Jakarta ♼ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku pernah kecewa saat masih menjabat di TNI.
Sebab, pada tahun 1999 Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tidak menunjuknya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Padahal saat itu namanya diusulkan oleh Panglima TNI..
"Dengan pertimbangan tertentu dan masukan dari pihak-pihak tertentu, singkatnya Presiden tidak memilih saya jadi KSAD," tulis SBY dalam buku ''SBY Selalu Ada Pilihan' seperti dikutip Liputan6.com, Senin (20/1/2014).
"Saya dan keluarga sungguh sedih, karena sebagai perwira lulusan Akademi Militer tentulah menjadi pucuk pemimpin Angkatan Darat adalah sebuah dambaan dan cita-cita besar," lanjut dia.
Meski sedih karena tidak ditunjuk sebagai KSAD, SBY mengaku tidak pernah merasa marah dan memusuhi Gus Dur. Dia menganggap semua itu adalah takdir Tuhan. "Tidak pernah mengatakan Presiden saya bodoh dan salah," tulis SBY.
Setelah menjadi presiden, barulah SBY tahu bagaimana rasanya berposisi sebagai pemimpin. Meski demikian, dia mengaku tak pernah jemu menjalankan tugas dan pekerjaannya sebagai presiden.
"Tetapi, soal 'kehilangan banyak teman', tampaknya seperti benar adanya," tutup SBY dalam bagian 'Kemarahan "Calon" Yang Tidak Jadi' itu.(Eks/Sss)
Sebab, pada tahun 1999 Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tidak menunjuknya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Padahal saat itu namanya diusulkan oleh Panglima TNI..
"Dengan pertimbangan tertentu dan masukan dari pihak-pihak tertentu, singkatnya Presiden tidak memilih saya jadi KSAD," tulis SBY dalam buku ''SBY Selalu Ada Pilihan' seperti dikutip Liputan6.com, Senin (20/1/2014).
"Saya dan keluarga sungguh sedih, karena sebagai perwira lulusan Akademi Militer tentulah menjadi pucuk pemimpin Angkatan Darat adalah sebuah dambaan dan cita-cita besar," lanjut dia.
Meski sedih karena tidak ditunjuk sebagai KSAD, SBY mengaku tidak pernah merasa marah dan memusuhi Gus Dur. Dia menganggap semua itu adalah takdir Tuhan. "Tidak pernah mengatakan Presiden saya bodoh dan salah," tulis SBY.
Setelah menjadi presiden, barulah SBY tahu bagaimana rasanya berposisi sebagai pemimpin. Meski demikian, dia mengaku tak pernah jemu menjalankan tugas dan pekerjaannya sebagai presiden.
"Tetapi, soal 'kehilangan banyak teman', tampaknya seperti benar adanya," tutup SBY dalam bagian 'Kemarahan "Calon" Yang Tidak Jadi' itu.(Eks/Sss)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.