Pasukan pengawas gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan (UNDOF) berkumpul dekat pintu perbatasan Quneitra yang memisahkan sisi Israel dan Suriah di dataran tinggi yang strategis ini.
Angkatan Bersenjata Filipina, Senin (1/9/2014), meminta agar komandan pasukan PBB di Dataran Tinggi Golan (UNDOF) diperiksa karena meminta pasukan Filipina menyerah kepada pemberontak Suriah yang mengepung dan menyerang kamp mereka.
Jenderal Gregorio Pio Catapang mengatakan, dia meminta agar ke-40 pasukan penjaga perdamaian asal Filipina tidak meletakkan senjata dan menolak perintah komandan UNDOF.
"Saya katakan kepada mereka untuk tidak mengikuti perintah karena itu (perintah menyerah) melanggar peraturan bahwa kami tidak akan pernah meletakkan senjata. Selain itu tak ada jaminan mereka akan aman setelah menyerah," ujar Jenderal Catapang.
"Posisi kami adalah, tidak akan membiarkan prajurit kami menjadi pion korban untuk menyelamatkan tentara Fiji. Mereka harus mencari jalan lain untuk menyelamatkan prajurit Fiji," tambah Catapang.
Pasukan Filipina itu bahkan melakukan aksi penyelamatan yang berani dari kepungan pemberontak Suriah pada akhir pekan lalu, sekaligus mengakhiri ketegangan selama beberapa hari.
Lebih jauh, Catapang menambahkan, investigasi akan memberi kesempatan bagi komandan UNDOF untuk menjelaskan perintahnya untuk menyerah. Sementara militer Filipina juga akan menjelaskan mengapa meminta para prajuritnya untuk menentang perintah.
Catapang bahkan meminta para perwira Filipina yang menduduki posisi kunci dalam misi UNDOF untuk mengundurkan diri karena adanya perbedaan pandangan tentang cara menangani krisis di Golan.
Pemerintah Filipina sudah menegaskan tidak akan mengirim kontingen baru untuk bergabung dengan UNDOF di saat masa tugas pasukan Filipina saat ini habis pada Oktober mendatang.
Penentangan ini menjadi pukulan baru bagi pasukan UNDOF setelah kini sering terancam dengan meningkatkan kekerasan di zona penyangga yang memisahkan Israel dan Suriah. Beberapa negara bahkan sudah menarik pasukannya setelah serangan pemberontak Suriah terus meningkat.
Sementara itu, 45 anggota pasukan Fiji yang menyerah pada pemberontah Suriah kini masih ditahan kelompok bersenjata yang berafiliasi kepada Al-Qaeda. Komandan pasukan UNDOF, yang mengawasi gencatan senjata di Golah, kini tengah mencoba melakukan pembicaraan dengan pemberontak Suriah untuk membebaskan para prajurit Fiji itu.
Angkatan Bersenjata Filipina, Senin (1/9/2014), meminta agar komandan pasukan PBB di Dataran Tinggi Golan (UNDOF) diperiksa karena meminta pasukan Filipina menyerah kepada pemberontak Suriah yang mengepung dan menyerang kamp mereka.
Jenderal Gregorio Pio Catapang mengatakan, dia meminta agar ke-40 pasukan penjaga perdamaian asal Filipina tidak meletakkan senjata dan menolak perintah komandan UNDOF.
"Saya katakan kepada mereka untuk tidak mengikuti perintah karena itu (perintah menyerah) melanggar peraturan bahwa kami tidak akan pernah meletakkan senjata. Selain itu tak ada jaminan mereka akan aman setelah menyerah," ujar Jenderal Catapang.
"Posisi kami adalah, tidak akan membiarkan prajurit kami menjadi pion korban untuk menyelamatkan tentara Fiji. Mereka harus mencari jalan lain untuk menyelamatkan prajurit Fiji," tambah Catapang.
Pasukan Filipina itu bahkan melakukan aksi penyelamatan yang berani dari kepungan pemberontak Suriah pada akhir pekan lalu, sekaligus mengakhiri ketegangan selama beberapa hari.
Lebih jauh, Catapang menambahkan, investigasi akan memberi kesempatan bagi komandan UNDOF untuk menjelaskan perintahnya untuk menyerah. Sementara militer Filipina juga akan menjelaskan mengapa meminta para prajuritnya untuk menentang perintah.
Catapang bahkan meminta para perwira Filipina yang menduduki posisi kunci dalam misi UNDOF untuk mengundurkan diri karena adanya perbedaan pandangan tentang cara menangani krisis di Golan.
Pemerintah Filipina sudah menegaskan tidak akan mengirim kontingen baru untuk bergabung dengan UNDOF di saat masa tugas pasukan Filipina saat ini habis pada Oktober mendatang.
Penentangan ini menjadi pukulan baru bagi pasukan UNDOF setelah kini sering terancam dengan meningkatkan kekerasan di zona penyangga yang memisahkan Israel dan Suriah. Beberapa negara bahkan sudah menarik pasukannya setelah serangan pemberontak Suriah terus meningkat.
Sementara itu, 45 anggota pasukan Fiji yang menyerah pada pemberontah Suriah kini masih ditahan kelompok bersenjata yang berafiliasi kepada Al-Qaeda. Komandan pasukan UNDOF, yang mengawasi gencatan senjata di Golah, kini tengah mencoba melakukan pembicaraan dengan pemberontak Suriah untuk membebaskan para prajurit Fiji itu.
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.