JAKARTA • Satu unit pesawat Cassa milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan diturunkan membantu melakukan modifikasi cuaca di wilayah Jakarta. "Selasa (21/1) akan ada penambahan pesawat," kata Kepala UPT Hujan Buatan BPPT Heru Widodo di Jakarta, Sabtu (18/1).
Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengurangi potensi banjir di Jakarta akan dilakukan selama sekitar dua bulan, yakni mulai 14 Januari hingga 14 Maret 2014. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk TMC yang ditargetkan dapat mengurangi potensi banjir hingga 35 persen.
Saat ini TMC dilakukan oleh satu pesawat Hercules milik TNI dengan hanya sekali penerbangan dalam sehari menyemai garam. Bahan semai berupa garam sebanyak 42 ton juga telah tersedia. Garam (NaCH) digunakan untuk menahan awan agar tidak menjadi awan hujan.
"Penerbangan masih kurang karena pesawat kita cuma satu. Kita minta minimal tiga. Sekarang satu pesawat hanya satu-dua kali terbang jadi prosentasi dibandingkan jumlah awan masih belum memadai," katanya.
Diharapkan modifikasi cuaca bisa dilakukan sama seperti 2013 yang dapat terbang sebanyak lima-enam kali dalam sehari. Menurut Heru, selain karena kurangnya pesawat dan peralatan, juga bencana yang terjadi hampir disebagian besar wilayah Tanah Air mengakibatkan pesawat yang ada tidak bisa difokuskan seluruhnya untuk menangani banjir Jakarta.
Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengurangi potensi banjir di Jakarta akan dilakukan selama sekitar dua bulan, yakni mulai 14 Januari hingga 14 Maret 2014. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk TMC yang ditargetkan dapat mengurangi potensi banjir hingga 35 persen.
Saat ini TMC dilakukan oleh satu pesawat Hercules milik TNI dengan hanya sekali penerbangan dalam sehari menyemai garam. Bahan semai berupa garam sebanyak 42 ton juga telah tersedia. Garam (NaCH) digunakan untuk menahan awan agar tidak menjadi awan hujan.
"Penerbangan masih kurang karena pesawat kita cuma satu. Kita minta minimal tiga. Sekarang satu pesawat hanya satu-dua kali terbang jadi prosentasi dibandingkan jumlah awan masih belum memadai," katanya.
Diharapkan modifikasi cuaca bisa dilakukan sama seperti 2013 yang dapat terbang sebanyak lima-enam kali dalam sehari. Menurut Heru, selain karena kurangnya pesawat dan peralatan, juga bencana yang terjadi hampir disebagian besar wilayah Tanah Air mengakibatkan pesawat yang ada tidak bisa difokuskan seluruhnya untuk menangani banjir Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.