Kapal selam Kelas Soryu
Seperti yang yang telah dilaporkan sebelumnya, saat ini muncul kemungkinan kuat Angkatan Laut Australia untuk membeli 12 unit kapal selam Kelas Soryu dari Jepang. Selain akan memperkuat hubungan pertahanan antara Australia dan Jepang, dan menjadikan kemampuan Angkatan Laut Australia lebih mematikan, penjualan ini juga menjadi langkah besar bagi Jepang untuk bersaing di pasar kapal selam diesel listrik dunia.
Kita tahu Jerman, Prancis, dan Rusia sudah sejak lama mendominasi pasar kapal selam diesel listrik dunia. Kapal selam Tipe 209 Jerman telah digunakan lebih dari 12 angkatan laut di dunia, dengan total sekitar 60 kapal selam yang aktif. Desain Tipe 209 memang dari tahun 1960-an, namun di dekade ini Jerman juga sudah membuat dan menggunakan varian terbarunya. Tipe 214 yang masih dianggap penerus dari Tipe 209 direncanakan akan diekspor Jerman ke Yunani dan Korea Selatan. Prancis juga sudah mengekspor kapal selam Kelas Scorpene ke Malaysia, Brazil, dan India. Sedangkan Rusia terus mengekspor kapal selam kelas Kilo dan Improved Kilo ke beberapa negara. Untuk ekspor saat ini, mungkin hanya kapal selam ini yang akan Rusia ekspor hingga masalah kapal selam Kelas Lada sudah bisa diatasi.
Kapal selam Jepang Kelas Soryu dinilai akan cukup mampu bersaing dengan kapal-kapal selam dari Jerman, Prancis, dan Rusia. Dengan bobot benaman 4.200 ton (menyelam), kapal selam kelas Soryu jauh lebih besar dari Tipe 214, Scorpene, atau Improved Kilo, dan tentu dapat membawa lebih banyak muatan senjata. Ukurannya ini juga membuat Soryu akan 'silent' dan memiliki jangkauan yang lebih jauh dibandingkan kapal selam diesel listrik yang tersedia di pasar ekspor dunia saat ini. Perkiraan harga kapal selam Kelas Soryu saat ini adalah sekitar USD 500 juta (belum termasuk biaya pemeliharaan), tidak jauh lebih mahal daripada kapal selam lain. Australia sendiri menilai harga yang ditawarkan Jepang ini jauh lebih menguntungkan daripada mereka harus membangun sendiri. Perkiraan biaya Australia untuk membangun 12 kapal selam adalah sekitar USD 37 miliar. Sedangkan Soryu yang seharga USD 500 juta ditambah biaya pemeliharaan (mungkin akan setara harga kapal) baru mencapai USD 1 miliar untuk satu kapal.
Amerika Serikat dalam puluhan tahun belakangan tidak lagi ikut dalam pasar kapal selam diesel listrik dunia, hal ini karena mereka memang tidak lagi memproduksi kapal selam diesel listrik. China juga sudah mampu memproduksi kapal selamnya sendiri, namun mereka belum mulai mengekspor hasil karyanya ini, tapi dengan semakin baiknya kemampuan China dalam membangun kapal selam, bukan tidak mungkin juga dalam waktu dekat mereka juga akan bersaing di pasar kapal selam diesel listrik.
Pergeseran industri pertahanan Jepang untuk ekspor, yang semula hanya untuk tujuan dalam negeri, pasti akan menciptakan beberapa kendala. Salah satunya soal usia pakai. Secara historis, Angkatan Laut Jepang hanya mengoperasikan kapal selam untuk usia pakai sekitar 20 tahun. Sedangkan pelanggan-pelanggan ekspor mengharapkan kapal selam yang berumur lebih panjang dan industri pertahanan Jepang tentu harus menyesuaikan keinginan pelanggan ini. Berbeda dengan Jerman, Prancis dan Rusia, Jepang tidak memiliki banyak pengalaman dalam mengelola kebutuhan pemeliharaan jangka panjang sistem canggih untuk asing. Tapi mengingat industri Jepang memiliki reputasi yang baik, seharusnya hal ini tidak akan menjadi masalah, mereka akan mampu memenuhi keinginan pelanggan.
Jerman, Prancis dan Rusia bisa jadi khawatir dengan posisi mereka saat ini dengan masuknya Jepang ke pasar kapal selam dunia. Satu contoh, negara-negara di Amerika Latin banyak yang menggunakan kapal selam Tipe 209, dan dalam waktu dekat banyak yang akan pensiun. Bukan tidak mungkin mereka akan melirik Jepang untuk menggantikan kapal-kapal selam tersebut. Selain itu, Soryu juga bisa menjadi alternatif Kelas Kilo bagi Vietnam yang dibeli dari Rusia. Juga, bisa jadi Soryu akan dibeli oleh negara-negara yang bermasalah dengan China. Selain akan meningkatkan prospek industri pertahanan Jepang, juga akan memperkuat aliansi Jepang dengan negara-negara yang bermasalah dengan China.
Jika Jepang memang mampu menjadikan harga Soryu kompetitif, terlebih lagi dengan kemampuan yang lebih baik dan layanan purna jual yang lebih baik dari Jerman, Prancis atau Rusia, Jepang bisa jadi mendominasi pasar kapal selam dunia. Sekaligus Jepang dapat menjadikan Pasifik menjadi lebih berbahaya bagi Angkatan Laut China apabila Soryu dibeli oleh negara-negara yang bermasalah dengan China. Double keuntungan yang diperoleh Jepang.[diplomat]
Seperti yang yang telah dilaporkan sebelumnya, saat ini muncul kemungkinan kuat Angkatan Laut Australia untuk membeli 12 unit kapal selam Kelas Soryu dari Jepang. Selain akan memperkuat hubungan pertahanan antara Australia dan Jepang, dan menjadikan kemampuan Angkatan Laut Australia lebih mematikan, penjualan ini juga menjadi langkah besar bagi Jepang untuk bersaing di pasar kapal selam diesel listrik dunia.
