Untuk Hadapi Berbagai Ancaman Ujicoba Qimek RCWS pada APC Anoa, rencananya RCWS ini akan diproduksi bersama PINDAD dengan Rheinmetall [eko.051] ☆
Rombongan Komisi I DPR yang dipimpin Mahfudz Siddiq melakukan rapat dengar pendapat dan kunjungan kerja ke TNI AD di Markas Kopassus di Jakarta Timur. Komisi I mendukung langkah TNI untuk melakukan modernisasi terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Rombongan Komisi I DPR melakukan rapat dengar pendapat dengan TNI AD di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2016). Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono hadir di lokasi. Kunjungan itu masih dalam satu rangkaian kerja anggota DPR ke Mabes TNI AL dan Mabes TNI AU.
"Kita bicara mengenai potret alutsista TNI saat ini. Kenapa begitu, karena 2010-2014, TNI bersama Menhan telah menyelesaikan pelaksanaan rensra modernisasi alutsista TNI tahap 1. Dan semestinya sejak 2015 Kemhan dan TNI sudah mulai masuk melaksanakan rensra modernisasi alutsista TNI tahap 2, yaitu periode 2015-2019. Potret ini dalam rangka juga kami mengevaluasi seperti apa ketepatan efektivitas rensra tersebut," ujar Mahfudz dalam jumpa pers di lokasi.
Mahfudz mengatakan, Komisi I DPR bersama KSAD membahas rencana kebutuhan prajurit TNI AD sebagaimana dalam penyusunan rencana kebutuhan alutsista untuk rencana strategis periode 2015-2019.
"Insya Allah tanggal 17 Maret nanti kami akan lakukan kunjungan yang sama ke Mabes TNI. Lalu bersama panglima TNI dan 3 kepala staf angkatan, kami akan bicarakan bagaimana postur kekuatan TNI secara terpadu. baik yang ada saat ini, maupun yang akan kami targetkan ke depan pada tahun 2019. Baru setelah itu kami akan duduk bersama Menhan," tuturnya.
Mahfudz mengatakan pembahasan bersama Kementerian Pertahanan untuk proses finalisasi rencana anggaran. Pihaknya mendukung rencana modernisasi alutsista TNI ini sesuai keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami akan bicara secara paralel dengan Menkeu dan juga Menteri Perencanaan Pembangunan untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan modernisasi alutsista TNI pada renstra tahap 2 ini bisa dipenuhi oleh negara. Kami menyambut baik apa yang disampaikan oleh presiden Jokowi di hadapan panglima dan kepala staff angkatan bahwa akan meningkatkan alokasi anggaran untuk TNI," tuturnya.
Menurutnya dukungan anggaran dari sumber APBN tidak akan cukup untuk TNI. "Tetapi kami juga ingin pastikan, bahwa dukungan anggaran dari sumber APBN atau rupiah murni itu tidak akan memadai kebutuhan TNI, kita masih membutuhkan sumber lain yaitu pindahan luar negeri dan pinjaman dalam negeri khususnya untuk modernisasi alutsista, nah ini yang nanti akan kami pastikan," tuturnya.
Mahfudz mengatakan, pembahasan alusista TNI fokus terhadap modernisasi. Sebab ke depan perang yang akan dihadapi negara merupakan perang modern.
"Dalam pembahasan kami dengan KSAD bahwa kami menyadari diakui juga oleh ketiga kepala staf angkatan, bahwa fokus TNI ini baru memodernisasi alutsista dalam rangka mendukung pelaksanaan fungsi TNI, operasi militer perang. Dan itu pun juga masih dalam upaya mencapai target minimumnya. Sementara tantangan ancaman yang ada hari ini dan ke depan dan itu juga sedang dihadapi oleh banyak negara bahwa tantangan yang dihadapi negara bukan lagi perang tradisional tapi perang modern," pungkasnya. (slh/slh)
Rombongan Komisi I DPR yang dipimpin Mahfudz Siddiq melakukan rapat dengar pendapat dan kunjungan kerja ke TNI AD di Markas Kopassus di Jakarta Timur. Komisi I mendukung langkah TNI untuk melakukan modernisasi terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Rombongan Komisi I DPR melakukan rapat dengar pendapat dengan TNI AD di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2016). Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono hadir di lokasi. Kunjungan itu masih dalam satu rangkaian kerja anggota DPR ke Mabes TNI AL dan Mabes TNI AU.
"Kita bicara mengenai potret alutsista TNI saat ini. Kenapa begitu, karena 2010-2014, TNI bersama Menhan telah menyelesaikan pelaksanaan rensra modernisasi alutsista TNI tahap 1. Dan semestinya sejak 2015 Kemhan dan TNI sudah mulai masuk melaksanakan rensra modernisasi alutsista TNI tahap 2, yaitu periode 2015-2019. Potret ini dalam rangka juga kami mengevaluasi seperti apa ketepatan efektivitas rensra tersebut," ujar Mahfudz dalam jumpa pers di lokasi.
Mahfudz mengatakan, Komisi I DPR bersama KSAD membahas rencana kebutuhan prajurit TNI AD sebagaimana dalam penyusunan rencana kebutuhan alutsista untuk rencana strategis periode 2015-2019.
"Insya Allah tanggal 17 Maret nanti kami akan lakukan kunjungan yang sama ke Mabes TNI. Lalu bersama panglima TNI dan 3 kepala staf angkatan, kami akan bicarakan bagaimana postur kekuatan TNI secara terpadu. baik yang ada saat ini, maupun yang akan kami targetkan ke depan pada tahun 2019. Baru setelah itu kami akan duduk bersama Menhan," tuturnya.
Mahfudz mengatakan pembahasan bersama Kementerian Pertahanan untuk proses finalisasi rencana anggaran. Pihaknya mendukung rencana modernisasi alutsista TNI ini sesuai keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami akan bicara secara paralel dengan Menkeu dan juga Menteri Perencanaan Pembangunan untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan modernisasi alutsista TNI pada renstra tahap 2 ini bisa dipenuhi oleh negara. Kami menyambut baik apa yang disampaikan oleh presiden Jokowi di hadapan panglima dan kepala staff angkatan bahwa akan meningkatkan alokasi anggaran untuk TNI," tuturnya.
Menurutnya dukungan anggaran dari sumber APBN tidak akan cukup untuk TNI. "Tetapi kami juga ingin pastikan, bahwa dukungan anggaran dari sumber APBN atau rupiah murni itu tidak akan memadai kebutuhan TNI, kita masih membutuhkan sumber lain yaitu pindahan luar negeri dan pinjaman dalam negeri khususnya untuk modernisasi alutsista, nah ini yang nanti akan kami pastikan," tuturnya.
Mahfudz mengatakan, pembahasan alusista TNI fokus terhadap modernisasi. Sebab ke depan perang yang akan dihadapi negara merupakan perang modern.
"Dalam pembahasan kami dengan KSAD bahwa kami menyadari diakui juga oleh ketiga kepala staf angkatan, bahwa fokus TNI ini baru memodernisasi alutsista dalam rangka mendukung pelaksanaan fungsi TNI, operasi militer perang. Dan itu pun juga masih dalam upaya mencapai target minimumnya. Sementara tantangan ancaman yang ada hari ini dan ke depan dan itu juga sedang dihadapi oleh banyak negara bahwa tantangan yang dihadapi negara bukan lagi perang tradisional tapi perang modern," pungkasnya. (slh/slh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.