3 'Jenderal PBB' Ternyata Sempat Bertamu ke Kodam 3 Jendral PBB Gadungan
3 'Jenderal PBB' di Medan ini ternyata sempat hendak menemui jenderal asli. Mereka bertamu ke Kodam I/Bukit Barisan dan bertemu Pangdam Mayjen TNI Winston P Simanjuntak. Mau apa mereka?
"Belum tahu maksudnya. Yang jelas mereka belum sempat ketemu Panglima (Pangdam)," kata Kepala Staf Kodam (Kasdam) Bukit Barisan Brigjen Cucu Somantri di ruang VIP Bandara SSK II Pekanbaru, Kamis (27/11/2014).
Cucu yang berada di Pekanbaru untuk mengawal kunjungan Presiden Jokowi ini menambahkan, 3 berbaju jenderal tersebut diterima petugas piket dan dipersilakan di ruang tamu. Petugas melakukan pemeriksaan identitas dan dipastikan ketiganya bukan jenderal.
Kira-kira apa motif 3 jenderal gadungan datang ke Kodam? "Mungkin penipuan. Tapi kami belum tahu pasti karena sudah diserahkan ke polisi," jelas Cucu.
Berdasarkan pemeriksaan Polresta Medan, 3 'jenderal PBB' itu bernama Aditya Bambang Mataram, Syarifuddin P Simbolon, dan Jemmy Mokodompit. Mereka warga sipil, bukan anggota TNI. Ketiganya diserahkan personel Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/5 Medan ke Mapolresta, Selasa (18/11) sore.
Saat ini, 3 'jenderal PBB' itu dilepas dan dikenakan wajib lapor. Ketiganya dipersangkakan pasal memakai atribut pejabat negara, subsider Pasal 507 KUHP tentang penggunaan tanda kehormatan (satyalancana).
Dalam penjelasannya lewat e-mail kepada detikcom, ketiga orang itu menyangkal sebagai jenderal gadungan. Mereka mengaku dari United Nation The Peace Keeping Forces South East Asia (UN-TPKFCSEA) atau Pasukan Perdamaian PBB Wilayah Asia Tenggara.
3 Pria yang mengaku jenderal dari United Nation The Peace Keeping Forces South East Asia (UN-TPKFCSEA) atau Pasukan Perdamaian PBB Wilayah Asia Tenggara yang bertamu ke Kodam I/Bukit Barisan, sudah dicurigai sejak awal. Baik dari pangkat maupun seragamnya. Apa hal-hal yang mencurigakan dari ketiganya?
"Pangkat bintang 5 di Indonesia itu cuma 3 orang. Jenderal Sudirman, Nasution, dan Soeharto. Ini ada lagi yang punya bintang 5?" kata Kepala Staf Kodam (Kasdam) Bukit Barisan Brigjen Cucu Somantri di ruang VIP Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Kamis (27/11/2014).
Salah satu 'jenderal PBB', Aditya Bambang Mataram, memang mengenakan seragam dengan pangkat bintang 5. Sedangkan dua lainnya berpangkat bintang 3. Personel Kodam kemudian menghubungi Polisi Militer TNI AD (Pomad) untuk mengkroscek apakah ketiganya anggota TNI AD. Ternyata bukan.
Selain soal pangkat, kata Cucu, pakaian para jenderal tersebut juga mencurigakan. Pakaian mereka mirip seragam TNI AU. Tapi atributnya bukan milik TNI AU.
"Karena mereka warga sipil atau bukan TNI, maka kami serahkan ke polisi," kata Cucu yang berada di Pekanbaru untuk mengawal kunjungan Presiden Jokowi ini.
