Jepang akan masuk ke dalam pembicaraan dengan Filipina terkait peminjaman pesawat militer yang mampu berpatroli di Laut Cina Selatan, dengan diskusi direncanakan akan dimulai paling cepat April. Angkatan Laut Bela Diri Jepang akan meminjamkan hingga lima pesawat TC-90 King Air dari armada 18 yang mereka punya.
Pesawat, yang tidak dilengkapi dengan radar dan peralatan lainnya seperti, saat ini digunakan untuk tujuan pelatihan di pangkalan udara MSDF Tokushima di selatan Jepang. Pesawat memiliki jarak terbang diperkirakan 700-800 km, lebih dari dua kali dari pesawat yang digunakan oleh angkatan laut Filipina.
Seperti dilaporkan Nikkei Senin 29 Februari 2016, pesawat-pesawat Jepang dapat digunakan untuk memantau di Kepulauan Spratly, gugusan pulau di Laut Cina Selatan yang diklaim oleh Manila dan Beijing. MSDF juga sedang mempertimbangkan mengirim personel untuk melatih angkatan laut Filipina untuk perawatan yang tepat pada pesawat.
Kesepakatan otorisasi transfer peralatan militer dan teknologi ditandatangani Senin 29 Februari oleh Kazuhide Ishikawa, Duta Besar Jepang untuk Filipina, dan Voltaire Gazmin, Menteri Pertahanan Manila yang membuka jalan bagi pembicaraan tentang penyewaan pesawat tersebut.
Kesepakatan ditandatangani di Manila adalah perjanjian yang pertama antara Jepang dan anggota ASEAN. Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani berencana untuk mengunjungi Filipina akhir April untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
Pesawat, yang tidak dilengkapi dengan radar dan peralatan lainnya seperti, saat ini digunakan untuk tujuan pelatihan di pangkalan udara MSDF Tokushima di selatan Jepang. Pesawat memiliki jarak terbang diperkirakan 700-800 km, lebih dari dua kali dari pesawat yang digunakan oleh angkatan laut Filipina.
Seperti dilaporkan Nikkei Senin 29 Februari 2016, pesawat-pesawat Jepang dapat digunakan untuk memantau di Kepulauan Spratly, gugusan pulau di Laut Cina Selatan yang diklaim oleh Manila dan Beijing. MSDF juga sedang mempertimbangkan mengirim personel untuk melatih angkatan laut Filipina untuk perawatan yang tepat pada pesawat.
Kesepakatan otorisasi transfer peralatan militer dan teknologi ditandatangani Senin 29 Februari oleh Kazuhide Ishikawa, Duta Besar Jepang untuk Filipina, dan Voltaire Gazmin, Menteri Pertahanan Manila yang membuka jalan bagi pembicaraan tentang penyewaan pesawat tersebut.
Kesepakatan ditandatangani di Manila adalah perjanjian yang pertama antara Jepang dan anggota ASEAN. Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani berencana untuk mengunjungi Filipina akhir April untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.