Medium Battle Tank Marder [Letkol (Kav) Valian Magdi] ☆
Sejumlah peserta Indo Defence Expo & Forum 2016 sudah terlihat menurunkan gacoannya ke gelanggang dalam rangka persiapan agar pada saat pameran dibuka jajaran alutsista yang dipamerkan sudah berbaris rapih.
Pada Senin malam 31 Oktober, Rheinmetall menyingkap tabir produk yang mereka tawarkan dalam pagelaran ini, yaitu Marder Medium Tank RI (Republic of Indonesia). Bukan tanpa alasan Marder Tank yang dibawa, karena TNI AD memang tengah menimbang untuk melakukan peremajaan lebih dari 400-an tank AMX-13. Sebagian memang akan diretrofit, tetapi sebagian lainnya akan diganti. Ini pula yang menjadi alasan mengapa Pindad mengembangkan medium tank bekerjasama dengan FNSS Turki.
Nah, Marder Medium Tank RI yang diturunkan dari truk pengangkut Lowbed di Kemayoran ini tampil dengan warna hijau dasar, sama dengan ketika Leopard 2A4 dan Marder 1A3 tiba pertama kali di tanah air. Dari segi bodi, sama persis dengan fitur 42 unit Marder yang sudah dibeli TNI AD. Bedanya, Marder 1A3 ini tidak lagi mengusung kanon 20mm Rh202 buatan Rheinmetall.
Sebagai gantinya, kubah dengan kanon 105 mm nangkring di atasnya. Kubahnya sendiri adalah kubah modular Hitfact II varian 105 mm buatan perusahaan Italia, Leonardo (sebelumnya bernama Finmeccanica). Kubah ini sudah terbukti di lapangan, karena terpasang pada panser penghancur tank Centauro I dan II. Proteksi pada kubah ini dapat ditingkatkan dengan pemasangan add on armor, sehingga proteksinya bervariasi dari 12,7mm, sampai ke 30mm apabila pelat balistik paling tebal dipasang.
Kubah Hitfact II sendiri didesain untuk digerakkan dengan sistem elektrik yang lebih presisi dan aman, dan dioperasikan oleh tiga orang awak: komandan, juru tembak, dan pengisi. Kanon 105 mm L52 rifled yang diusung pada Hitfact II distabilisasi pada dua sumbu dan didukung oleh sistem kendali penembakan modern yang didukung oleh beragam sensor, termasuk pendeteksi suhu, kelembapan, laser rangefinder, dan kemiringan kendaraan. Pada ujung laras bagian atas, ada cermin sebagai bagian dari muzzle reference system, untuk mereferensikan kelengkungan laras agar tembakan tetap akurat.
Kemampuan lontar munisinya setara dengan meriam 105 mm Royal Ordnance L7 yang mampu melontarkan beragam tipe amunisi NATO, dari yang berhulu ledak HE (High Explosive), sampai dengan APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot), yang merupakan munisi anti tank utama.
Daya tolak balik pada kanon 105mm dapat diredam pada Hitfact II dengan dua cara: penggunaan muzzle brake dengan multi slot (perhatikan cincin-cincin muzzle brake pada mulut laras), dan jarak recoil yang diperpanjang sehingga hentakan dapat dikurangi.
Komandan dan juru tembak masing-masing dilengkapi dengan kamera siang/malam/ termal yang distabilisasi dan dapat dioperasikan independen satu sama lain untuk mendukung fungsi hunter-killer. Komandan memiliki kemampuan untuk mengoperasikan (override) sistem penembakan dari tangan juru tembak dalam kondisi darurat.
Medium Tank Marder produk Rheimentall [def.pk]
Kans Rheinmetall untuk dapat memenangkan persaingan medium tank di TNI AD boleh dikata cukup besar, walaupun secara komitmen tentu saja pemerintah akan memilih siapapun yang cocok harga, cocok spesifikasi, dan cocok kandungan teknologi lokalnya.
Sejak awal, Rheinmetall sudah menjanjikan transfer teknologi berupa cetak biru Marder 1A3 bila memang TNI AD mengakuisisi ranpur tersebut dalam jumlah yang memadai. Beberapa Perwira dari Kavaleri TNI AD yang pernah Commando ajak diskusi pun menyambut Marder 1A3 Tank dengan tangan terbuka. Berdasar pengalaman mereka saat menerima Leopard 2A4, 2A4+, dan Marder sebelum dipindahkan ke Batalyon Infantri Mekanis.
Kemampuan Marder 1A3 pun masih dapat ditingkatkan lagi dengan pemasangan sistem proteksi seperti AMAP ke sekujur tubuhnya, sehingga dalam hal perlindungan terhadap serangan lawan, Marder Medium Tank plus AMAP berada setingkat di atas kandidat medium tank lainnya.
