Setelah kondisi sudah relatif aman Dansatgas POM TNI memerintahkan kepada seluruh personelnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
Libanon ♼ PADA Kamis (23/1/2014) kemarin sirine tanda red alert status berbunyi, hal ini disebabkan oleh dentuman puluhan roket yang jaraknya kurang lebih 5 km dari Sector East Military Police Unit (SEMPU). Setelah mengkonfirmasi tentang perubahan alarm status tersebut, Komandan Satgas (Dansatgas) POM TNI Konga XXV-F/UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon) Letkol Cpm Andri Gunawan memerintahkan untuk menarik mundur seluruh personel yang tengah beroperasional di luar sekaligus menutup gerbang masuk dan keluar kendaraan.
Hampir 20 orang personel berada di luar untuk melaksanakan patroli area dan checkpoint di perbatasan seperti tertulis dalam rilis yang kami terima (23/1/2014).
Disaat menunggu perintah dari Komandan Sektor Timur Brigjen Francisco Jose Dacoba Cervino, Dansatgas melaksanakan pengecekan kemudian membagi personelnya masuk kedalam dua shelter. Shelter pertama dipimpin oleh Dansatgas dan shelter kedua dipimpin Wadansatgas Mayor Laut Pom Chandra Hermawan.
Tindakan masuk shelter adalah prosedur tetap bagi personel UN di dalam menghadapi konflik di wilayah Lebanon Selatan.
Kurang lebih 30 menit berada di dalam shelter kemudian diperoleh informasi dari Sektor Timur bahwa situasi sudah relatif aman. Dari informasi yang dikumpulkan, peluncuran roket tersebut berasal dari tembakan jenis roket Katyusha oleh kelompok tidak di kenal di wilayah Lebanon Selatan yang diarahkan ke wilayah Israel.
Hal tersebutlah yang menyebabkan pihak Israel yakni Israel Defence Force (IDF) membalas dengan 32 kali tembakan yang menghantam daerah perbatasan Arqub, wilayah utara Ebel El Saqi, Arab El Wazzani dan sekitaran El Khiam. Namun demikian dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan yang berarti.
Setelah kondisi sudah relatif aman Dansatgas POM TNI memerintahkan kepada seluruh personelnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Dansatgas juga menekankan untuk tetap melatihkan diri dengan latihan alert status maupun rencana kontijensi sesuai Standart Operational Prosedure (SOP) UNIFIL untuk menanggapi serangan roket kembali yang tidak dapat di prediksi.
Libanon ♼ PADA Kamis (23/1/2014) kemarin sirine tanda red alert status berbunyi, hal ini disebabkan oleh dentuman puluhan roket yang jaraknya kurang lebih 5 km dari Sector East Military Police Unit (SEMPU). Setelah mengkonfirmasi tentang perubahan alarm status tersebut, Komandan Satgas (Dansatgas) POM TNI Konga XXV-F/UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon) Letkol Cpm Andri Gunawan memerintahkan untuk menarik mundur seluruh personel yang tengah beroperasional di luar sekaligus menutup gerbang masuk dan keluar kendaraan.
Hampir 20 orang personel berada di luar untuk melaksanakan patroli area dan checkpoint di perbatasan seperti tertulis dalam rilis yang kami terima (23/1/2014).
Disaat menunggu perintah dari Komandan Sektor Timur Brigjen Francisco Jose Dacoba Cervino, Dansatgas melaksanakan pengecekan kemudian membagi personelnya masuk kedalam dua shelter. Shelter pertama dipimpin oleh Dansatgas dan shelter kedua dipimpin Wadansatgas Mayor Laut Pom Chandra Hermawan.
Tindakan masuk shelter adalah prosedur tetap bagi personel UN di dalam menghadapi konflik di wilayah Lebanon Selatan.
Kurang lebih 30 menit berada di dalam shelter kemudian diperoleh informasi dari Sektor Timur bahwa situasi sudah relatif aman. Dari informasi yang dikumpulkan, peluncuran roket tersebut berasal dari tembakan jenis roket Katyusha oleh kelompok tidak di kenal di wilayah Lebanon Selatan yang diarahkan ke wilayah Israel.
Hal tersebutlah yang menyebabkan pihak Israel yakni Israel Defence Force (IDF) membalas dengan 32 kali tembakan yang menghantam daerah perbatasan Arqub, wilayah utara Ebel El Saqi, Arab El Wazzani dan sekitaran El Khiam. Namun demikian dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan yang berarti.
Setelah kondisi sudah relatif aman Dansatgas POM TNI memerintahkan kepada seluruh personelnya untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Dansatgas juga menekankan untuk tetap melatihkan diri dengan latihan alert status maupun rencana kontijensi sesuai Standart Operational Prosedure (SOP) UNIFIL untuk menanggapi serangan roket kembali yang tidak dapat di prediksi.
♞ POL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.