Banten – Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono,
S.E., secara resmi menutup latihan Penanggulangan Teror (Gultor) ke-7
tahun 2012 di Pulau Sangiang, Propinsi Banten, Rabu (17/10/2012).
Pelaksanaan latihan Gultor TNI telah dilaksanakan di tiga tempat
berbeda, yaitu Gladi Posko di Cijantung, Latihan Pendahuluan di Pulau
Dayung dan Penyergapan sasaran di Pulau Sangiang Banten serta kembali ke
daerah penyelaman di Grup I Kopassus, Serang Banten.
Latihan Gultor TNI berlangsung dari tanggal 11 – 17 Oktober 2012,
dengan melibatkan pelaku latihan sebanyak 131 personel TNI, terdiri dari
Den Gultor Kopassus 61 orang, Den Jaka Marinir 35 orang, dan Den Bravo
Paskhas 35 orang serta para pendukung sebanyak 249 orang.
Panglima TNI dalam amanatnya menyampaikan bahwa, keberhasilan
penyelenggaraan Latihan Satuan Gultor TNI, tidak terlepas dari
keseriusan para parajurit, yang dilandasi oleh semangat, disiplin,
kesungguhan dan motivasi berlatih untuk meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas, serta profesionalisme sesuai dengan tuntutan tugas.
Hal ini harus terus dipelihara bahkan ditingkatkan, mengingat aksi
terorisme telah menjadi keprihatinan bagi masyarakat di Indonesia maupun
masyarakat di dunia Internasional sehingga dikategorikan sebagai salah
satu kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity).
“Terorisme terus menjadi ancaman serius bukan hanya terhadap
perdamaian dan keamanan Internasional, namun juga berdampak kepada
perkembangan sosial dan ekonomi dalam negeri maupun negara lain di
berbagai kawasan”, kata Panglima TNI.
Lebih lanjut dikatakan, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kerja
sama Internasional dalam rangka pencegahan dan penanggulangan aksi
terorisme, baik dalam kerangka multilateral PBB maupun regional, serta
bilateral, khususnya dalam bentuk peningkatan kapasitas, penegakan
hukum, perbaikan legislasi ataupun kerangka hukum, pertukaran informasi
dan berbagi pengalaman, pengiriman pakar, pemberian advis kepakaran,
kerjasama teknis lainnya, serta publikasi strategi Indonesia dalam
penanggulangan terorisme di seluruh kawasan dunia.
Disamping itu, pemerintah juga melakukan langkah pencegahan dan
penanggulangan aksi terorisme melalui pendekatan “soft power” dan upaya
pembinaan deradikalisasi, termasuk melalui upaya kerjasama dalam
mengatasi permasalahan mendasar terhadap penyebab terjadinya aksi
terorisme (underlying causes of terrorisme).
Pada kesempatan tersebut Laksamana TNI Agus Suhartono juga memberikan
penekanan sebagai berikut : Pertama, cermati perkembangan dan fenomena
aksi terorisme dengan segala modus operandi yang digunakan, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri serta kemungkinan keterkaitan
diantaranya. Kedua, evaluasi segala hambatan dan kendala selama latihan,
baik yang terkait dengan personel, alat-peralatan maupun piranti lunak
yang ada. Adakan terobosan yang inovatif dan kreatif dalam pemenuhan
kebutuhan operasional dihadapkan kepada keterbatasan anggaran.
Selanjutnya susun organisasi dan standardisasi alkapsus Satuan Gultor
TNI guna optimalisasi dan efektivitas komunikasi, komando dan
pengendalian. Ketiga, bulatkan misi dan samakan persepsi antar sesama
Satgultor TNI dalam menghadapi aksi terorisme di darat, laut dan udara
di wilayah yurisdiksi nasional. Bangun sinergirtas dan soliditas
Trimatra terpadu yang lebih efektif dan efisien, pelihara komunikasi
yang harmonis serta hindari ego sektoral yang dapat menghambat
pelaksanaan tugas pokok.
Turut hadir dalam penutupan Gultor TNI tahun 2012, antara lain Kasal,
Kasau, Pangkostrad, Koorsahli Panglima TNI, para Asisten Panglima TNI,
Kapuspen TNI, Danjen Kopassus, Pangdam III/Slw serta sejumlah pejabat
di lingkungan TNI.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc.,M.Si.,M.A.
Kolonel Cpl Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc.,M.Si.,M.A.
© Poskota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.