Armada angkatan laut Australia (Reuters) ☆
Australia akan menganggarkan A$ 89 miliar atau lebih dari Rp 886 triliun untuk pembelian kapal perang dan kapal selam sebagai bagian dari program modernisasi angkatan laut dalam 20 tahun ke depan.
Diberitakan Reuters, Selasa (4/8), untuk kapal perang Australia menganggarkan A$ 20 miliar dalam proyek Fregat Masa Depan SEA5000 dan Kapal Patroli Lepas Pantai SEA1180. Pembuatan kapal ini akan dilakukan di dalam negeri.
Sementara untuk kapal selam, ada tarik ulur antara perusahaan asing dan dalam negeri untuk pembuatannya. Anggaran yang digelontorkan Australia untuk kapal selam mata-mata sekitar A$50 miliar.
Beberapa perusahaan asing telah ikut serta dalam tender tersebut, di antaranya adalah ThyssenKrupp (TKMS) dari Jerman, DCNS dari Perancis, Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries dari Jepang.
TKMS menawarkan keuntungan politik dan ekonomi untuk pembelian kapal selam yang mereka kembangkan. Sementara pemerintah Jepang tengah berunding dengan Babcock International Group dan BAE Systems di Inggris untuk memenuhi keinginan Australia agar produksi juga melibatkan perusahaan dalam negeri.
Sementara itu kritikan datang dari negara bagian di selatan Australia dan serikat dagang yang khawatir mereka tidak dapat jatah produksi senjata karena diborong perusahaan asing.
Australia Selatan, pusat produksi sektor kelautan dan otomotif, merupakan daerah dengan tingkat pengangguran terbesar di negara itu.
Serikat Pekerja Manufaktur Australia, AMWU, akan menagih janji Perdana Menteri Tony Abbott sebelum pemilu pada September 2013 yang mengatakan kapal selam akan diproduksi di dalam negeri.
"Janji adalah janji, kami akan menagih janji kapal selam sampai pemilu berikutnya," kata asisten sekretaris nasional AMWU, Glenn Thompson.
Abbott dalam pengumumannya di Adelaide juga mengatakan akan meningkatkan hubungan keamanan dengan Jepang. Pernyataan ini, mencerminkan keinginan Amerika Serikat agar dua sekutu besar mereka--Jepang dan Australia--mengambil porsi keamanan lebih besar di Asia untuk menandingi militer China yang terus berkembang. (stu)
Australia akan menganggarkan A$ 89 miliar atau lebih dari Rp 886 triliun untuk pembelian kapal perang dan kapal selam sebagai bagian dari program modernisasi angkatan laut dalam 20 tahun ke depan.
Diberitakan Reuters, Selasa (4/8), untuk kapal perang Australia menganggarkan A$ 20 miliar dalam proyek Fregat Masa Depan SEA5000 dan Kapal Patroli Lepas Pantai SEA1180. Pembuatan kapal ini akan dilakukan di dalam negeri.
Sementara untuk kapal selam, ada tarik ulur antara perusahaan asing dan dalam negeri untuk pembuatannya. Anggaran yang digelontorkan Australia untuk kapal selam mata-mata sekitar A$50 miliar.
Beberapa perusahaan asing telah ikut serta dalam tender tersebut, di antaranya adalah ThyssenKrupp (TKMS) dari Jerman, DCNS dari Perancis, Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries dari Jepang.
TKMS menawarkan keuntungan politik dan ekonomi untuk pembelian kapal selam yang mereka kembangkan. Sementara pemerintah Jepang tengah berunding dengan Babcock International Group dan BAE Systems di Inggris untuk memenuhi keinginan Australia agar produksi juga melibatkan perusahaan dalam negeri.
Sementara itu kritikan datang dari negara bagian di selatan Australia dan serikat dagang yang khawatir mereka tidak dapat jatah produksi senjata karena diborong perusahaan asing.
Australia Selatan, pusat produksi sektor kelautan dan otomotif, merupakan daerah dengan tingkat pengangguran terbesar di negara itu.
Serikat Pekerja Manufaktur Australia, AMWU, akan menagih janji Perdana Menteri Tony Abbott sebelum pemilu pada September 2013 yang mengatakan kapal selam akan diproduksi di dalam negeri.
"Janji adalah janji, kami akan menagih janji kapal selam sampai pemilu berikutnya," kata asisten sekretaris nasional AMWU, Glenn Thompson.
Abbott dalam pengumumannya di Adelaide juga mengatakan akan meningkatkan hubungan keamanan dengan Jepang. Pernyataan ini, mencerminkan keinginan Amerika Serikat agar dua sekutu besar mereka--Jepang dan Australia--mengambil porsi keamanan lebih besar di Asia untuk menandingi militer China yang terus berkembang. (stu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.