... melihatnya dari kebijakan maritim dari dasar laut hingga ke atas ... Boeing B-737-400 Surveillance dari Skuadron Udara 5 TNI AU lepas landas, pada satu kesempatan. Di dalam kabin pesawat terbang pengamatan dan peringatan dini ini, terdapat instrumen-instrumen canggih untuk melacak wahana transportasi, di laut dan udara. (wikipedia.org)
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, jajarannya telah menyiapkan seluruh kesenjataan dan pesawat tempur dan intai untuk mendukung pengawasan maritim Indonesia.
"Kita melihatnya dari kebijakan maritim dari dasar laut hingga ke atas, sehingga peran TNI AU sangat signifikan termasuk pengawasan kapal ikan asing yang masuk di wilayah Indonesia," kata Dunia, usai acara melantik dan mengambil sumpah 165 perwira TNI AU lulusan Sekolah Pembentukan Perwira Angkatan Ke-17/2014, di Lapangan Dirgantara Pangkalan Utama TNI AU Adi Soemarmo, Karanganyar, Kamis.
Salah satu unsur yang dikerahkan adalah ketiga pesawat surveillance/reconnaisance Boeing B-737-400 Skuadron Udara 5. "Pesawat kami dari Skuadron 5 ini, yang mempunyi kemampuan strategis terbang melakukan pengawasan di wilayah Indonesia," kata Dunia.
Skuadron Udara 5 khusus didedikasikan untuk keperluan surveillance/reconnaisance. Termasuk juga fungsi pengendalian pertempuran dan operasi udara gabungan, pun operasi maritim.
Tentang lingkupan radar TNI AU, kata Dunia, saat ini baru 20 satuan radar yang disebar di seluruh Indonesia. TNI AU sebagai pembina kekuatan itu sementara Komando Pertahanan Udara Nasional TNI sebagai penggunanya.
Secara ideal, seharusnya ada 32 satuan radar yang dipimpin seorang letnan kolonel, agar bisa "menutup" semua perbatasan dan wilayah dalam ruang udara Indonesia.
"Kami memang menargetkan pengadaan hingga 32 titik radar dapat terpasang di seluruh wilayah Indonesia hingga 2024," kata Dunia.
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, mengatakan, jajarannya telah menyiapkan seluruh kesenjataan dan pesawat tempur dan intai untuk mendukung pengawasan maritim Indonesia.
"Kita melihatnya dari kebijakan maritim dari dasar laut hingga ke atas, sehingga peran TNI AU sangat signifikan termasuk pengawasan kapal ikan asing yang masuk di wilayah Indonesia," kata Dunia, usai acara melantik dan mengambil sumpah 165 perwira TNI AU lulusan Sekolah Pembentukan Perwira Angkatan Ke-17/2014, di Lapangan Dirgantara Pangkalan Utama TNI AU Adi Soemarmo, Karanganyar, Kamis.
Salah satu unsur yang dikerahkan adalah ketiga pesawat surveillance/reconnaisance Boeing B-737-400 Skuadron Udara 5. "Pesawat kami dari Skuadron 5 ini, yang mempunyi kemampuan strategis terbang melakukan pengawasan di wilayah Indonesia," kata Dunia.
Skuadron Udara 5 khusus didedikasikan untuk keperluan surveillance/reconnaisance. Termasuk juga fungsi pengendalian pertempuran dan operasi udara gabungan, pun operasi maritim.
Tentang lingkupan radar TNI AU, kata Dunia, saat ini baru 20 satuan radar yang disebar di seluruh Indonesia. TNI AU sebagai pembina kekuatan itu sementara Komando Pertahanan Udara Nasional TNI sebagai penggunanya.
Secara ideal, seharusnya ada 32 satuan radar yang dipimpin seorang letnan kolonel, agar bisa "menutup" semua perbatasan dan wilayah dalam ruang udara Indonesia.
"Kami memang menargetkan pengadaan hingga 32 titik radar dapat terpasang di seluruh wilayah Indonesia hingga 2024," kata Dunia.
★ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.