LSU 02
LAPAN (Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional) memberikan pesawat tanpa awak (drone atau UAV) tipe LSU 02 kepada TNI AD di HUT nya yang ke 51 di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis 27/11/2014.
Turut hadir dalam kesempatan ini adalah Thomas Djamaludin Kepala LAPAN, Brigjen Rudiono Edi, Kadis Litbang, Gunawan Setio Prabowo Kapustekbang LAPAN dan Rika Andiarti Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN. Pihak TNI AD diwakili oleh Brigjen TNI Rudiono Edi, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat.
LSU-02 (Lapan Surveillance UAV) merupakan sebuah pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) yang dibangunkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan yang telah melakukan berbagai misi surveilance baik sipil maupun militer, kemampuan terbang pesawat yang diklasifikasikan sebagai Tactial UAV ini, telah mampu terbang secara autonomous dan menempuh jangkauan terbang cukup jauh sekitar 200 Km.
Saat diujikan pesawat tanpa awak (UAV) ini pergi dan pulang ke lapangan udara Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. UAV dengan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95) ini terbang secara autonomous dan berhasil kembali mendarat dengan mulus di lapangan udara Pameungpek, Garut.
Pesawat LSU 02 mempunyai bobot 15 kg, dilengkapi 2 kamera foto dan kamera video. Pesawat ini mampu terbang dengan ketinggian 3000 meter. Lapan kini sedang menyiapkan generasi baru UAV yang mampu terbang hingga ketinggian 7200 meter, dengan payload dan endurance yang lebih besar.
Dalam artian, Lapan terus meningkatkan jangkauan terbang (long distance), kemampuan terbang (long endurance), kemampuan terbang secara otomatis (autonomous flying), dan kemampuan take off dan landing.
LSU 02 buatan LAPAN ini mampu membawa beban dengan berat maksimal hingga 3 kg dengan kecepatan terbang hingga 100km/jam. Pesawat nirawak seperti LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau wilayah yang sulit dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya, misalnya memotret kawah gunung berapi atau memantau kawasan bencana.
Pesawat nirawak LSU 02 besutan LAPAN ini memiliki panjang sayap hingga 2,4 m dan panjang badan pesawat 1,7 m. Seperti layaknya pesawat UAV lainnya, pesawat LSU 02 ini memiliki kemampuan untuk terbang secara otomatis yang dikendalikan dari jauh atau diprogram untuk menuju sasaran tertentu.
LAPAN (Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional) memberikan pesawat tanpa awak (drone atau UAV) tipe LSU 02 kepada TNI AD di HUT nya yang ke 51 di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis 27/11/2014.
Turut hadir dalam kesempatan ini adalah Thomas Djamaludin Kepala LAPAN, Brigjen Rudiono Edi, Kadis Litbang, Gunawan Setio Prabowo Kapustekbang LAPAN dan Rika Andiarti Deputi Bidang Teknologi Dirgantara LAPAN. Pihak TNI AD diwakili oleh Brigjen TNI Rudiono Edi, Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat.
LSU-02 (Lapan Surveillance UAV) merupakan sebuah pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) yang dibangunkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan yang telah melakukan berbagai misi surveilance baik sipil maupun militer, kemampuan terbang pesawat yang diklasifikasikan sebagai Tactial UAV ini, telah mampu terbang secara autonomous dan menempuh jangkauan terbang cukup jauh sekitar 200 Km.
Saat diujikan pesawat tanpa awak (UAV) ini pergi dan pulang ke lapangan udara Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. UAV dengan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95) ini terbang secara autonomous dan berhasil kembali mendarat dengan mulus di lapangan udara Pameungpek, Garut.
Pesawat LSU 02 mempunyai bobot 15 kg, dilengkapi 2 kamera foto dan kamera video. Pesawat ini mampu terbang dengan ketinggian 3000 meter. Lapan kini sedang menyiapkan generasi baru UAV yang mampu terbang hingga ketinggian 7200 meter, dengan payload dan endurance yang lebih besar.
Dalam artian, Lapan terus meningkatkan jangkauan terbang (long distance), kemampuan terbang (long endurance), kemampuan terbang secara otomatis (autonomous flying), dan kemampuan take off dan landing.
LSU 02 buatan LAPAN ini mampu membawa beban dengan berat maksimal hingga 3 kg dengan kecepatan terbang hingga 100km/jam. Pesawat nirawak seperti LSU 02 ini sangat bermanfaat untuk memantau wilayah yang sulit dijangkau manusia atau wilayah yang berbahaya, misalnya memotret kawah gunung berapi atau memantau kawasan bencana.
Pesawat nirawak LSU 02 besutan LAPAN ini memiliki panjang sayap hingga 2,4 m dan panjang badan pesawat 1,7 m. Seperti layaknya pesawat UAV lainnya, pesawat LSU 02 ini memiliki kemampuan untuk terbang secara otomatis yang dikendalikan dari jauh atau diprogram untuk menuju sasaran tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.