Nasib PT Alam Indomesin Utama Truk MLRS dan angkut personel 6×6 buatan PT. Alam Indomesin Utama ☆
PT. Alam Indomesin Utama adalah sebuah perusahan swasta yang berperan dalam industri pertahanan nasional Indonesia. Sebut saja PT. AIU.
Perusahaan ini ikut andil dalam retrofit BTR-50, pembuatan rantis Garda 4×4, truk pembawa Oerlikon Skyshield, dan yang paling ultimate adalah membuat platform peluncur roket buatan anak bangsa. Tak ayal, PT. AIU menjadi mitra strategis bagi TNI, meskipun tidak semua program yang dijalankan menuai kesuksesan.
Proyek Garda misalnya, berhenti pada tahap prototipe karena konsorsium pembuatnya bubar (proyek Garda dikerjakan bersama-sama oleh beberapa perusahaan dalam negeri, salah satunya adalah Pindad).
Alhasil, pada 2012 Pindad meluncurkan rantis Komodo 4×4 yang bentuknya tidak jauh beda dari Garda 4×4, akan tetapi belum memiliki RCWS buatan PT. AIU seperti yang digunakan rantis Garda. Rantis Garda 4×4. Desainnya mempengaruhi Komodo buatan Pindad. ☆
PT. AIU juga membuat platform pembawa meriam Oerlikon Skyshield yang berbasis truk Hino 6×4 (6 ban, 4 diantaranya berpenggerak). Pada waktu itu AIU belum memiliki inisiatif membuat truk sendiri.
Akhirnya pada tahun 2014, PT. AIU membuat platform peluncur roket (MLRS) R-Han sendiri, meskipun mesin masih memakai mesin Mercedes-Benz dan desain truknya mirip Mercedes-Benz Zetros.
Truk inilah yang sempat muncul pada Indo Defence 2014 lalu. PT. AIU juga membuat versi pengangkut personelnya. Akan tetapi, truk ini tidak jadi masuk kedalam arsenal utama TNI karena untuk selanjutnya pengadaan rantis truk akan disuplai oleh Pindad, Hino, atau Isuzu. Jadi pembuatan kedua truk tersebut cuma sekadar untuk menutup hutang dana yang diperlukan untuk membuat truk MLRS yang pertama.
Kita lihat saja apakah Pindad dapat membuat MLRS yang lebih keren, atau malah akan dibuat Hino & Isuzu, yang tentunya akan mengurangi nilai nasionalis pada truk peluncur roket (MLRS) tersebut.
Lalu ada kabar bahwa PT. AIU mendapat transfer teknologi strategis dari Norinco China. Sumber beritanya adalah dari kantor berita asing milik China Kanwa Defense. Banyak yang percaya transfer teknologi sudah berjalan, akan tetapi sebenarnya kerjasama dengan Norinco dibatalkan, seperti yang diungkapkan di laman FB PT. AIU, karena mereka akhirnya enggan memberikan TOT. Penyebab utamanya tidak diketahui. Petinggi Norinco berkunjung ke pabrik PT. AIU ☆
Ini mirip wacana TOT rudal anti kapal C705 yang sempat dikoar-koarkan. Padahal, rudal sendiri adalah alutsista strategis dan tidak akan diberikan secara murahan kepada negara lain (kecuali jika dulu kita bersekutu dengan Uni Soviet yang murah hati memberikan TOT kepada negara yang friendly terhadapnya).
Dari beberapa media berita Indonesia di internet, ternyata China ingin imbalan lebih dari hasil TOT rudal C705. Misalnya penambahan biaya TOT atau pemberian tambang/ladang minyak & gas alam disuatu tempat di Indonesia. Hal inilah yang menimbulkan negosiasi menjadi alot dan ada kemungkinan TOT rudal ini gagal.
Akan tetapi, PT. AIU masih mengantongi beberapa kontrak yang harus diselesaikan dengan TNI. Antara lain adalah pembuatan RCWS nasional. Rencananya Februari 2015 sudah disertifikasi, namun entah kenapa proses sertifikasi diundur menjadi akhir tahun 2015.
