Senilai Rp 159 TriliunQatar sepakat memborong 36 pesawat jet tempur AS senilai lebih dari Rp 159 triliun pada Rabu (14/6/2017). [REUTERS/Hamad I Mohammed]
Qatar menandatangani kesepakatan pembelian 36 pesawat jet tempur F-15 dari Amerika Serikat (AS) senilai USD12 miliar atau lebih dari Rp 159 triliun. Kesepakatan untuk memborong puluhan jet tempur Washington ini terjadi di tengah ketegangan antara Qatar dengan Arab Saudi dan koalisinya.
Menteri Pertahanan Qatar Khalid Al-Attiyah dan Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis menyelesaikan kesepakatan itu pada hari Rabu di Washington. Pentagon telah mengonfirmasi penandatanganan kesepakatan tersebut.
“Penjualan tersebut akan memberi Qatar kemampuan canggih dan meningkatkan kerjasama keamanan dan interoperabilitas antara Amerika Serikat dan Qatar,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (15/6/2017).
Kongres AS pada tahun lalu menyetujui penjualan 72 unit pesawat jet tempur F-15 kepada Qatar dalam sebuah kesepakatan senilai USD 21 miliar. Persetujuan Kongres itu sekaligus menjadi dukungan untuk kesepakatan yang diselesaikan pada hari Rabu.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan beberapa negara koalisi Arab telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar setelah Doha dituduh mendukung dan mendanai kelompok teroris. Namun, Qatar telah membantah tuduhan itu.
Pemutusan hubungan diplomatik oleh Saudi dan koalisinya itu diikuti dengan isolasi terhadap Qata di bidang perdagangan dan transportasi.
Penjualan puluhan pesawat jet tempur F-15 ini menyoroti posisi kompleks yang dimiliki pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemerintah Trump dipaksa untuk menyeimbangkan fokusnya dalam memerangi terorisme dan mengatasi persaingan regional di antara sekutu Washington. Saudi dan Qatar adalah dua negara yang sama-sama menjadi sekutu AS.
Qatar menjadi tuan rumah bagi pasukan AS di pangkalan udara al-Udeid yang digunakan untuk menyerang ISIS di Irak dan Suriah.
”Ini membingungkan, dan hal terburuk yang ingin Anda lakukan dalam situasi yang panas dan rumit seperti ini adalah dengan memberikan pesan yang beragam,” kata Paul Sullivan, seorang spesialis Timur Tengah di Universitas Georgetown di Washington, merespons pengumuman Pentagon.
Kementerian Pertahanan Qatar mengatakan kesepakatan tersebut akan menciptakan 60.000 pekerjaan di 42 negara bagian AS sambil mengurangi beban pasukan Washington.
Bukti Dukungan Washington
Amerika Serikat (AS) telah sepakat menjual 36 unit pesawat jet tempur F-15 senilai USD12 miliar atau lebih dari Rp 159 triliun kepada Qatar. Doha mengklaim penjualan puluhan jet tempur ini sebagai bukti dukungan kuat dari Washington.
Qatar sedang terlibat “perang diplomatik” dengan para tetangga Arab-nya, seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir. Negara-negara koalisi Arab itu telah memutuskan hubungan diplomatik atas tuduhan bahwa Doha mendukung dan mendanai kelompok teroris.
Klaim dukungan AS kepada negara kecil di Arab ini disampaikan seorang pejabat pemerintah Qatar, hari Kamis. Pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu mengabaikan tuduhan Presiden Donald Trump yang berulang kali menyebut Doha mendukung terorisme.
Qatar menghadapi boikot ekonomi dan diplomatik yang parah oleh Arab Saudi dan koalisi Arab-nya.sekutunya yang memutusan hubungan diplomatik dengan Doha.
Pada hari Rabu lalu, Menteri Pertahanan AS James Mattis menandatangani kesepakatan penjualan 36 pesawat jet tempur F-15 dengan Menteri Pertahanan Qatar Khalid al-Attiyah. Duta Besar Qatar untuk AS Meshal Hamad al-Thani telah mem-posting foto penandatanganan kesepakatan itu di Twitter.
”Ini tentu saja bukti bahwa institusi AS ada bersama kami tapi kami tidak pernah meragukannya,” kata pejabat pemerintah Qatar di Doha. ”Militer kita seperti saudara. Dukungan AS untuk Qatar berakar kuat dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan politik,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/6/2017).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam sebuah tur di Teluk yang berusaha membantu mengakhiri krisis Teluk, membela kesepakatan penjualan pesawat AS kepada Qatar.
”Sama seperti negara lain, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, wajar bagi Qatar untuk membeli pesawat terbang atau suku cadang yang diperlukan untuk pertahanannya sendiri,” kata Cavusoglu di Kuwait, yang dilansir Anadolu.
