Pasukan Amerika Serikat di Afghanistan akan diizinkan untuk menyerang sasaran Taliban Afghanistan mulai tahun 2015.
Para pejabat Washington mengatakan petunjuk tentang perluasan peran tentara itu setelah berakhirnya operasi tempur besar sudah disetujui Presiden Barack Obama.
Media-media AS melaporkan bahwa petunjuk presiden juga akan memberikan dukungan udara bagi misi Afghanistan.
Pasukan AS di negara itu tinggal 9.800 personel pada akhir 2014 dan rencana awal adalah dengan peran terbatas pada pelatihan pasukan Afghanistan dan menangani sisa-sisa al-Qaeda.
Namun mereka kini akan diizinkan untuk beperang melawan Taliban jika kelompook militan itu 'secara langsung membahayakan Amerika Serikat dan pasukan koalisi' atau memberi dukungan kepada al-Qaeda,' seperti dikatakan seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Koran New York Times dan kantor berita AP melaporkan bahwa perubahan peran diputuskan oleh Presiden Obama dalam beberapa pekan ini.
Bulan September, pemerintahan baru Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani, menandatangani kesepakatan keamanan yang memungkinkan pasukan AS tetap berada di sana setelah tahun 2014.
Berdasarkan kesepakatan yang lain, sejumlah negara anggota NATO -seperti Jerman, Turki, dan Italia- akan menyumbang personel untuk 12.000 pasukan yang akan melatih dan membantu aparat keamanan Afghanistan.
Ashraf Ghani dilantik menjadi presiden pada bulan September, menggantikan Hamir Karzai yang menolak menandatangani kesepakatan keamanan dengan Amerika Serikat, antara lain karena AS meminta kekebalan atas tuntutan hukum untuk tentaranya.(nwk/nwk)
Para pejabat Washington mengatakan petunjuk tentang perluasan peran tentara itu setelah berakhirnya operasi tempur besar sudah disetujui Presiden Barack Obama.
Media-media AS melaporkan bahwa petunjuk presiden juga akan memberikan dukungan udara bagi misi Afghanistan.
Pasukan AS di negara itu tinggal 9.800 personel pada akhir 2014 dan rencana awal adalah dengan peran terbatas pada pelatihan pasukan Afghanistan dan menangani sisa-sisa al-Qaeda.
Namun mereka kini akan diizinkan untuk beperang melawan Taliban jika kelompook militan itu 'secara langsung membahayakan Amerika Serikat dan pasukan koalisi' atau memberi dukungan kepada al-Qaeda,' seperti dikatakan seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Koran New York Times dan kantor berita AP melaporkan bahwa perubahan peran diputuskan oleh Presiden Obama dalam beberapa pekan ini.
Bulan September, pemerintahan baru Afghanistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani, menandatangani kesepakatan keamanan yang memungkinkan pasukan AS tetap berada di sana setelah tahun 2014.
Berdasarkan kesepakatan yang lain, sejumlah negara anggota NATO -seperti Jerman, Turki, dan Italia- akan menyumbang personel untuk 12.000 pasukan yang akan melatih dan membantu aparat keamanan Afghanistan.
Ashraf Ghani dilantik menjadi presiden pada bulan September, menggantikan Hamir Karzai yang menolak menandatangani kesepakatan keamanan dengan Amerika Serikat, antara lain karena AS meminta kekebalan atas tuntutan hukum untuk tentaranya.(nwk/nwk)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.