Helikopter TNI AL bermanuver dalam uji ketangkasan memeriahkan Gelar Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AL periode 2004-2014 di Dermaga Madura, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Rabu (12/3/2014). Acara yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut merupakan gelar alutsista baru hasil pengadaan pada program pembangunan kekuatan matra laut periode rencana strategis (Renstra) 2005-2009 dan 2010-2014 sebagai kesiapan dalam menjaga keutuhan NKRI. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berharap anggaran untuk TNI dalam struktur Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015 sebesar Rp 95 triliun tak dikurangi.
"RAPBN yang sudah dialokasikan untuk jajaran TNI Rp 95 triliun. Peningkatannya cukup baik dari semula Rp 92 triliun. Mudah-mudahan nanti tak ada pengurangan," kata Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/9/2014).
Moeldoko menambahkan, anggaran sebesar itu dapat memenuhi kebutuhan pertahanan negara. Terlebih, kebutuhan terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alusista) sangat membutuhkan anggaran besar.
"Kami sektor pertahanan kelihatannya besar, tapi kalau sudah untuk kebutuhan alutsista sangat kecil," katanya.
Dikatakan Moeldoko, pihaknya akan tetap berpedomanan pada minimum essential force. Mereka akan fokus pada pengembangan alutsista, pembangunan pangkalan, dan peningkatan sumber daya manusia.
"Masih ada tersisa kesejahteraan prajurit. Saya mengusulkan remunerasi 37 persen. Saya dan prajurit akan tersenyum kalau sampai 60 persen," katanya.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko berharap anggaran untuk TNI dalam struktur Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2015 sebesar Rp 95 triliun tak dikurangi.
"RAPBN yang sudah dialokasikan untuk jajaran TNI Rp 95 triliun. Peningkatannya cukup baik dari semula Rp 92 triliun. Mudah-mudahan nanti tak ada pengurangan," kata Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/9/2014).
Moeldoko menambahkan, anggaran sebesar itu dapat memenuhi kebutuhan pertahanan negara. Terlebih, kebutuhan terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alusista) sangat membutuhkan anggaran besar.
"Kami sektor pertahanan kelihatannya besar, tapi kalau sudah untuk kebutuhan alutsista sangat kecil," katanya.
Dikatakan Moeldoko, pihaknya akan tetap berpedomanan pada minimum essential force. Mereka akan fokus pada pengembangan alutsista, pembangunan pangkalan, dan peningkatan sumber daya manusia.
"Masih ada tersisa kesejahteraan prajurit. Saya mengusulkan remunerasi 37 persen. Saya dan prajurit akan tersenyum kalau sampai 60 persen," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.