Kecelakaan tersebut memakan ratusan korban jiwa.
Tim penyelamat melaukan evakuasi di reruntuhan Pesawat temput TNI AU Hawk di Kampar, Riau.[FOTO: AFP]
Kecelakaan pesawat atau helikopter milik TNI dan Polri hampir setiap tahun terjadi di Tanah Air. Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, tercatat telah 17 kecelakaan menimpa pesawat dan helikopter TNI-Polri. Sebanyak 13 di antaranya bahkan merenggut korban jiwa, baik sipil maupun militer.
Pada 2005, empat kecelakaan pesawat terjadi. Di antaranya yakni kecelakaan Casa 212-200 milik Polri, yang jatuh sekitar 300 meter arah barat Bandar Udara Sarmi, Jayapura. Sebanyak 15 orang tewas di tempat, sedangkan tiga lainnya luka berat.
Kecelakaan tragis juga menimpa pesawat angkut ringan TNI AU Casa 212 milik skuadron 4 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang, Jawa Timur, pada Juni 2008. Pesawat tersebut jatuh di kaki Gunung Salak Bogor dan menewaskan 18 orang penumpangnya.
Pada 6 April 2009, Fokker 27 TS milik TNU AU juga menabrak hanggar PT Dirgantara Indonesia di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Kejadian tersebut memakan 24 korban jiwa. Di mana 18 di antaranya adalah siswa pasukan khusus TNI AU.
Satu bulan kemudian, Pesawat Hercules C 130 milik TNI AU terbakar di Magetan, Jawa Timur. 98 orang tewas dalam kejadian tersebut.
Sementara 21 Juni 2012, Pesawat Fokker 27 milik TNI AU juga terjatuh di Kompleks Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sebanyak 10 jiwa tewas mengenaskan. Di mana tujuh korban di antaranya kru pesawat, dan tiga lainnnya warga sipil.
Kini, 16 Oktober 2012, kasus serupa kembali terjadi. Pesawat tempur Hawk 200 yang diterbangkan oleh Letnan Dua (Letda) Reza Yori Prasetyo milik TNI AU, jatuh di Pekanbaru, Riau, pukul 09.47 WIB pagi tadi, di dekat permukiman warga. Namun Letda Reza berhasil keluar dari pesawat dengan kursi pelontar.
Saat terjadi kecelakaan, pesawat Hawk 200 itu sedang melakukan latihan terbang dalam rangka acara Latihan Perang Angkasa Yudha yang dilakukan TNI AU. Acara tersebut akan diadakan di Tanjungpandan, Provinsi Bangka-Belitung.
Alhamdulilaj pilot nya selamat. dan kepada bapak presiden dan bapak menteri menteri MPR DPR ganti saja pesawat hawk dengan sukhoi 35
BalasHapus