Author: Aryo Nugroho
Sejumlah peserta Indo Defence Expo & Forum 2016 sudah terlihat menurunkan gacoannya ke gelanggang dalam rangka persiapan agar pada saat pameran dibuka jajaran alutsista yang dipamerkan sudah berbaris rapih.
Pada Senin malam 31 Oktober, Rheinmetall menyingkap tabir produk yang mereka tawarkan dalam pagelaran ini, yaitu Marder Medium Tank RI (Republic of Indonesia). Bukan tanpa alasan Marder Tank yang dibawa, karena TNI AD memang tengah menimbang untuk melakukan peremajaan lebih dari 400-an tank AMX-13. Sebagian memang akan diretrofit, tetapi sebagian lainnya akan diganti. Ini pula yang menjadi alasan mengapa Pindad mengembangkan medium tank bekerjasama dengan FNSS Turki.
Nah, Marder Medium Tank RI yang diturunkan dari truk pengangkut Lowbed di Kemayoran ini tampil dengan warna hijau dasar, sama dengan ketika Leopard 2A4 dan Marder 1A3 tiba pertama kali di tanah air. Dari segi bodi, sama persis dengan fitur 42 unit Marder yang sudah dibeli TNI AD. Bedanya, Marder 1A3 ini tidak lagi mengusung kanon 20mm Rh202 buatan Rheinmetall.
Sebagai gantinya, kubah dengan kanon 105 mm nangkring di atasnya. Kubahnya sendiri adalah kubah modular Hitfact II varian 105 mm buatan perusahaan Italia, Leonardo (sebelumnya bernama Finmeccanica). Kubah ini sudah terbukti di lapangan, karena terpasang pada panser penghancur tank Centauro I dan II. Proteksi pada kubah ini dapat ditingkatkan dengan pemasangan add on armor, sehingga proteksinya bervariasi dari 12,7mm, sampai ke 30mm apabila pelat balistik paling tebal dipasang.
Kubah Hitfact II sendiri didesain untuk digerakkan dengan sistem elektrik yang lebih presisi dan aman, dan dioperasikan oleh tiga orang awak: komandan, juru tembak, dan pengisi. Kanon 105 mm L52 rifled yang diusung pada Hitfact II distabilisasi pada dua sumbu dan didukung oleh sistem kendali penembakan modern yang didukung oleh beragam sensor, termasuk pendeteksi suhu, kelembapan, laser rangefinder, dan kemiringan kendaraan. Pada ujung laras bagian atas, ada cermin sebagai bagian dari muzzle reference system, untuk mereferensikan kelengkungan laras agar tembakan tetap akurat.
Kemampuan lontar munisinya setara dengan meriam 105 mm Royal Ordnance L7 yang mampu melontarkan beragam tipe amunisi NATO, dari yang berhulu ledak HE (High Explosive), sampai dengan APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot), yang merupakan munisi anti tank utama.
Daya tolak balik pada kanon 105mm dapat diredam pada Hitfact II dengan dua cara: penggunaan muzzle brake dengan multi slot (perhatikan cincin-cincin muzzle brake pada mulut laras), dan jarak recoil yang diperpanjang sehingga hentakan dapat dikurangi.
Komandan dan juru tembak masing-masing dilengkapi dengan kamera siang/malam/ termal yang distabilisasi dan dapat dioperasikan independen satu sama lain untuk mendukung fungsi hunter-killer. Komandan memiliki kemampuan untuk mengoperasikan (override) sistem penembakan dari tangan juru tembak dalam kondisi darurat.
Medium Tank Marder produk Rheimentall [def.pk]
Kans Rheinmetall untuk dapat memenangkan persaingan medium tank di TNI AD boleh dikata cukup besar, walaupun secara komitmen tentu saja pemerintah akan memilih siapapun yang cocok harga, cocok spesifikasi, dan cocok kandungan teknologi lokalnya.
Sejak awal, Rheinmetall sudah menjanjikan transfer teknologi berupa cetak biru Marder 1A3 bila memang TNI AD mengakuisisi ranpur tersebut dalam jumlah yang memadai. Beberapa Perwira dari Kavaleri TNI AD yang pernah Commando ajak diskusi pun menyambut Marder 1A3 Tank dengan tangan terbuka. Berdasar pengalaman mereka saat menerima Leopard 2A4, 2A4+, dan Marder sebelum dipindahkan ke Batalyon Infantri Mekanis.
Kemampuan Marder 1A3 pun masih dapat ditingkatkan lagi dengan pemasangan sistem proteksi seperti AMAP ke sekujur tubuhnya, sehingga dalam hal perlindungan terhadap serangan lawan, Marder Medium Tank plus AMAP berada setingkat di atas kandidat medium tank lainnya.
Author: Aryo Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.