Inilah Indonesia, proyek diundur terus atau hanya sekadar prototipe. Mari berdoa agar RCWS ini mau digunakan TNI.
By : AutoVeron
PT. Alam Indomesin Utama adalah sebuah perusahan swasta yang berperan dalam industri pertahanan nasional Indonesia. Sebut saja PT. AIU.
Perusahaan ini ikut andil dalam retrofit BTR-50, pembuatan rantis Garda 4×4, truk pembawa Oerlikon Skyshield, dan yang paling ultimate adalah membuat platform peluncur roket buatan anak bangsa. Tak ayal, PT. AIU menjadi mitra strategis bagi TNI, meskipun tidak semua program yang dijalankan menuai kesuksesan.
Proyek Garda misalnya, berhenti pada tahap prototipe karena konsorsium pembuatnya bubar (proyek Garda dikerjakan bersama-sama oleh beberapa perusahaan dalam negeri, salah satunya adalah Pindad).
Alhasil, pada 2012 Pindad meluncurkan rantis Komodo 4×4 yang bentuknya tidak jauh beda dari Garda 4×4, akan tetapi belum memiliki RCWS buatan PT. AIU seperti yang digunakan rantis Garda. Rantis Garda 4×4. Desainnya mempengaruhi Komodo buatan Pindad. ☆
PT. AIU juga membuat platform pembawa meriam Oerlikon Skyshield yang berbasis truk Hino 6×4 (6 ban, 4 diantaranya berpenggerak). Pada waktu itu AIU belum memiliki inisiatif membuat truk sendiri.
Akhirnya pada tahun 2014, PT. AIU membuat platform peluncur roket (MLRS) R-Han sendiri, meskipun mesin masih memakai mesin Mercedes-Benz dan desain truknya mirip Mercedes-Benz Zetros.
Truk inilah yang sempat muncul pada Indo Defence 2014 lalu. PT. AIU juga membuat versi pengangkut personelnya. Akan tetapi, truk ini tidak jadi masuk kedalam arsenal utama TNI karena untuk selanjutnya pengadaan rantis truk akan disuplai oleh Pindad, Hino, atau Isuzu. Jadi pembuatan kedua truk tersebut cuma sekadar untuk menutup hutang dana yang diperlukan untuk membuat truk MLRS yang pertama.
Kita lihat saja apakah Pindad dapat membuat MLRS yang lebih keren, atau malah akan dibuat Hino & Isuzu, yang tentunya akan mengurangi nilai nasionalis pada truk peluncur roket (MLRS) tersebut.
Lalu ada kabar bahwa PT. AIU mendapat transfer teknologi strategis dari Norinco China. Sumber beritanya adalah dari kantor berita asing milik China Kanwa Defense. Banyak yang percaya transfer teknologi sudah berjalan, akan tetapi sebenarnya kerjasama dengan Norinco dibatalkan, seperti yang diungkapkan di laman FB PT. AIU, karena mereka akhirnya enggan memberikan TOT. Penyebab utamanya tidak diketahui. Petinggi Norinco berkunjung ke pabrik PT. AIU ☆
Ini mirip wacana TOT rudal anti kapal C705 yang sempat dikoar-koarkan. Padahal, rudal sendiri adalah alutsista strategis dan tidak akan diberikan secara murahan kepada negara lain (kecuali jika dulu kita bersekutu dengan Uni Soviet yang murah hati memberikan TOT kepada negara yang friendly terhadapnya).
Dari beberapa media berita Indonesia di internet, ternyata China ingin imbalan lebih dari hasil TOT rudal C705. Misalnya penambahan biaya TOT atau pemberian tambang/ladang minyak & gas alam disuatu tempat di Indonesia. Hal inilah yang menimbulkan negosiasi menjadi alot dan ada kemungkinan TOT rudal ini gagal.
RCWS versi III buatan PT. AIU. Yang akan disertifikasi adalah versi IV. |
By : AutoVeron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.