Robohnya jembatan ini menyusul kerusakan jalan utama wilayah Kongo akibat guyuran hujan deras sekitar satu minggu.
Jakarta,
PelitaOnline - HUJAN deras yang mengguyur wilayah Kongo bagian timur
selama hampir satu minggu, menyebabkan beberapa ruas jalan utama di
wilayah Dungu-Faradje mengalami kerusakan. Selain jalan rusak, sebuah
jembatan di Km 102 yang berada di Desa Nangome, juga roboh karena tidak
dapat menampung debit air rawa yang sangat deras.
Jembatan
di Km 102 Desa Nangome wilayah Dungu merupakan salah satu jalur vital
dalam mendukung kelancaran tugas-tugas Monusco(Mission de I’Organisation
de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique
Democratique du Congo), termasuk kendaraan pengangkut logistik para
kontingen jajaran Monusco yang selalu melintasi jembatan tersebut
sebagai jalur distribusi.
Bahkan untuk kepentingan patroli kendaraan yang digunakan oleh Batalion Maroko atau Kontingen Maroko yang bertanggung jawab terhadap keamanan wilayah sering melintasi jembatan yang kondisinya sudah tidak layak.
Untuk mengatasi kerusakan tersebut, pihak Engineering Sections Monusco (ESM) menugaskan Satgas Zeni TNI Kontingen Garuda XX-I/Monusco atau Indonesian Engineering Company untuk segera memperbaikinya.
Menurut Staf ESM Wilayah Dungu Mr. Henry, ditunjuknya kembali Satgas Zeni TNI untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang perbaikan jalan maupun jembatan di wilayah Dungu-Faradje, karena kepercayaan terhadap kontingen Indonesia yang selama ini dapat mengerjakan setiap tugasnya dengan baik serta tepat waktu.
Setelah Dansatgas Zeni TNI Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho memerintahkan Pasiops Kapten Czi Rahardian Firnandi melaksanakan survei ke lokasi, disusunlah personel yang dipersiapkan untuk memperbaiki jembatan tersebut dengan pimpinan Wadansatgas Mayor Czi Ary Syahrial.
"Untuk memperbaiki jembatan tersebut, Satgas Zeni TNI mengerahkan 46 personelnya berikut peralatannya," kata Henry dalam rilisnya, Sabtu (2/6).
Peralatan-peralatan itu terdiri dari Zikon, Operator Alat Berat (Exavator, Grader dan Loader), bek air listrik, dapur dan Ambulan termasuk tim pengawalan, karena Batalion Maroko yang bertugas untuk mengawal jalannya pengerjaan jembatan tidak sanggup dengan berbagai macam alasan.
Akhirnya, waktu yang diberikan oleh Engineering Sections Monusco selama satu minggu untuk memperbaiki jembatan tersebut, mampu dimanfaatkan dan berhasil mengerjakannya dalam waktu empat hari dan seluruh tugas pengerjaan jembatan di Desa Nangome dapat terselesaikan lebih cepat dari waktu yang diberikan.(Mihardi | Moh. Ilyas)(PelitaOnline)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.