3 pria berbaju jenderal itu diserahkan personel Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/5 Medan ke Mapolresta, Selasa (18/11) sore. Saat ini, ketiganya sudah dilepas dan hanya dikenai wajib lapor. Melalui e-mail kepada detikcom, mereka membantah disebut jenderal gadungan dan menyebut dirinya dari United Nation The Peace Keeping Forces South East Asia UN-TPKFCSEA atau Pasukan Perdamaian PBB Wilayah Asia Tenggara.(try/nrl)Organisasi UNPKFCSEA Tempat 3 Jenderal Gadungan Itu Palsu! Kisah nyeleneh 3 pria yang mengaku sebagai jenderal PBB semakin lengkap saja. Perwakilan PBB di Jakarta menegaskan tidak ada organisasi bernama United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (UNPKFCSEA) di bawah naungan mereka. Penggunaan logo, hingga tiga pria yang mengaku sebagai jenderal di Medan dipastikan di luar izin PBB.
"Tidak, organisasi ini adalah palsu. Tidak benar ini bagian dari PBB. Banyak sekali yang mengaku-ngaku nama dan logo PBB untuk hal-hal tidak benar, seperti penipuan dan sebagainya," kata Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, saat ditemui detikcom di kantornya di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Pria asal Italia itu menambahkan, laporan tentang organisasi yang mencatut nama PBB di Indonesia bukan yang pertama. Sebelumnya ada beberapa kasus serupa dan sudah ditindaklanjuti oleh UN Department for Safety and Security (UNDSS).
"Dalam kejadian ini, kami tidak mengenali organisasi Peace Keeping Forces. Itu bukan bagian dari UN. Kita meyakini ini upaya menggunakan nama dan logo PBB yang tidak benar juga tidak resmi," tegasnya.
detikcom kemudian menunjukkan logo UNPKFCSEA sesuai dengan klarifikasi yang dikirim oleh 3 'jenderal' itu ke redaksi. Michele memastikan, logo itu tidak pernah dikenalnya selama 20 tahun bekerja di PBB.
"Saya bekerja di PBB selama 20 tahun dan saya tidak familiar dengan kelompok yang menamai dirinya bla...bla ini. Kami punya pasukan perdamaian, kontingen nasional dan lainnya. Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia menjadi kontributor penting untuk kami, tapi nama kelompok ini serta logo ini juga kami pastikan bukan bagian dari PBB," paparnya.
Apakah PBB punya logo lain? Atau logo yang untuk keluarga besar yang lain?
"Tidak. Hanya ini saja logo kami. Jadi logo kelompok itu bukan bagian dari keluarga besar PBB. Seseorang telah menciptakannya dan ini kadang terjadi orang menggunakan nama dan logo PBB bersamaan dengan (logo) milik mereka untuk lebih meyakinkan," jawabnya pasti.
Pada Rabu kemarin, tiga jenderal yang sudah jadi tersangka di Polresta Medan itu mengirim surat ke redaksi detikcom. Dalam e-mail tanpa alamat kantor dan kontak itu, mereka membantah sebagai gadungan. Organisasi mereka diklaim merupakan bagian dari PBB dan memiliki surat ketetapan yang sah. Jabatan jenderal bintang lima yang melekat pun diakui asli.
Namun, klaim mereka dipatahkan oleh Polresta Medan dan Kodam Bukit Barisan. Kepolisian dan TNI memastikan mereka gadungan dan bukan bagian dari TNI. Pihak Kodam menduga aksi mereka dilakukan untuk praktik penipuan.PBB: Kami akan Tindak Lanjuti Tiga jenderal gadungan yang jadi tersangka di Polresta Medan ada kemungkinan berurusan dengan PBB. Bagian Informasi PBB di Jakarta akan meneruskan soal keberadaan organisasi United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (UNPKFCSEA) ke bagian keamanan internal untuk ditindaklanjuti secara legal.
"Bukan kapasitas saya untuk mengatakan itu, tapi bila Anda memberikan salinan surat mereka, saya bisa teruskan ke bagian keamanan untuk ditindaklanjuti secara legal," kata Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, saat ditemui detikcom di kantornya di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Bagian keamanan internal PBB yang dimaksud Michele adalah UN Department for Safety and Security (UNDSS). Salah satu tugas mereka adalah untuk menyelidiki soal penyalahgunaan logo PBB untuk kepentingan tertentu.
