Pos Marinir Di Perbatasan (Antara) |
Menurut Nurun, salah satu nelayan penyedia jasa penyeberangan di Rote, marinir biasanya minta diantar ke Pulau Ndana di perairan perbatasan Indonesia-Australia. Di pulau itu, marinir memiliki pangkalan pemantau perbatasan yang dibangun pada 2009. Untuk menyeberangkan marinir ke pulau itu, Nurun mendapat upah Rp 500 ribu sekali jalan.
"Dalam sepekan biasanya dua kali, ada 10 marinir yang diangkut," kata pria 60 tahun itu kepada Tempo, dalam perjalanan dari Rote ke Pulau Ndana, Kamis, 4 Oktober 2012.
Untuk layanan ini, Nurun menggunakan kapal kayu bantuan pemerintah. Kapal motor itu dioperasikan bersama 11 anak buahnya. Sekali jalan, kapal itu membutuhkan 25 liter solar dengan harga per liter Rp 8 ribu.
Meski relatif mahal, layanan penyeberangan ini laris lantaran menjadi moda transportasi alternatif. Menurut Sersan Satu Marinir Heri Sutomo, anggota penjaga perbatasan di Pulau Ndana, penyeberangan nelayan sangat diperlukan untuk lalu lintas personel serta mengirim logistik.
"Kapal ini mengangkut semua kebutuhan seperti beras dan sayuran," kata pria 30 tahun ini.
Sersan Dua Marinir Nur Aziz, staf pangkalan TNI AL Pulau Ndana, menuturkan jasa penyeberangan itu kini menjadi sangat vital. Sebab, pangkalan TNI di pulau itu hanya memiliki dua perahu. "Yang satu kini bocor," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.