Drone Alap alap PA4 BPPT [sapub]
Tim peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan sukses menerbangkan drone buatan mereka selama tujuh jam tanpa henti dalam uji coba pesawat udara nir-awak yang dinamakan Alap-alap PA4 itu di Pangandaran, Jawa Barat, Minggu.
Keterangan melalui layanan pesan telepon seluler yang dikirimkan Humas BPPT, Minggu, menyebutkan, selama terbang selama tujuh jam itu, drone Alap-alap menjelajah wilayah sejauh 623 km, menempuh jarak terjauh 100 km pada ketinggian 5.000 kaki.
Dalam misi tes ketahanan itu, Alap-alap PA 4 selesai melakukan misi pemetaan seluas 750 ha, sesuai dengan misi yang diembannya, yaitu pemetaan udara dan pengawasan dari udara.
Kepala program Drone BPPT Joko Purwono, seperti dikuti pesan itu, menyatakan, gimbal (rumah kamera) yang dibawa drone itu dapat memonitor visual dari udara secara daring.
Disebutkan, keunggulan drone Alap-alap PA4 adalah dapat melakukan pemetaan pada lokasi sejauh 50-80 km. Kemampuan pemetaan lebih dari 2.600 hektare perjam terbang dengan resolusi 13 cm/pixel.
Menurut Joko, drone Alap-alap PA4 sangat efisien dalam membantu pengawasan kawasan hutan, karena hutan seluas satu juta ha dapat dipetakan dalam 76 hari terbang.
Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan disebut perlu memiliki skuadron drone Alap-alap untuk membantu mengawasi kawasan hutan di Sumatera dan Kalimantan yang luasnya jutaan hektare. Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu W Pandoe menyatakan, pihaknya akan berupaya keras untuk mewujudkan agar drone hasil karya BPPT itu dapat dimanfaatkan oleh institusi pemerintah yang memerlukan, baik untuk keperluan militer maupun sipil.
Momentum Hari Kebangkitan Nasional dijadikan BPPT sebagai tonggak agar drone itu dapat dimanfaatkan untuk kedaulatan Tanah Air.
Tim peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan sukses menerbangkan drone buatan mereka selama tujuh jam tanpa henti dalam uji coba pesawat udara nir-awak yang dinamakan Alap-alap PA4 itu di Pangandaran, Jawa Barat, Minggu.
Keterangan melalui layanan pesan telepon seluler yang dikirimkan Humas BPPT, Minggu, menyebutkan, selama terbang selama tujuh jam itu, drone Alap-alap menjelajah wilayah sejauh 623 km, menempuh jarak terjauh 100 km pada ketinggian 5.000 kaki.
Dalam misi tes ketahanan itu, Alap-alap PA 4 selesai melakukan misi pemetaan seluas 750 ha, sesuai dengan misi yang diembannya, yaitu pemetaan udara dan pengawasan dari udara.
Kepala program Drone BPPT Joko Purwono, seperti dikuti pesan itu, menyatakan, gimbal (rumah kamera) yang dibawa drone itu dapat memonitor visual dari udara secara daring.
Disebutkan, keunggulan drone Alap-alap PA4 adalah dapat melakukan pemetaan pada lokasi sejauh 50-80 km. Kemampuan pemetaan lebih dari 2.600 hektare perjam terbang dengan resolusi 13 cm/pixel.
Menurut Joko, drone Alap-alap PA4 sangat efisien dalam membantu pengawasan kawasan hutan, karena hutan seluas satu juta ha dapat dipetakan dalam 76 hari terbang.
Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan disebut perlu memiliki skuadron drone Alap-alap untuk membantu mengawasi kawasan hutan di Sumatera dan Kalimantan yang luasnya jutaan hektare. Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu W Pandoe menyatakan, pihaknya akan berupaya keras untuk mewujudkan agar drone hasil karya BPPT itu dapat dimanfaatkan oleh institusi pemerintah yang memerlukan, baik untuk keperluan militer maupun sipil.
Momentum Hari Kebangkitan Nasional dijadikan BPPT sebagai tonggak agar drone itu dapat dimanfaatkan untuk kedaulatan Tanah Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.