"Pasukan perdamaian PBB menggunakan logo resmi PBB. Jadi saya meyakini, mereka membawa-bawa logo kami untuk kepentingannya," tambahnya.
Bagi Michele, keberadaan organisasi palsu itu merugikan PBB. Sebab, hal itu bertentangan dengan aturan organisasi bangsa-bangsa dunia tersebut.
"Tentu saja (terganggu). Ini menjadi hal yang bertentangan dengan aturan di PBB. Nama dan logo PBB seharusnya digunakan untuk kepentingan kami secara legal yang telah disetujui oleh anggota PBB pusat serta pemerintah Indonesia," tegasnya.
Pria asal Italia juga memastikan bukan kali ini saja logo PBB disalahgunakan. Ada beberapa kasus sebelumnya yang sudah terungkap.
Kisah jenderal PBB gadungan ini terungkap setelah mereka mencoba menemui Pangdam Bukit Barisan di Medan, Sumut. Namun baru sampai ruang tamu, kehadiran mereka sudah menuai kecurigaan. Sebab dari pangkat hingga atributnya tidak meyakinkan sebagai anggota jenderal PBB. Akhirnya, ketiganya dibawa ke Polresta Medan. Polisi pun sudah menetapkan ketiganya sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal penyalahgunaan atribut negara. Baik TNI maupun Polri menyebut mereka sebagai gadungan.
Identitas mereka adalah: Aditya Bambang Mataram yang mengenakan seragam dengan tanda pangkat lima bintang atau jenderal besar. Sementara dua lagi mengenakan tanda pangkat tiga bintang atau letnan jenderal, yakni Syarifuddin P Simbolon dan Jemmy Mokodompit.
Namun dalam email tanpa kontak dan alamat yang dikirim ke redaksi, ketiganya membantah sebagai gadungan.Waspadai Organisasi PBB Palsu dan Aksi Jenderal Gadungan, Ini Ciri-cirinya PBB menegaskan aksi tiga jenderal gadungan yang mengaku dari United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (UNPKFCSEA) bukan hal pertama. Publik diminta waspada terhadap aksi serupa. Bagaimana mengenali mereka?
Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, mengatakan, organisasi yang masuk dalam naungan PBB memiliki situs resmi yang berakhiran un.org atau un.id. Bila ada selain itu, maka patut dicurigai.
"Seharusnya kalau memang lembaga resmi PBB, menggunakan domain un.org atau un.id bukan wordpress," kata Michele di kantornya di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Situs organisasi tiga jenderal gadungan yang sempat diakses detikcom sebelumnya beralamat di UNTPKFCSEA.org. Kemarin, Rabu (26/11), situs itu masih bisa diakses, namun siang ini, tak lagi bisa diakses. Hanya ada tulisan 'under construction' di dalamnya.
Sementara informasi tentang sosok 'jenderal bintang lima' Adityo Bambang Mataram didapat di blog gratisan http://thepeacekeepingforces.wordpress.com.
"Itu situs blog, bukan situs resmi," tegas Michele.
"Saya juga sudah dapat laporan dari bagian keamanan PBB, kalau itu organisasi palsu dan bukan bagian dari kami," tambahnya.
Michele menunjukkan contoh lain dari organisasi palsu PBB di belahan dunia lain. Dia menunjukkan situs: http://unwhf.webs.com/about-us.
"Itu adalah contoh lain organisasi palsu yang kami dapatkan laporannya beberapa waktu lalu," kata Michele.(aws/mad)
3 'Jenderal PBB' di Medan ini ternyata sempat hendak menemui jenderal asli. Mereka bertamu ke Kodam I/Bukit Barisan dan bertemu Pangdam Mayjen TNI Winston P Simanjuntak. Mau apa mereka?
