Meski belum lulus tahap sertifikasiN219 [PT DI] ★
Pesawat jenis N219 besutan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah naik daun. Terbukti, banyak pihak yang memesan pesawat ini. Padahal, N219 belum lulus tahap sertifikasi kelayakan produksi.
Irzal Rinaldi, Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan berdasarkan data terakhir, saat ini, pesanan yang berpotensi untuk diproses kurang lebih 120 unit.
"Data terakhir kalau tidak salah Juni lalu sebanyak 100 unit dan baru-baru ini kami mendapat pesanan kembali dari Aviastar sebanyak 20 unit," ujarnya saat dihubungi Kontan. co. id.
Menurutnya, pesawat jenis N219 ini banyak di pesan oleh perusahaan maskapai untuk penerbangan ke daerah-daerah terpencil.
"Untuk daerah-daerah terpencil biasanya seperti daerah Kalimantan," ujarnya.
Ditanya soal potensi pendapatan yang bisa diperoleh perusahaan, Irzal enggan buka-bukaan hanya saja ia mengatakan harga per unit N219 sekitar US$5,8 juta - US$6 juta.
Sementara untuk pembuatannya, kata Irzal, akan dimulai pada awal tahun depan khususnya untuk pembuatan komponen-komponen yang tidak memerlukan sertifikasi.
"Sertifikasi layak produksi itu targetnya sekitar bulan April-Mei tahun depan, tapi awal tahun kita sudah bisa proses pembuatan untuk komponen-komponen yang tidak perlu sertifikasi," ujarnya.
Ke depannya, pembuatan unit pesawat akan dilakukan secara bertahap dimana untuk tahun pertama sebanyak 6 unit, kemudian tahun kedua 16 unit, dan akan stabil pada tahun ketiga sebanyak 36 unit.
Pesawat jenis N219 besutan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah naik daun. Terbukti, banyak pihak yang memesan pesawat ini. Padahal, N219 belum lulus tahap sertifikasi kelayakan produksi.
Irzal Rinaldi, Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengatakan berdasarkan data terakhir, saat ini, pesanan yang berpotensi untuk diproses kurang lebih 120 unit.
"Data terakhir kalau tidak salah Juni lalu sebanyak 100 unit dan baru-baru ini kami mendapat pesanan kembali dari Aviastar sebanyak 20 unit," ujarnya saat dihubungi Kontan. co. id.
Menurutnya, pesawat jenis N219 ini banyak di pesan oleh perusahaan maskapai untuk penerbangan ke daerah-daerah terpencil.
"Untuk daerah-daerah terpencil biasanya seperti daerah Kalimantan," ujarnya.
Ditanya soal potensi pendapatan yang bisa diperoleh perusahaan, Irzal enggan buka-bukaan hanya saja ia mengatakan harga per unit N219 sekitar US$5,8 juta - US$6 juta.
Sementara untuk pembuatannya, kata Irzal, akan dimulai pada awal tahun depan khususnya untuk pembuatan komponen-komponen yang tidak memerlukan sertifikasi.
"Sertifikasi layak produksi itu targetnya sekitar bulan April-Mei tahun depan, tapi awal tahun kita sudah bisa proses pembuatan untuk komponen-komponen yang tidak perlu sertifikasi," ujarnya.
Ke depannya, pembuatan unit pesawat akan dilakukan secara bertahap dimana untuk tahun pertama sebanyak 6 unit, kemudian tahun kedua 16 unit, dan akan stabil pada tahun ketiga sebanyak 36 unit.
♞ Kontan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.