KSAD Akui Alutsista RI Tertinggal dari Negara Tetangga
KSAD ingin alutsista TNI sekelas negara tetangga.
MBT Leopard Revolution |
Maksudnya, Indonesia juga harus mengikuti perkembangan alutsista yang dimiliki negara tetangga di kawasan ASEAN. "Ada satu yang buat saya miris. Kita tidak pernah bisa latihan bersama dengan negara tetangga dengan skala yang besar, maksudnya dengan Batalyon yang besar. Paling cuma latihan kecil-kecilan," kata Pramono dalam jumpa pers di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012.
Pramono mengatakan, sampai saat ini alutsista Indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga. "Negara tetangga sudah punya tank kelas berat, Indonesia masih kelas ringan. Kita tertinggal," kata dia.
Untuk itu, salah satu tank kelas berat yang akan didatangkan TNI AD adalah tank Leopard. "Harusnya itu datang 5 Oktober 2012. Tapi diundur," katanya. "Itu sebabnya, kenapa saya inginkan tank Leopard buatan Jerman itu."
Tank Leopard yang dipesan Indonesia itu juga dipastikan berbeda dengan pesanan negara lain. Perbedaan itu disesuaikan dengan kondisi Indonesia. "Kalau di Eropa tidak perlu pakai pendingin, kita pesannya sekalian dengan AC. Biar tidak kepanasan," kata dia.
Pramono ingin alutsista Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara tetangga, baik dari segi kualitas maupun kapasitas. "Sehingga kita sekelas. Kita jangan terjebak perang gerilya. Karena itu, harus melihat negara tetangga yang ada di kawasan," ujarnya.
Namun demikian, alutsista yang dibeli jangan hanya dipakai saja, tapi juga dikembangkan. Oleh karena itu, Indonesia selalu minta ahli teknologi dari negara produsen alustsista juga mengajari ahli-ahli Indonesia. "Harus ada transfer of technology," katanya.(umi)
KSAD: Pakai Senjata Pindad, Kami Bisa Juara
TNI lebih memilih SS2 Pindad daripada M16 buatan luar negeri.
Peralatan perang buatan Indonesia dinilai tidak kalah hebatnya dibanding produksi negara lain. Tentara Nassional Indonesia (TNI) akan memaksimalkan produk dalam negeri ini untuk persenjataannya.
Demikian disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012. "Peralatan produksi dalam negeri juga tak kalah mumpuni," kata Pramono.
Dalam sejarahnya, dia menambahkan, Indonesia mengembangkan peralatan militer karena mendapat embargo. Kondisi itu yang membuat Indonesia berinisiatif mencari jalan ke luarnya. "Akhirnya kami berusaha mengembangkan senjata produksi dalam negeri," ujar Pramono.
Akhirnya, ujar dia, senjata buatan PT Pindad dikembangkan dan disesuaikan dengan teknologi mutakhir. "Penyempurnaan secara bertahap terus dilakukan, disesuaikan juga dengan kondisi di lapangan. Andai kami mau mengoreksi diri, kami bisa melakukannya," tutur adik Ani Yudhoyono ini.
Menurut dia, hasil usaha itu memang membanggakan. Dalam sejumlah lomba, beberapa kali TNI menyabet gelar juara dengan menggunakan senjata Pindad itu. Sehingga, kata Pramono, TNI sudah tidak ragu lagi menggunakan produk dalam negeri itu.
Dulu, kata Pramono, TNI masih mempertimbangkan untuk menggunakan sejata lama M16 atau senjata buatan Pindad. Namun, saat berlomba menggunakan senjata buatan Pindad, TNI berhasil memperoleh tropi juara.
"Waktu lomba menembak antar ASEAN, kami juara pertama kali setelah menggunakan senjata-senjata Pindad," kata dia. "Sejak itu kami tidak ada pilihan, selain senjata ringan dari Pindad. SS2-V1 sampai V6," Pramono menambahkan.
KSAD Pernah Nyaris Ditipu Broker
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo |
"Kami tidak ada toleransi terhadap korupsi di satuan dan pangkat apapun. Kami tindak tegas," ujar Pramono Edhie, saat dialog bersama wartawan di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).
Pramono menjelaskan, pihaknya kadang merasa dibohongi oleh pihak ketiga, dalam hal ini mitra kerja atau broker yang menjembatani pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Bahkan, Pramono sempat hampir dibohongi, ketika ingin membeli perlengkapan alat bidik Trijicon untuk senapan serbu varian 1 (SS1) buatan Pindad.
"Senapan SS1 buatan Pindad. Saya tanya ke seseorang harga satu alat bidik Rp 30 juta, menurut saya tidak masuk akal," ucap Pramono.
Lantas, Pramono meminta stafnya mengecek melalui internet. Ternyata, harganya hanya Rp 19 juta. Karena ingin mendapat kepastian langsung, Pramono pun mengirim perwiranya untuk mengecek langsung ke Amerika Serikat (AS).
"Saya dapat laporan, ternyata harganya hanya Rp 9 juta," ungkap Pramono.
Meski begitu, Pramono menilai peran mitra kerja dengan broker tetap penting dipertahankan, asalkan tidak ada mark up dalam penawaran harga alutsista yang menjadi target pembelian.