"Belum tahu maksudnya. Yang jelas mereka belum sempat ketemu Panglima (Pangdam)," kata Kepala Staf Kodam (Kasdam) Bukit Barisan Brigjen Cucu Somantri di ruang VIP Bandara SSK II Pekanbaru, Kamis (27/11/2014).
Cucu yang berada di Pekanbaru untuk mengawal kunjungan Presiden Jokowi ini menambahkan, 3 berbaju jenderal tersebut diterima petugas piket dan dipersilakan di ruang tamu. Petugas melakukan pemeriksaan identitas dan dipastikan ketiganya bukan jenderal.
Kira-kira apa motif 3 jenderal gadungan datang ke Kodam? "Mungkin penipuan. Tapi kami belum tahu pasti karena sudah diserahkan ke polisi," jelas Cucu.
Berdasarkan pemeriksaan Polresta Medan, 3 'jenderal PBB' itu bernama Aditya Bambang Mataram, Syarifuddin P Simbolon, dan Jemmy Mokodompit. Mereka warga sipil, bukan anggota TNI. Ketiganya diserahkan personel Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/5 Medan ke Mapolresta, Selasa (18/11) sore.
Saat ini, 3 'jenderal PBB' itu dilepas dan dikenakan wajib lapor. Ketiganya dipersangkakan pasal memakai atribut pejabat negara, subsider Pasal 507 KUHP tentang penggunaan tanda kehormatan (satyalancana).
Dalam penjelasannya lewat e-mail kepada detikcom, ketiga orang itu menyangkal sebagai jenderal gadungan. Mereka mengaku dari United Nation The Peace Keeping Forces South East Asia (UN-TPKFCSEA) atau Pasukan Perdamaian PBB Wilayah Asia Tenggara.
3 Pria yang mengaku jenderal dari United Nation The Peace Keeping Forces South East Asia (UN-TPKFCSEA) atau Pasukan Perdamaian PBB Wilayah Asia Tenggara yang bertamu ke Kodam I/Bukit Barisan, sudah dicurigai sejak awal. Baik dari pangkat maupun seragamnya. Apa hal-hal yang mencurigakan dari ketiganya?
"Pangkat bintang 5 di Indonesia itu cuma 3 orang. Jenderal Sudirman, Nasution, dan Soeharto. Ini ada lagi yang punya bintang 5?" kata Kepala Staf Kodam (Kasdam) Bukit Barisan Brigjen Cucu Somantri di ruang VIP Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Kamis (27/11/2014).
Salah satu 'jenderal PBB', Aditya Bambang Mataram, memang mengenakan seragam dengan pangkat bintang 5. Sedangkan dua lainnya berpangkat bintang 3. Personel Kodam kemudian menghubungi Polisi Militer TNI AD (Pomad) untuk mengkroscek apakah ketiganya anggota TNI AD. Ternyata bukan.
Selain soal pangkat, kata Cucu, pakaian para jenderal tersebut juga mencurigakan. Pakaian mereka mirip seragam TNI AU. Tapi atributnya bukan milik TNI AU.
"Karena mereka warga sipil atau bukan TNI, maka kami serahkan ke polisi," kata Cucu yang berada di Pekanbaru untuk mengawal kunjungan Presiden Jokowi ini.
3 pria berbaju jenderal itu diserahkan personel Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/5 Medan ke Mapolresta, Selasa (18/11) sore. Saat ini, ketiganya sudah dilepas dan hanya dikenai wajib lapor. Melalui e-mail kepada detikcom, mereka membantah disebut jenderal gadungan dan menyebut dirinya dari United Nation The Peace Keeping Forces South East Asia UN-TPKFCSEA atau Pasukan Perdamaian PBB Wilayah Asia Tenggara.(try/nrl)Organisasi UNPKFCSEA Tempat 3 Jenderal Gadungan Itu Palsu! Kisah nyeleneh 3 pria yang mengaku sebagai jenderal PBB semakin lengkap saja. Perwakilan PBB di Jakarta menegaskan tidak ada organisasi bernama United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (UNPKFCSEA) di bawah naungan mereka. Penggunaan logo, hingga tiga pria yang mengaku sebagai jenderal di Medan dipastikan di luar izin PBB.
