Minggu, 10 Maret 2013

Paskhas Berhasil Tembak Jatuh Empat Pesawat Asing

Pengusiran yang di laksanakan oleh TS terhadap Lasa X tersebut mengalami kegagalan sehingga TS mendapat perintah untuk melaksanakan penindakan berupa penghancuran dan dari hasil penindakan terdapat 4 pesawat asing.

http://militer-hankam.pelitaonline.com/system/news/images/117678/large/paskhas%20tembak.gif?1362191575
Satbak Hanud (Satuan Penembak Pertahanan Udara) Batalyon 466 Paskhas berhasil menghancurkan empat pesawat asing yang memasuki Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, berhasil di amankan dari serangan udara musuh.

Sebelumnya Radar Batalyon 466 Paskhas, Smart Hunter berhasil menangkap Lasa X pada jarak ± 8 Km yang akan memasuki wilayah udara titik dan akan membom bardir Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin yang merupakan Centre of Gravity di wilayah Indonesia Timur.

Kemudian unit Radar melaporkan kepada pucuk-pucuk yang sudah tergelar agar mengarahkan pucuk senjata Hanud QW-3 dan Triple Gun ke arah datangnya Lasa X tersebut dan melaksanakan penghancuran saat Lasa X memasuki jarak tembak efektif.

Pesawat asing yang berupa Lasa X tertangkap oleh Satuan Radar Kosekhanudnas II memasuki wilayah Pertahanan udara nasional dan di laporkan ke Posekhanudnas II untuk di laksanakan identifikasi lebih lanjut dengan cara elektronis, korelasi hingga cara visual yaitu dengan menerbangkan pesawat tempur sergap (TS) ke koordinat sasaran.

Dari hasil identifikasi secara visual oleh TS dapat di ketahui bahwa pesawat tersebut merupakan pesawat tempur asing yang memasuki wilayah udara NKRI sehingga oleh Pangkosekhanudnas atas perintah Pangkohanudnas memerintahkan kepada TS agar segera di laksanakan prosedur pengusiran dari wilayah udara NKRI serta memerintahkan kepada seluruh unsur pertahanan yang berkemampuan Hanud agar meningkatkan kesiagaan.

Pengusiran yang di laksanakan oleh TS terhadap Lasa X tersebut mengalami kegagalan sehingga TS mendapat perintah untuk melaksanakan penindakan berupa penghancuran dan dari hasil penindakan terdapat 4 pesawat asing berhasil lolos dan memasuki wilayah pertahanan udara terminal dan menuju ke wilayah pertahanan udara titik sehingga pertahanan udara titik yang berada di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin dalam hal ini Batalyon 466 Paskhas mendapat perintah agar melaksanakan gelar pertahanan udara titik.

Ini merupakan skenario latihan Pertahanan Udara Korpaskhas T.A 2013 yang di laksanakan mulai tanggal 20 s/d 28 Februari 2013 yang di gelar di Markas Batalyon 466 Paskhas, Lanud Sultan Hasanuddin dan di AWR (Area Weapen Ring) Kabuputen Takalar Sulawesi Selatan yang dibuka oleh Asisten Operasi Korpaskhas Kolonel Psk Rolland DG Waha di Markas Batalyon 466 Paskhas.

Latihan pertahanan udara Satuan Korpaskhas bertindak sebagai Komandan Latihan Komandan Batalyon 466 Paskhas Letkol Psk Sudjatmiko, dengan materi latihan meliputi Bina Kelas dan Drill Teknis, Latihan Simulator dan Latihan Praktis Pertahanan Udara dengan melibatkan 2122 personel terdiri, 82 kolat dan pendukung serta 130 personel pelaku, yang  melibatkan  pelatih dari Batalyon 463 Paskhas.

Dalam latihan pertahanan udara ini, Batalyon 466 Paskhas memainkan 1 Satbak (Satuan penembak) yang terdiri dari 1 pucuk Meriam Tripple Gun dengan munisi 1000 butir, 4 pucuk Rudal QW-3 dan 1 unit Radar Smart hunter.

Diawali dengan pembukaan latihan secara resmi oleh Asisten Operasi Korpaskhas, Kolonel Psk Rolland DG. Waha di Lapangan upacara Batalyon 466 Paskhas pada tanggal 20 Februari 2013 di lanjutkan dengan ground training dengan materi :

QW-3 Teaching Equipment, QW-3 Operating Training Equipment, QW-3 Aiming Training Equipment, TS-1 Digital Aiming Training System, QW-3 Firing Training Equipment, Pola gelar senjata Hanud, Pengenalan Radar Smart Hunter, Penembakan senjata Hanud, Operasi pertahanan udara dan tekhnik gelar Rudal serta Operasi Kohanudnas.

Asisten Operasi Korpaskhas, Kolonel Psk Rolland DG. Waha sebagai koordinator penyelenggaraan latihan Pertahanan Udara Korpaskhas TA. 2013 mengatakan, tujuan dilaksanakannya Latihan Pertahanan Udara ini adalah untuk melatih dan memberikan pengalaman praktis perorangan dan satuan setingkat Satbak sampai tingkat Bateray dalam menghadapi situasi dan tugas-tugas yang akan di laksanakan dengan membandingkan situasi terakhir di sekitar lokasi penugasan.

"Korpaskhas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pembinaan satuan jajaran dalam rangka mempertahankan Pangkalan Udara berikut alutsistanya bertujuan untuk mengatasi ancaman dan atau serangan musuh yang dating baik secara vertical maupun horisontal sehingga Pangkalan Udara dapat beropersi sesuai dengan fungsinya," jelasnya.

  ● Pelita  

1 komentar:

  1. Pertahanan pangkalan udara utama seperti Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin yang merupakan Centre of Gravity di wilayah Indonesia Timur, menggunakan hanya senjata Hanud Manpads QW-3 dan Triple Gun ini sudah ketinggalan jaman. Pertahanan udara utama yang modern sekarang ini mengandalkan sistem pertahanan udara berlapis yang terintegrasi (IADS) yang terdiri dari :
     Lapis 1 area defence berupa sistem radar dan rudal SAM jarak jauh anti pesawat udara, anti rudal jelajah, anti rudal ASM, bahkan juga anti rudal balistik. Jarak jangkauan 300-400 km, dan dapat mengunci dan membidik lebih dari satu sasaran. Mobilitasnya tinggi karena dipasang di atas kendaraan. Contohnya adalah sistem Patriot dari AS, dan famili S-300/400/500 dari Rusia.
     Lapis 2 point defence berupa sistem radar dan rudal SAM jarak sedang jangkauan 1,2-16 km untuk merontokkan sasaran yang lolos dari Lapis 1, termasuk bom pintar (smart bomb). Mobilitas juga tinggi karena dipasang di atas kendaraan. Contohnya adalah Tor-M1 / SA-15 Gauntlet dari Rusia.
     Lapis 3 adalah pertahanan terakhir berupa sistem Manpads dan meriam seperti QW-3 dan Triple Gun 35 mm.
    Pusat pemerintahan dan komunikasi seperti Jakarta dan sekitarnya, pangkalan udara utama seperti Iswahyudi dan Makasar, serta pangkalan armada seperti Surabaya seharusnya dilindungi oleh sistem pertahanan udara berlapis yang terintegrasi (IADS). Sistem ini bersifat defensif murni. Akan tetapi karena mobilitasnya tinggi, sistem ini bisa menjadi ofensif-defensif misalnya bila didorong ke Kupang, atau kep. Bintan/Natuna. Vietnam sudah punya S-300, kapan kita punya?

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...