Surabaya ♼ Awal tahun 2014, Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim makin memperketat penjagaan perairan perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia, dengan menggelar operasi tempur laut dengan sandi Operasi Benteng Hiu-14.
Persiapan operasi dibahas secara intensif dalam rapat laporan kesiapan operasi dipimpin oleh Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.S.os., bertempat di Lounge Room Perwira KRI Oswald Siahaan-354 yang sedang bersandar di Dermaga koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (30/01). Rapat membahas tentang kesiapan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang terlibat dalam Operasi Benteng Hiu tahun 2014.
Kegiatan Operasi Tameng Hiu-14 melibatkan enam kapal perang dari jajaran Koarmatim, yakni satu kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis Vanspeijk KRI Oswald Siahaan-354, satu kapal Anti Kapal Selam (AKS) jenis Parchim KRI Lambung Mangkurat-374, satu Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Badik-623, satu kapal Buru Ranjau (BR) KRI Pulau Raas-722, satu kapal Patroli Kawal Rudal (PKR) KRI Badau-841 dan KRI Salawaku-842.
Guna memperkuat daya tempur unsur-unsur kapal perang, Opersi Benteng Hiu-14 melibatkan komponen pendukung opersi laut satu pesawat intai maritim Cassa P-851, satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) pasukan Marinir satu Detasemen Perbaikan (tim repair) serta didukung dengan Satuan Tugas Intelijen tempur.
“Operasi Benteng Hiu-214, difokuskan pada patroli perairan perbatasan antara RI dengan Malaysia dari aksi pelanggaran batas wilayah, penyelundupan senjata, perompakan pembajakan serta tindakan ilegal di laut”, kata Danguspurla Koarmatim.
Dari informasi yang diperoleh, dikawasan perairan tersebut masih terjadi perompakan bersenjata terhadap kapal nelayan Indonesia di daerah perairan pantai Pulau Sebatik oleh orang tidak dikenal yang akhirnya melarikan diri menuju wilayah Malaysia. Selain itu juga masih ada upaya penyelundupan senjata lewat laut, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dalam pengarahannya kepada seluruh Komandan Unsur yang terlibat dalam Operasi Benteng Hiu-14, Danguspurla Koarmatim menyampaikan beberapa hal diantaranya, agar para komandan kapal dan seluruh perwira selalu mengikuti perkembangan situasi perbatasan RI Malaysia, termasuk kebijakan-kebijakan atau klaim terbaru kedua negara dalam upaya diplomasi tentang perbatasan tersebut.
Hal ini perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh prajurit yang bertugas dalam Operasi Benteng Hiu-14, sehingga tidak ada kesalahan prosedur tindakan dalam operasi.
Menurut Komandan Guspurla Koarmatim, dalam tugas operasi ini bisa dianggap berhasil jika tidak ada kerugian personel dan material. Oleh karena itu para komandan kapal diminta untuk selalu waspada terhadap segala aspek ancaman termasuk cuaca ekstrim di laut.
Diharapkan seluruh unsur Operasi Benteng Hiu-14 dapat bersinergi dengan jajaran satuan tugas lain antar matra sehingga para komandan unsur bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang perkembangan situasi di daerah operasi.
Hal itu dapat diaplikasikan dengan menjalin komunikasi intensif dengan unsur pangakalan di daerah operasi, satauan TNI dan pemerintah daerah setempat. Sinergi dengan berbagai komponen di daerah dapat membantu keberhasilan tugas operasi sekaligus sebagai wahana sosialisasi kehadiran kekuatan unsur laut di daerah perbatasan.
Sebagai bentuk kesiapan setiap unsur, Danguspurla Koarmatim memerintahkan agar kapal perang yang tergabung dalam tugas ini memperhatikan dan melaksanakan enam hal penting yakni, meyakinkan kemampuan dan profesionalime personel dalam mengawaki persenjataan dan sensor penginderaan (radar).
Meningkatkan kemampuan Perwira Pelaut tentang ilmu Navigasi, memperkuat tim Penyelamatan Kapal dari bahaya kebakaran dan kebocoran, melaksanakan uji coba senjata, mempelajari dan memahami rencana operasi secara seksama, serta selalu mengikuti perkembangan situasi perbatasan.
Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Guspurla Koarmatim Kolonel Laut (P) Herru, Asops Danguspurla Kolonel Laut (P) Andi Abdul Aziz, Komandan KRI Oswald Siahaan Kolonel Laut (P) Antonius Widioutomo, serta para komandan unsur yang tergabung dalam Operasi Benteng Hiu-14.
