Tugas mulia saat ini tengah diemban lima personel Marinir yang sehari-harinya bertugas di Menbanpur 1, Karangpilang, Surabaya. Mereka adalah para juru masak terpercaya yang telah teruji kepiawaiannya dalam menyiapkan hidangan lezat untuk para pengungsi yang tersebar 35 titik penampungan.
Salah satu di antaranya adalah Serda RUM Dani Ariwibowo. Menurut putra asli Pasuruan ini, dalam sekali masak dirinya dengan dibantu oleh 4 kawannya harus menyiapkan tidak kurang dari 4.500 porsi bagi para pengungsi.
Ketika ditanya tentang personel dari instansi lain yang membantunya, Dani menyampaikan bahwa ia juga masih dibantu oleh personel dari PMI.
“Kawan-kawan dari PMI bekerja di dapur umum ini secara bergantian. Setiap hari ada 3 personel yang diperbantukan. Sementara kami bekerja secara full time. Tidak ada sistem pergantian giliran. Meskipun demikian, insya Allah, kami tetap kuat sebab ditunjang dengan fisik yang cukup terlatih,” lanjut penggemar nasi rawon ini.
Dani merasa bangga dengan tugas yang diembannya tersebut. Diakuinya, pekerjaan memasak tersebut sekalipun identik dengan kegiatan perempuan, tapi sangat mulia. Secara materi Dani tidak dapat memberikan materi secara berlebihan kepada para pengungsi. Tapi, dengan tenaga dan keahliannya ia bisa sedikit meringankan beban penderitaan mereka.
“Semoga sumbangsih kami dalam wujud tenaga ini dapat sedikit menghapus luka batin para pengungsi. Semoga menu sederhana yang kami sajikan tidak mengecewakan mereka,” kata bintara TNI AL tersebut.
Salah satu di antaranya adalah Serda RUM Dani Ariwibowo. Menurut putra asli Pasuruan ini, dalam sekali masak dirinya dengan dibantu oleh 4 kawannya harus menyiapkan tidak kurang dari 4.500 porsi bagi para pengungsi.
Ketika ditanya tentang personel dari instansi lain yang membantunya, Dani menyampaikan bahwa ia juga masih dibantu oleh personel dari PMI.
“Kawan-kawan dari PMI bekerja di dapur umum ini secara bergantian. Setiap hari ada 3 personel yang diperbantukan. Sementara kami bekerja secara full time. Tidak ada sistem pergantian giliran. Meskipun demikian, insya Allah, kami tetap kuat sebab ditunjang dengan fisik yang cukup terlatih,” lanjut penggemar nasi rawon ini.
Dani merasa bangga dengan tugas yang diembannya tersebut. Diakuinya, pekerjaan memasak tersebut sekalipun identik dengan kegiatan perempuan, tapi sangat mulia. Secara materi Dani tidak dapat memberikan materi secara berlebihan kepada para pengungsi. Tapi, dengan tenaga dan keahliannya ia bisa sedikit meringankan beban penderitaan mereka.
“Semoga sumbangsih kami dalam wujud tenaga ini dapat sedikit menghapus luka batin para pengungsi. Semoga menu sederhana yang kami sajikan tidak mengecewakan mereka,” kata bintara TNI AL tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.