Pemerintah Indonesia siap untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Timur Tengah. Kesiapan Indonesia itu menyusul wacana negara-negara Arab yang menginginkan PBB mengirim pasukan penjaga perdamaian.
Wacana itu muncul, setelah konflik pecah di Gaza dan Suriah. Di Gaza, konflik melibatkan Hamas dan Israel. Sedangkan di Suriah konflik antara pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad dengan oposisi yang berlangsung tiga tahun lalu belum juga reda.
Direktur Jendral Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia, Hassan Kleib, mengatakan Indonesia akan selalu siap mengirimkan pasukan yang masuk tim penjaga perdamaian PBB di Timur Tengah.
”Kalau sampai ada kesepakatan di Dewan Keamanan PBB, tentunya pengiriman pasukan perdamaian itu harus ada persetujuan dari negara terkait. Kalau itu sudah terjadi, Dewan Kemanan akan membentuk sebuah operasi pengiriman pasukan keamanan,” ujarnya.
“Indonesia tentu saja siap untuk mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan keamanan PBB, baik di Gaza ataupun Suriah,” lanjut Klieb di sela-sela penyeleggaraan Global Forum UNAOC di Bali, Sabtu (30/8/2014).
Namun, Dewan Kemanan PBB hingga kini belum ada rencana untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di Gaza dan Suriah. ”Wacana mengenai hal tersebut sudah mulai berkembang,” imbuh dia.
”Yang menggulirkan wacana tersebut adalah negara-negara Arab, Liga Arab dan juga Organisasi Kerjasama Islam (OKI),” sambung dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon memuji Indonesia, karena sudah banyak mengirim pasukan perdamaian. ”Saya sangat beruntung, sekitar 1.700 pasukan penjaga perdamaian berasal dari Indonesia. Itu adalah pekerjaan yang menantang nyawa,” kata Ki-moon.Ba Ki-moon Puji Indonesia Sekjen PBB, Ban Ki-moon (kiri) memuji SBY dan Indonesia dalam perannya di panggung dunia. | (Sindonews / Victor Maulana)
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyampaikan banyak pujian kepada Indonesia, dalam Global Forum United Nation Alliance of Civilization (UNAOC), di Nusa Dua, Bali, Jumat (29/8/2014).
Ki-moon secara khusus juga memuji sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan pensiun Oktober mendatang.
“Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena berhasil menyelenggarakan forum ini dalam keterlibatan aktifnya di PBB. Saya sangat beruntung,” puji Ki-moon saat menyampaikan pernyataaan bersama dengan .Presiden SBY dan Perwakilan Tinggi UNAOC, Nassir Abdullazziz al-Nasser.
Tak berselang lama, Ki-moon menyampaikan banyak pujian kepada pemerintah Indonesia. Salah satunya atas kontribusi yang diberikan oleh Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Menurutnya sudah banyak pasukan penjaga perdamaian PBB yang berasal dari militer Indonesia.
"Saya sangat beruntung hampir 1.700 pasukan penjaga perdamian PBB berasal dari Indonesia. Menjadi anggota pasukan perdamaian adalah pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa,” ucap Ki-moon.
Selain itu, Ki-moon juga memuji Indonesia sebagai salah satu negara yang selalu berada di garis depan untuk memajukan pembangunan yang berkesinambungan. Ki-moon menganggap Indonesia di era pemerintahan SBY sangat memperhatikan masalah iklim dan lingkungan hidup.
Tidak luput, dia juga mengapresiasi persatuan dan perdamaian di Indonesia. ”Persatuan dan kesatuan adalah semboyan Indonesia. Meskipun memiliki banyak penduduk dan memiliki banyak suku, Indonesia tetap menjadi satu negara yang utuh,” imbuh Ki-moon.(mas)
Wacana itu muncul, setelah konflik pecah di Gaza dan Suriah. Di Gaza, konflik melibatkan Hamas dan Israel. Sedangkan di Suriah konflik antara pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad dengan oposisi yang berlangsung tiga tahun lalu belum juga reda.
Direktur Jendral Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia, Hassan Kleib, mengatakan Indonesia akan selalu siap mengirimkan pasukan yang masuk tim penjaga perdamaian PBB di Timur Tengah.
”Kalau sampai ada kesepakatan di Dewan Keamanan PBB, tentunya pengiriman pasukan perdamaian itu harus ada persetujuan dari negara terkait. Kalau itu sudah terjadi, Dewan Kemanan akan membentuk sebuah operasi pengiriman pasukan keamanan,” ujarnya.
“Indonesia tentu saja siap untuk mengirim pasukan sebagai bagian dari pasukan keamanan PBB, baik di Gaza ataupun Suriah,” lanjut Klieb di sela-sela penyeleggaraan Global Forum UNAOC di Bali, Sabtu (30/8/2014).
Namun, Dewan Kemanan PBB hingga kini belum ada rencana untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di Gaza dan Suriah. ”Wacana mengenai hal tersebut sudah mulai berkembang,” imbuh dia.
”Yang menggulirkan wacana tersebut adalah negara-negara Arab, Liga Arab dan juga Organisasi Kerjasama Islam (OKI),” sambung dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon memuji Indonesia, karena sudah banyak mengirim pasukan perdamaian. ”Saya sangat beruntung, sekitar 1.700 pasukan penjaga perdamaian berasal dari Indonesia. Itu adalah pekerjaan yang menantang nyawa,” kata Ki-moon.Ba Ki-moon Puji Indonesia Sekjen PBB, Ban Ki-moon (kiri) memuji SBY dan Indonesia dalam perannya di panggung dunia. | (Sindonews / Victor Maulana)
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyampaikan banyak pujian kepada Indonesia, dalam Global Forum United Nation Alliance of Civilization (UNAOC), di Nusa Dua, Bali, Jumat (29/8/2014).
Ki-moon secara khusus juga memuji sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan pensiun Oktober mendatang.
“Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena berhasil menyelenggarakan forum ini dalam keterlibatan aktifnya di PBB. Saya sangat beruntung,” puji Ki-moon saat menyampaikan pernyataaan bersama dengan .Presiden SBY dan Perwakilan Tinggi UNAOC, Nassir Abdullazziz al-Nasser.
Tak berselang lama, Ki-moon menyampaikan banyak pujian kepada pemerintah Indonesia. Salah satunya atas kontribusi yang diberikan oleh Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Menurutnya sudah banyak pasukan penjaga perdamaian PBB yang berasal dari militer Indonesia.
"Saya sangat beruntung hampir 1.700 pasukan penjaga perdamian PBB berasal dari Indonesia. Menjadi anggota pasukan perdamaian adalah pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa,” ucap Ki-moon.
Selain itu, Ki-moon juga memuji Indonesia sebagai salah satu negara yang selalu berada di garis depan untuk memajukan pembangunan yang berkesinambungan. Ki-moon menganggap Indonesia di era pemerintahan SBY sangat memperhatikan masalah iklim dan lingkungan hidup.
Tidak luput, dia juga mengapresiasi persatuan dan perdamaian di Indonesia. ”Persatuan dan kesatuan adalah semboyan Indonesia. Meskipun memiliki banyak penduduk dan memiliki banyak suku, Indonesia tetap menjadi satu negara yang utuh,” imbuh Ki-moon.(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.