Dalam rapat tersebut Komandan KRI Oswald Siahaan menyampaikan kepada Danguspurla Koarmatim bahwa secara umum kondisi kapal perang yang dipimpinnya dalan keadaan siap operasi secara maksimal.(Dispenarmatim)
Persiapan operasi dibahas secara intensif dalam rapat laporan kesiapan operasi dipimpin oleh Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.S.os., bertempat di Lounge Room Perwira KRI Oswald Siahaan-354 yang sedang bersandar di Dermaga koarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (30/01). Rapat membahas tentang kesiapan unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang terlibat dalam Operasi Benteng Hiu tahun 2014.
Kegiatan Operasi Tameng Hiu-14 melibatkan enam kapal perang dari jajaran Koarmatim, yakni satu kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) jenis Vanspeijk KRI Oswald Siahaan-354, satu kapal Anti Kapal Selam (AKS) jenis Parchim KRI Lambung Mangkurat-374, satu Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Badik-623, satu kapal Buru Ranjau (BR) KRI Pulau Raas-722, satu kapal Patroli Kawal Rudal (PKR) KRI Badau-841 dan KRI Salawaku-842.
Guna memperkuat daya tempur unsur-unsur kapal perang, Opersi Benteng Hiu-14 melibatkan komponen pendukung opersi laut satu pesawat intai maritim Cassa P-851, satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) pasukan Marinir satu Detasemen Perbaikan (tim repair) serta didukung dengan Satuan Tugas Intelijen tempur.
“Operasi Benteng Hiu-214, difokuskan pada patroli perairan perbatasan antara RI dengan Malaysia dari aksi pelanggaran batas wilayah, penyelundupan senjata, perompakan pembajakan serta tindakan ilegal di laut”, kata Danguspurla Koarmatim.
Dari informasi yang diperoleh, dikawasan perairan tersebut masih terjadi perompakan bersenjata terhadap kapal nelayan Indonesia di daerah perairan pantai Pulau Sebatik oleh orang tidak dikenal yang akhirnya melarikan diri menuju wilayah Malaysia. Selain itu juga masih ada upaya penyelundupan senjata lewat laut, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Dalam pengarahannya kepada seluruh Komandan Unsur yang terlibat dalam Operasi Benteng Hiu-14, Danguspurla Koarmatim menyampaikan beberapa hal diantaranya, agar para komandan kapal dan seluruh perwira selalu mengikuti perkembangan situasi perbatasan RI Malaysia, termasuk kebijakan-kebijakan atau klaim terbaru kedua negara dalam upaya diplomasi tentang perbatasan tersebut.
Hal ini perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh prajurit yang bertugas dalam Operasi Benteng Hiu-14, sehingga tidak ada kesalahan prosedur tindakan dalam operasi.
Menurut Komandan Guspurla Koarmatim, dalam tugas operasi ini bisa dianggap berhasil jika tidak ada kerugian personel dan material. Oleh karena itu para komandan kapal diminta untuk selalu waspada terhadap segala aspek ancaman termasuk cuaca ekstrim di laut.
Diharapkan seluruh unsur Operasi Benteng Hiu-14 dapat bersinergi dengan jajaran satuan tugas lain antar matra sehingga para komandan unsur bisa mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang perkembangan situasi di daerah operasi.
Hal itu dapat diaplikasikan dengan menjalin komunikasi intensif dengan unsur pangakalan di daerah operasi, satauan TNI dan pemerintah daerah setempat. Sinergi dengan berbagai komponen di daerah dapat membantu keberhasilan tugas operasi sekaligus sebagai wahana sosialisasi kehadiran kekuatan unsur laut di daerah perbatasan.
Sebagai bentuk kesiapan setiap unsur, Danguspurla Koarmatim memerintahkan agar kapal perang yang tergabung dalam tugas ini memperhatikan dan melaksanakan enam hal penting yakni, meyakinkan kemampuan dan profesionalime personel dalam mengawaki persenjataan dan sensor penginderaan (radar).
Meningkatkan kemampuan Perwira Pelaut tentang ilmu Navigasi, memperkuat tim Penyelamatan Kapal dari bahaya kebakaran dan kebocoran, melaksanakan uji coba senjata, mempelajari dan memahami rencana operasi secara seksama, serta selalu mengikuti perkembangan situasi perbatasan.
Dalam rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Guspurla Koarmatim Kolonel Laut (P) Herru, Asops Danguspurla Kolonel Laut (P) Andi Abdul Aziz, Komandan KRI Oswald Siahaan Kolonel Laut (P) Antonius Widioutomo, serta para komandan unsur yang tergabung dalam Operasi Benteng Hiu-14.
Dalam rapat tersebut Komandan KRI Oswald Siahaan menyampaikan kepada Danguspurla Koarmatim bahwa secara umum kondisi kapal perang yang dipimpinnya dalan keadaan siap operasi secara maksimal.(Dispenarmatim)
♞ TNI AL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.