"Boleh kalau sesuai harganya. Kalau masih bisa diproduksi di dalam negeri ya dalam negeri. Tapi, harga jangan ketinggian kalau kita pakai rekanan," harap Pramono.(*)
Soal Mahalnya Alutsista, KSAD: Wanita Cantik Saja Mahal
Astros MLRS TNI AD (ARC) |
"Wanita cantik saja mahal. Pria cakep juga mahal. Ada rupa ada harga. Pasti ada biaya perawatan dan segala macam. Begitu juga dengan alutsista," ujar Pramono di Mabes AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).
Pramono juga menyebutkan, saat ini kondisi alutsita dalam keadaan yang memprihatinkan karena berusia tua. Oleh karena itu pihaknya berusaha untuk melakukan peremejaan dan perawatan.
"Ada yang kelahiran 1952, 1960-an itu lebih tua daripada prajurit-prajurit kita yang paling baru. Makanya saya kadang pesan kepada prajurit saya 'mbahnya tolong dirawat' supaya bisa beroperasi," ujar Pramono sambil tertawa.
Menurutnya saat ini TNI sudah melakukan beberapa peremajaan alutsista TNI. Beberapa didatangkan dari luar negeri dan beberapa buatan dalam negeri.
"Bagi saya senjata selama masih bisa dibuat di Pindad harus ambil di Pindad. Kalau senjata berat memang mungkin belum bisa, jadi kita harus membeli dari luar," terangnya.
Roket Rusak, 3.000 Peluru TNI AD Sempat "Nganggur"
RL 130 mm TNI AD |
Salah satu alasan Pramono adalah soal ketertinggalan dengan negara lain. "Kita tertinggal dengan negara tetangga. Ada satu yang buat saya miris, negara tetangga sudah punya tank kelas berat, kita masih kelas ringan," kata Pramono di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012.
Selain sudah tertinggal dengan negara lain, Pramono mengungkapkan, banyak juga alutsista yang dimiliki sudah uzur. Bahkan, ada salah satu meriam buatan tahun 1952 yang masih digunakan prajurit.
"Prajuritnya itu sudah pensiun, alatnya itu masih kami pakai," kata Pramono sambil berkelakar yang mengundang gelak tawa yang lain.
Contoh lainnya kenapa alutsista itu mesti diperbaharui dan digantikan adalah Roket RL 130 mm yang dimiliki TNI AD. "Roketnya sudah mati, tapi pelurunya masih ada 3.000," kata adik bungsu Ibu Negara Ani Yudhoyono ini.
Namun, bukan berarti ketertinggalan itu didiamkan begitu saja. Pramono meminta anak buahnya untuk mengutak-atik roket itu. Hingga akhirnya bisa menyala dan 3.000 peluru itu tidak terbuang sia-sia.
"Artinya, anak-anak kami, jika didorong bisa menghasilkan. Insya Allah Roket jenis ini juga akan kami ganti," ujar Pramono. "Jadi, apa salah jika alutsista yang ada diganti yang lebih baru, lebih modern?"
Kendati begitu, Pramono mengakui TNI AD mendapat alokasi anggaran paling sedikit dari anggaran militer TNI tahun 2012. Berapa? Yakni sebesar Rp 14 triliun. Sementara itu, TNI AL Rp 22 triliun dan TNI AU Rp 20 triliun.
"Tapi, kami tidak boleh iri. Anggaran sedikit semaksimalkan mungkin untuk membeli alutsista yang baik," ujar Pramono.(art)
Kalau Indonesia Diserang Saat Ini, Siapkah TNI? Ini Jawaban KSAD
Pasukan Kostrad TNI AD (Okezone) |
Saking kuatnya, Indonesia saat itu dijuluki Macan Asia. Seiring perkembangan waktu, kemampuan militer Indonesia berbalik. Apalagi setelah diembargo, banyak peralatan militer Indonesia tidak bisa digunakan dan usang.
Militer Indonesia kini dipandang sebelah mata. Indonesia tidak lagi ditakuti seperti dulu. Pertanyaannya, jika Indonesia diserang negara lain, mampukah Indonesia menang?
"Dengan kondisi seperti ini lama tidak lama tergantung rakyat. Mau panjang apa pendek. Seperti di Irak berapa lama? Kalau rakyat dan tentara bersatu mereka kuat. Di Vietnam, mereka kuat," kata Kepala Staf TNi Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Markas Besar Angkatan Darat Jakarta, Kamis (4/10).
Menurut Pramono, Indonesia saat ini sudah kuat militernya. Apalagi, Indonesia pernah punya pengalaman mengalahkan penjajah. "Otak ada pemikiran dan hati ada semangat yang tidak pernah mati jadi alat bisa kalah tetapi semangat tidak bisa dikalahkan. Bisa bertahan silakan datang coba, Indonesia kuat karena merebut kemerdekaan," ujar Pramono.
"Siapapun datang silakan, kita bisa bertahan selamanya (perang). Intinya kita harus waspada, ada kawan ada lawan," ujarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, TNI terus memperbarui persenjataannya. Selain mendatangkan pesawat tempur seperti Sukhoi dan Super Tucano, TNI juga akan mendatangkan kapal selam, Tank Leopard dan berbagai peralatan tempur canggih lainnya.
MANTAP TANK LEOPARD YANG BERUKURAN BESAR DAN PANJANG YANG DIBILANG MAINAN BONEKA SI UNYIL
BalasHapus