Konstruktor senjata Soviet Sergey Nepobedimiy mampu menciptakan senjata bahkan dari kemeja, dan ia dapat menekan harga produksi roket hingga seharga televisi biasa. Konstruktor senjata Soviet Sergey Nepobedimiy mampu menciptakan senjata bahkan dari kemeja, dan ia dapat menekan harga produksi roket hingga seharga televisi biasa. Foto: Wikipedia
Pengembangan yang dilakukan pada era Soviet memiliki perspektif jauh ke depan. Hingga sekarang, ide-ide tersebut masih digunakan oleh Rusia, termasuk dalam pembuatan senjata generasi terbaru. Para pencipta ide tersebut adalah sekelompok konstruktor senjata cemerlang era Soviet. RBTH akan menceritakan fakta-fakta yang tidak diketahui sebelumnya mengenai kehidupan para pencipta senjata Soviet.
Bersamaan dengan berakhirnya masa peperangan, berakhir pula masa kuliah Nepobedimiy di jurusan Teknik Mesin Amunisi Senjata. Sang alumnus muda itu lalu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan peraturan yang ada, bergabung dengan Biro Pembuatan Mesin Kolomenskoye. Saat itu, tak ada yang tahu jika kelak ia akan menjadi konstruktor utama dalam biro tersebut dan mengubah industri pembuatan roket Uni Soviet.
Saat ini, “biro” tersebut dikenal oleh seluruh dunia berkat sistem peluncur rudal Iskander-M dan Igla.
Roket Seharga Televisi
Sergey Nepobedimiy sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya. Ia selalu menyempatkan diri untuk melihat langsung semua uji coba peluncuran roket buatannya di poligon-poligon Rusia. Padahal, salah satu poligon tersebut ada yang berjarak hingga 400 kilometer dari tempat ia bekerja. Sementara, uji coba itu hampir berlangsung setiap minggu, bahkan kadang lebih sering. Setelah semua tahap uji coba selesai, ia pun menghitung jumlah jarak yang telah ia tempuh untuk itu, yang ternyata sama dengan panjang garis ekuator.
Pada salah satu uji coba roket anti-tank Shmel, Nepobedimiy menciptakan sejarah yang menjadi pendorong masuknya sistem persiapan mental tentara-operator senjata. Sewaktu masa uji coba, seorang tentara datang pada Nepobedimiy dan mengatakan bahwa tangannya tak bisa berhenti bergetar karena ia takut melakukan peluncuran yang salah. Sang tentara rakyat ini takut akan menyia-nyiakan roket uji coba yang harganya sangat mahal tersebut, meski para tentara tidak mengemban tanggung jawab secara materi. Pengakuan itu membuat lembaga militer menciptakan peraturan baru mengenai persiapan mental pasukan dalam pendidikan kemiliteran yang menggunakan senjata roket.
Kekhawatiran akan pembengkakan pengeluaran negara bukan berarti bahwa harga produksi senjata-senjata Soviet tidak ekonomis, tapi para konstruktorlah yang tidak terampil melakukan perhitungan keuangan. Fakta menunjukkan bahwa situasi yang terjadi malah sebaliknya. Konsep kunci teknologi Soviet adalah kesederhanaan instrumen dengan efektivitas yang tinggi.
Fakta yang jarang diketahui orang banyak adalah contoh penurunan harga produksi rudal legendaris Malyutka menjadi seharga dengan televisi hitam putih, yakni 500 rubel. Meski harganya murah, roket ini tetap memiliki inovasi canggih dan teknologi muktahir, seperti piranti elektronik dan penggunaan kerangka dan penutup badan dari plastik, yang merupakan sebuah kemajuan teknologi di era 1960-an, bahkan bagi AS sekali pun. Berkat harga produksi yang sangat rendah, Uni Soviet bisa menghasilkan 40 ribu unit Malyutka per tahun. Saat ini, terdapat sekitar 200 ribu unit roket Malyutka di gudang angkatan bersenjata di dunia.
Kemeja untuk Malyutka
Salah satu terobosan pengembangan Nepobedimiy berhubungan dengan roket Malyutka, Tiongkok, dan sepotong kemeja modis. Pada awal 1960-an, kebijakan yang dikeluarkan oleh Nikita Khrushchev kala itu membuat hubungan Rusia dengan Tiongkok mendingin. Ekspor kain sutra Tiongkok diputus secara total. Sutra sendiri digunakan dalam industri pembuatan kabel roket, yang berfungsi sebagai pengendali arah tembakan roket dalam posisi terbang. Nepobedimiy tak dapat menemukan bahan pengganti sutra Tiongkok, hingga ia melihat ada orang yang memakai kemeja berbahan polister (PET) dalam sebuah perundingan. Bahan itu disebut lavsan di Uni soviet, singkatan dari Laboratoriya Vyskomerknikh Akademi Nauk USSR. Jadi bahan dasar “kemeja” tersebut digunakan untuk membuat roket Malyutka.
