjajaki kerjasama di bidang lain,” ujar Budi Santoso, Dirut PTDI.
Selain itu, kerja sama ini pun menyasar juga pada sektor Maintenance, Repair and overhaul (MRP), yang nantinya PTDI akan menjadi perusahaan resmi yang ditunjuk oleh KAI untuk memegang sektor tersebut termasuk sustainability, modivication, hingga upgrading untuk pesawat tempur T-50i ‘Golden Eagle’ dan pesawat latih militer KT-1B Woong Bee.
PTDI dan KAI pun bersama-sama kan melakukan pengembangan pesawat terbang tanpa awak (unmanned Aerial Vehicle/UAV) dengan konsep pembelajaran dan desain. Kedua pihak pun nantinya akan melakukan survei untuk melihat kebutuhan penggunaan dan analisa resiko. Diharapkan dari hasil kerja sama ini akan dapat menghasilkan UAV generasi terbaru yang lebih modern dan dibutuhkan pasar.
Kerja sama jangka panjang ini nantinya pun akan menghasilkan sinergi dan integrasi marketing-komersial untuk ekspor pesawat tempur KFX/IFX, yang diharapkan akan menjadi produk unggulan di pasar kawasan Asia Tenggara.
“Kami akan kirim 200 hingga 300 orang ke Korea,” tutur Direktur Utama PTDI Budi Santoso.
Ditargetkan pada tahun 2021 pesawat tempur KFX/IFX bisa diperkenalkan ke publik dan dilanjutkan dengan membuat prototype V yang diproduksi PTDI di tahun 2022. Pada tahun 2015 diharapkan Type Certificate untuk pesawat tempur ini akan didapatkan.
Author: Fery Setiawan
PT Dirgantara Indonesia atau PTDI siangi ini (3/11/2016) melakukan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait implementasi Strategic Cooperation Agreement dengan (SCA) dengan Korea Aerospace Industries (KAI) bersaman dengan berlangsungnya ajang pameran persenjataan internasional Indo Defence 2016, Jakarta. Penandatanganan dilakukan langsung antara Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI Budiman Saleh dengan Senior Executive Vice President & General Manager Research & Development Group Division KAI Jang Sung Sub yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.
Penandatanganan MoU ini merupakan kelanjutan dari implementasi SCA yang sebelumnya telah ditandatangani pada 4 Desember 2015 di kementerian Pertahanan RI. Kerja sama strategis dengan KAI ini merupakan langkah Business to bussines (B to B) PTDI dengan perusahaan industri penerbangan asal negeri gingseng ini. kerja sama ini meliputi bidang pemasaran produk yang dihasilkan kedua pihak ini.
“Saat ini sudah ada 70 orang enjinir kita di Korea, ke depan kita akan tambah sampai kurang lebih 200 enjinir. Kita juga akan menjajaki kerjasama di bidang lain,” ujar Budi Santoso, Dirut PTDI.
Selain itu, kerja sama ini pun menyasar juga pada sektor Maintenance, Repair and overhaul (MRP), yang nantinya PTDI akan menjadi perusahaan resmi yang ditunjuk oleh KAI untuk memegang sektor tersebut termasuk sustainability, modivication, hingga upgrading untuk pesawat tempur T-50i ‘Golden Eagle’ dan pesawat latih militer KT-1B Woong Bee.
PTDI dan KAI pun bersama-sama kan melakukan pengembangan pesawat terbang tanpa awak (unmanned Aerial Vehicle/UAV) dengan konsep pembelajaran dan desain. Kedua pihak pun nantinya akan melakukan survei untuk melihat kebutuhan penggunaan dan analisa resiko. Diharapkan dari hasil kerja sama ini akan dapat menghasilkan UAV generasi terbaru yang lebih modern dan dibutuhkan pasar.
Kerja sama jangka panjang ini nantinya pun akan menghasilkan sinergi dan integrasi marketing-komersial untuk ekspor pesawat tempur KFX/IFX, yang diharapkan akan menjadi produk unggulan di pasar kawasan Asia Tenggara.
“Kami akan kirim 200 hingga 300 orang ke Korea,” tutur Direktur Utama PTDI Budi Santoso.
Ditargetkan pada tahun 2021 pesawat tempur KFX/IFX bisa diperkenalkan ke publik dan dilanjutkan dengan membuat prototype V yang diproduksi PTDI di tahun 2022. Pada tahun 2015 diharapkan Type Certificate untuk pesawat tempur ini akan didapatkan.
Author: Fery Setiawan
♖ Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.