Turki sendiri memilih bersahabat dengan Qatar dan telah mengirim pasokan makanan sejak sanksi diberlakukan negara-negara Arab. Kuwait juga memimpin upaya untuk menengahi perselisihan antara Qatar dengan negara-negara Koalisi Arab tersebut. (mas)
♖ Sindonews
Qatar menandatangani kesepakatan pembelian 36 pesawat jet tempur F-15 dari Amerika Serikat (AS) senilai USD12 miliar atau lebih dari Rp 159 triliun. Kesepakatan untuk memborong puluhan jet tempur Washington ini terjadi di tengah ketegangan antara Qatar dengan Arab Saudi dan koalisinya.
Menteri Pertahanan Qatar Khalid Al-Attiyah dan Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis menyelesaikan kesepakatan itu pada hari Rabu di Washington. Pentagon telah mengonfirmasi penandatanganan kesepakatan tersebut.
“Penjualan tersebut akan memberi Qatar kemampuan canggih dan meningkatkan kerjasama keamanan dan interoperabilitas antara Amerika Serikat dan Qatar,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (15/6/2017).
Kongres AS pada tahun lalu menyetujui penjualan 72 unit pesawat jet tempur F-15 kepada Qatar dalam sebuah kesepakatan senilai USD 21 miliar. Persetujuan Kongres itu sekaligus menjadi dukungan untuk kesepakatan yang diselesaikan pada hari Rabu.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan beberapa negara koalisi Arab telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar setelah Doha dituduh mendukung dan mendanai kelompok teroris. Namun, Qatar telah membantah tuduhan itu.
Pemutusan hubungan diplomatik oleh Saudi dan koalisinya itu diikuti dengan isolasi terhadap Qata di bidang perdagangan dan transportasi.
Penjualan puluhan pesawat jet tempur F-15 ini menyoroti posisi kompleks yang dimiliki pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemerintah Trump dipaksa untuk menyeimbangkan fokusnya dalam memerangi terorisme dan mengatasi persaingan regional di antara sekutu Washington. Saudi dan Qatar adalah dua negara yang sama-sama menjadi sekutu AS.
Qatar menjadi tuan rumah bagi pasukan AS di pangkalan udara al-Udeid yang digunakan untuk menyerang ISIS di Irak dan Suriah.
”Ini membingungkan, dan hal terburuk yang ingin Anda lakukan dalam situasi yang panas dan rumit seperti ini adalah dengan memberikan pesan yang beragam,” kata Paul Sullivan, seorang spesialis Timur Tengah di Universitas Georgetown di Washington, merespons pengumuman Pentagon.
Kementerian Pertahanan Qatar mengatakan kesepakatan tersebut akan menciptakan 60.000 pekerjaan di 42 negara bagian AS sambil mengurangi beban pasukan Washington.
Bukti Dukungan Washington
Amerika Serikat (AS) telah sepakat menjual 36 unit pesawat jet tempur F-15 senilai USD12 miliar atau lebih dari Rp 159 triliun kepada Qatar. Doha mengklaim penjualan puluhan jet tempur ini sebagai bukti dukungan kuat dari Washington.
Qatar sedang terlibat “perang diplomatik” dengan para tetangga Arab-nya, seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir. Negara-negara koalisi Arab itu telah memutuskan hubungan diplomatik atas tuduhan bahwa Doha mendukung dan mendanai kelompok teroris.
Klaim dukungan AS kepada negara kecil di Arab ini disampaikan seorang pejabat pemerintah Qatar, hari Kamis. Pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu mengabaikan tuduhan Presiden Donald Trump yang berulang kali menyebut Doha mendukung terorisme.
Qatar menghadapi boikot ekonomi dan diplomatik yang parah oleh Arab Saudi dan koalisi Arab-nya.sekutunya yang memutusan hubungan diplomatik dengan Doha.
Pada hari Rabu lalu, Menteri Pertahanan AS James Mattis menandatangani kesepakatan penjualan 36 pesawat jet tempur F-15 dengan Menteri Pertahanan Qatar Khalid al-Attiyah. Duta Besar Qatar untuk AS Meshal Hamad al-Thani telah mem-posting foto penandatanganan kesepakatan itu di Twitter.
”Ini tentu saja bukti bahwa institusi AS ada bersama kami tapi kami tidak pernah meragukannya,” kata pejabat pemerintah Qatar di Doha. ”Militer kita seperti saudara. Dukungan AS untuk Qatar berakar kuat dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan politik,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Jumat (16/6/2017).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam sebuah tur di Teluk yang berusaha membantu mengakhiri krisis Teluk, membela kesepakatan penjualan pesawat AS kepada Qatar.
”Sama seperti negara lain, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, wajar bagi Qatar untuk membeli pesawat terbang atau suku cadang yang diperlukan untuk pertahanannya sendiri,” kata Cavusoglu di Kuwait, yang dilansir Anadolu.
Turki sendiri memilih bersahabat dengan Qatar dan telah mengirim pasokan makanan sejak sanksi diberlakukan negara-negara Arab. Kuwait juga memimpin upaya untuk menengahi perselisihan antara Qatar dengan negara-negara Koalisi Arab tersebut. (mas)
♖ Sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.