Kita tahu Jerman, Prancis, dan Rusia sudah sejak lama mendominasi pasar kapal selam diesel listrik dunia. Kapal selam Tipe 209 Jerman telah digunakan lebih dari 12 angkatan laut di dunia, dengan total sekitar 60 kapal selam yang aktif. Desain Tipe 209 memang dari tahun 1960-an, namun di dekade ini Jerman juga sudah membuat dan menggunakan varian terbarunya. Tipe 214 yang masih dianggap penerus dari Tipe 209 direncanakan akan diekspor Jerman ke Yunani dan Korea Selatan. Prancis juga sudah mengekspor kapal selam Kelas Scorpene ke Malaysia, Brazil, dan India. Sedangkan Rusia terus mengekspor kapal selam kelas Kilo dan Improved Kilo ke beberapa negara. Untuk ekspor saat ini, mungkin hanya kapal selam ini yang akan Rusia ekspor hingga masalah kapal selam Kelas Lada sudah bisa diatasi.
Kapal selam Jepang Kelas Soryu dinilai akan cukup mampu bersaing dengan kapal-kapal selam dari Jerman, Prancis, dan Rusia. Dengan bobot benaman 4.200 ton (menyelam), kapal selam kelas Soryu jauh lebih besar dari Tipe 214, Scorpene, atau Improved Kilo, dan tentu dapat membawa lebih banyak muatan senjata. Ukurannya ini juga membuat Soryu akan 'silent' dan memiliki jangkauan yang lebih jauh dibandingkan kapal selam diesel listrik yang tersedia di pasar ekspor dunia saat ini. Perkiraan harga kapal selam Kelas Soryu saat ini adalah sekitar USD 500 juta (belum termasuk biaya pemeliharaan), tidak jauh lebih mahal daripada kapal selam lain. Australia sendiri menilai harga yang ditawarkan Jepang ini jauh lebih menguntungkan daripada mereka harus membangun sendiri. Perkiraan biaya Australia untuk membangun 12 kapal selam adalah sekitar USD 37 miliar. Sedangkan Soryu yang seharga USD 500 juta ditambah biaya pemeliharaan (mungkin akan setara harga kapal) baru mencapai USD 1 miliar untuk satu kapal.
Amerika Serikat dalam puluhan tahun belakangan tidak lagi ikut dalam pasar kapal selam diesel listrik dunia, hal ini karena mereka memang tidak lagi memproduksi kapal selam diesel listrik. China juga sudah mampu memproduksi kapal selamnya sendiri, namun mereka belum mulai mengekspor hasil karyanya ini, tapi dengan semakin baiknya kemampuan China dalam membangun kapal selam, bukan tidak mungkin juga dalam waktu dekat mereka juga akan bersaing di pasar kapal selam diesel listrik.
Pergeseran industri pertahanan Jepang untuk ekspor, yang semula hanya untuk tujuan dalam negeri, pasti akan menciptakan beberapa kendala. Salah satunya soal usia pakai. Secara historis, Angkatan Laut Jepang hanya mengoperasikan kapal selam untuk usia pakai sekitar 20 tahun. Sedangkan pelanggan-pelanggan ekspor mengharapkan kapal selam yang berumur lebih panjang dan industri pertahanan Jepang tentu harus menyesuaikan keinginan pelanggan ini. Berbeda dengan Jerman, Prancis dan Rusia, Jepang tidak memiliki banyak pengalaman dalam mengelola kebutuhan pemeliharaan jangka panjang sistem canggih untuk asing. Tapi mengingat industri Jepang memiliki reputasi yang baik, seharusnya hal ini tidak akan menjadi masalah, mereka akan mampu memenuhi keinginan pelanggan.
Jerman, Prancis dan Rusia bisa jadi khawatir dengan posisi mereka saat ini dengan masuknya Jepang ke pasar kapal selam dunia. Satu contoh, negara-negara di Amerika Latin banyak yang menggunakan kapal selam Tipe 209, dan dalam waktu dekat banyak yang akan pensiun. Bukan tidak mungkin mereka akan melirik Jepang untuk menggantikan kapal-kapal selam tersebut. Selain itu, Soryu juga bisa menjadi alternatif Kelas Kilo bagi Vietnam yang dibeli dari Rusia. Juga, bisa jadi Soryu akan dibeli oleh negara-negara yang bermasalah dengan China. Selain akan meningkatkan prospek industri pertahanan Jepang, juga akan memperkuat aliansi Jepang dengan negara-negara yang bermasalah dengan China.
Jika Jepang memang mampu menjadikan harga Soryu kompetitif, terlebih lagi dengan kemampuan yang lebih baik dan layanan purna jual yang lebih baik dari Jerman, Prancis atau Rusia, Jepang bisa jadi mendominasi pasar kapal selam dunia. Sekaligus Jepang dapat menjadikan Pasifik menjadi lebih berbahaya bagi Angkatan Laut China apabila Soryu dibeli oleh negara-negara yang bermasalah dengan China. Double keuntungan yang diperoleh Jepang.[diplomat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.