Nepobedimy adalah penemu sistem persenjataan seperti kompleks peluncur roket Oka, Tochka-Y, Khrizantema, Strela, dan Igla. Nepobedimy menjadi salah satu pencipta tren baru dalam dunia teknologi persenjataan, yakni “kompleks dan sistem perlindungan aktif” untuk tank, helikopter dan peluncur rudal balistik.
Pengembangan yang dilakukan pada era Soviet memiliki perspektif jauh ke depan. Hingga sekarang, ide-ide tersebut masih digunakan oleh Rusia, termasuk dalam pembuatan senjata generasi terbaru. Para pencipta ide tersebut adalah sekelompok konstruktor senjata cemerlang era Soviet. RBTH akan menceritakan fakta-fakta yang tidak diketahui sebelumnya mengenai kehidupan para pencipta senjata Soviet.
Bersamaan dengan berakhirnya masa peperangan, berakhir pula masa kuliah Nepobedimiy di jurusan Teknik Mesin Amunisi Senjata. Sang alumnus muda itu lalu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan peraturan yang ada, bergabung dengan Biro Pembuatan Mesin Kolomenskoye. Saat itu, tak ada yang tahu jika kelak ia akan menjadi konstruktor utama dalam biro tersebut dan mengubah industri pembuatan roket Uni Soviet.
Saat ini, “biro” tersebut dikenal oleh seluruh dunia berkat sistem peluncur rudal Iskander-M dan Igla.
Roket Seharga Televisi
Sergey Nepobedimiy sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya. Ia selalu menyempatkan diri untuk melihat langsung semua uji coba peluncuran roket buatannya di poligon-poligon Rusia. Padahal, salah satu poligon tersebut ada yang berjarak hingga 400 kilometer dari tempat ia bekerja. Sementara, uji coba itu hampir berlangsung setiap minggu, bahkan kadang lebih sering. Setelah semua tahap uji coba selesai, ia pun menghitung jumlah jarak yang telah ia tempuh untuk itu, yang ternyata sama dengan panjang garis ekuator.
Pada salah satu uji coba roket anti-tank Shmel, Nepobedimiy menciptakan sejarah yang menjadi pendorong masuknya sistem persiapan mental tentara-operator senjata. Sewaktu masa uji coba, seorang tentara datang pada Nepobedimiy dan mengatakan bahwa tangannya tak bisa berhenti bergetar karena ia takut melakukan peluncuran yang salah. Sang tentara rakyat ini takut akan menyia-nyiakan roket uji coba yang harganya sangat mahal tersebut, meski para tentara tidak mengemban tanggung jawab secara materi. Pengakuan itu membuat lembaga militer menciptakan peraturan baru mengenai persiapan mental pasukan dalam pendidikan kemiliteran yang menggunakan senjata roket.
Kekhawatiran akan pembengkakan pengeluaran negara bukan berarti bahwa harga produksi senjata-senjata Soviet tidak ekonomis, tapi para konstruktorlah yang tidak terampil melakukan perhitungan keuangan. Fakta menunjukkan bahwa situasi yang terjadi malah sebaliknya. Konsep kunci teknologi Soviet adalah kesederhanaan instrumen dengan efektivitas yang tinggi.
Fakta yang jarang diketahui orang banyak adalah contoh penurunan harga produksi rudal legendaris Malyutka menjadi seharga dengan televisi hitam putih, yakni 500 rubel. Meski harganya murah, roket ini tetap memiliki inovasi canggih dan teknologi muktahir, seperti piranti elektronik dan penggunaan kerangka dan penutup badan dari plastik, yang merupakan sebuah kemajuan teknologi di era 1960-an, bahkan bagi AS sekali pun. Berkat harga produksi yang sangat rendah, Uni Soviet bisa menghasilkan 40 ribu unit Malyutka per tahun. Saat ini, terdapat sekitar 200 ribu unit roket Malyutka di gudang angkatan bersenjata di dunia.
Kemeja untuk Malyutka
Salah satu terobosan pengembangan Nepobedimiy berhubungan dengan roket Malyutka, Tiongkok, dan sepotong kemeja modis. Pada awal 1960-an, kebijakan yang dikeluarkan oleh Nikita Khrushchev kala itu membuat hubungan Rusia dengan Tiongkok mendingin. Ekspor kain sutra Tiongkok diputus secara total. Sutra sendiri digunakan dalam industri pembuatan kabel roket, yang berfungsi sebagai pengendali arah tembakan roket dalam posisi terbang. Nepobedimiy tak dapat menemukan bahan pengganti sutra Tiongkok, hingga ia melihat ada orang yang memakai kemeja berbahan polister (PET) dalam sebuah perundingan. Bahan itu disebut lavsan di Uni soviet, singkatan dari Laboratoriya Vyskomerknikh Akademi Nauk USSR. Jadi bahan dasar “kemeja” tersebut digunakan untuk membuat roket Malyutka.
Nepobedimy adalah penemu sistem persenjataan seperti kompleks peluncur roket Oka, Tochka-Y, Khrizantema, Strela, dan Igla. Nepobedimy menjadi salah satu pencipta tren baru dalam dunia teknologi persenjataan, yakni “kompleks dan sistem perlindungan aktif” untuk tank, helikopter dan peluncur rudal balistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.