TNI AU Siagakan T50 dan Super Tucano Sukhoi TNI AU [pr1v4t33r] ★
TNI AU ke depan akan mengoptimalkan pegoperasian pesawat tempur T50 Golden Eagel dan pesawat tempur taktis Super Tucano untuk menindak pelanggaran batas teritorial Indonesia di Kepulauan Natuna oleh kapal asing.
Dua jenis pesawat milik TNI AU ini dinilai lebih murah biaya operasionalnya dibandingkan dengan pesawat tempur F16 atau Shukoi.
Apalagi kapal pelintas batas tersebut biasanya kapal nelayan yang jalannya pelan, sehingga dinilai lebih bagus menggunakan pesawat tempur taktis.
"Kita lihat Sukhoi itu kan jam perasionalnya terlalu mahal, jadi sekarang kita melihat kelengkapan T50 Golden Eagle dan pesawat tempur taktis Super Tucano. Nah itu lebih baik untuk menindak kapal-kapal asing yang melanggar batas teritorial kita di Natuna," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna disela latihan tempur Jalak Sakti di lingkungan Komando Operasi TNI AU (Koopsau) I di Air Weapons Range (AWR) Buding, Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur (Beltim), Selasa (31/5).
Namun, Agus Supriatna menegaskan ia tetap akan menyiagakan penempur beratnya seperti Shukoi, F16 serta Hawk 100/200 di Natuna.
Apalagi beberapa hari lalu terjadi lagi pelanggaran batas wilayah RI oleh kapal-kapal nelayan Tiongkok yang dikawal kapal Coast Guard dari negaranya.
"Mulai awal tahun depan saya secara kontinyu menyiagakan Sukhoi, F16, Hawk 100/200 dan sebagainya. Untuk sekarang ini kita kan masih menyiagakan pesawat-pesawat tempur masih secara bergantian," kata Agus Supriatna.
Pesawat tempur T50 Golden Aagle merupakan pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea yang dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin.
Sementara itu EMB-314 (Super Tucano) merupakan sebuah pesawat latih bermesin turboprop sayap rendah (low wing) berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat serang antigerilya buatan Embraer Defense System, Brasil. (ted)
TNI AU ke depan akan mengoptimalkan pegoperasian pesawat tempur T50 Golden Eagel dan pesawat tempur taktis Super Tucano untuk menindak pelanggaran batas teritorial Indonesia di Kepulauan Natuna oleh kapal asing.
Dua jenis pesawat milik TNI AU ini dinilai lebih murah biaya operasionalnya dibandingkan dengan pesawat tempur F16 atau Shukoi.
Apalagi kapal pelintas batas tersebut biasanya kapal nelayan yang jalannya pelan, sehingga dinilai lebih bagus menggunakan pesawat tempur taktis.
"Kita lihat Sukhoi itu kan jam perasionalnya terlalu mahal, jadi sekarang kita melihat kelengkapan T50 Golden Eagle dan pesawat tempur taktis Super Tucano. Nah itu lebih baik untuk menindak kapal-kapal asing yang melanggar batas teritorial kita di Natuna," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna disela latihan tempur Jalak Sakti di lingkungan Komando Operasi TNI AU (Koopsau) I di Air Weapons Range (AWR) Buding, Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur (Beltim), Selasa (31/5).
Namun, Agus Supriatna menegaskan ia tetap akan menyiagakan penempur beratnya seperti Shukoi, F16 serta Hawk 100/200 di Natuna.
Apalagi beberapa hari lalu terjadi lagi pelanggaran batas wilayah RI oleh kapal-kapal nelayan Tiongkok yang dikawal kapal Coast Guard dari negaranya.
"Mulai awal tahun depan saya secara kontinyu menyiagakan Sukhoi, F16, Hawk 100/200 dan sebagainya. Untuk sekarang ini kita kan masih menyiagakan pesawat-pesawat tempur masih secara bergantian," kata Agus Supriatna.
Pesawat tempur T50 Golden Aagle merupakan pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea yang dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin.
Sementara itu EMB-314 (Super Tucano) merupakan sebuah pesawat latih bermesin turboprop sayap rendah (low wing) berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat serang antigerilya buatan Embraer Defense System, Brasil. (ted)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.