"Tidak, organisasi ini adalah palsu. Tidak benar ini bagian dari PBB. Banyak sekali yang mengaku-ngaku nama dan logo PBB untuk hal-hal tidak benar, seperti penipuan dan sebagainya," kata Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, saat ditemui detikcom di kantornya di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Pria asal Italia itu menambahkan, laporan tentang organisasi yang mencatut nama PBB di Indonesia bukan yang pertama. Sebelumnya ada beberapa kasus serupa dan sudah ditindaklanjuti oleh UN Department for Safety and Security (UNDSS).
"Dalam kejadian ini, kami tidak mengenali organisasi Peace Keeping Forces. Itu bukan bagian dari UN. Kita meyakini ini upaya menggunakan nama dan logo PBB yang tidak benar juga tidak resmi," tegasnya.
detikcom kemudian menunjukkan logo UNPKFCSEA sesuai dengan klarifikasi yang dikirim oleh 3 'jenderal' itu ke redaksi. Michele memastikan, logo itu tidak pernah dikenalnya selama 20 tahun bekerja di PBB.
"Saya bekerja di PBB selama 20 tahun dan saya tidak familiar dengan kelompok yang menamai dirinya bla...bla ini. Kami punya pasukan perdamaian, kontingen nasional dan lainnya. Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia menjadi kontributor penting untuk kami, tapi nama kelompok ini serta logo ini juga kami pastikan bukan bagian dari PBB," paparnya.
Apakah PBB punya logo lain? Atau logo yang untuk keluarga besar yang lain?
"Tidak. Hanya ini saja logo kami. Jadi logo kelompok itu bukan bagian dari keluarga besar PBB. Seseorang telah menciptakannya dan ini kadang terjadi orang menggunakan nama dan logo PBB bersamaan dengan (logo) milik mereka untuk lebih meyakinkan," jawabnya pasti.
Pada Rabu kemarin, tiga jenderal yang sudah jadi tersangka di Polresta Medan itu mengirim surat ke redaksi detikcom. Dalam e-mail tanpa alamat kantor dan kontak itu, mereka membantah sebagai gadungan. Organisasi mereka diklaim merupakan bagian dari PBB dan memiliki surat ketetapan yang sah. Jabatan jenderal bintang lima yang melekat pun diakui asli.
Namun, klaim mereka dipatahkan oleh Polresta Medan dan Kodam Bukit Barisan. Kepolisian dan TNI memastikan mereka gadungan dan bukan bagian dari TNI. Pihak Kodam menduga aksi mereka dilakukan untuk praktik penipuan.PBB: Kami akan Tindak Lanjuti Tiga jenderal gadungan yang jadi tersangka di Polresta Medan ada kemungkinan berurusan dengan PBB. Bagian Informasi PBB di Jakarta akan meneruskan soal keberadaan organisasi United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (UNPKFCSEA) ke bagian keamanan internal untuk ditindaklanjuti secara legal.
"Bukan kapasitas saya untuk mengatakan itu, tapi bila Anda memberikan salinan surat mereka, saya bisa teruskan ke bagian keamanan untuk ditindaklanjuti secara legal," kata Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, saat ditemui detikcom di kantornya di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Bagian keamanan internal PBB yang dimaksud Michele adalah UN Department for Safety and Security (UNDSS). Salah satu tugas mereka adalah untuk menyelidiki soal penyalahgunaan logo PBB untuk kepentingan tertentu.
"Pasukan perdamaian PBB menggunakan logo resmi PBB. Jadi saya meyakini, mereka membawa-bawa logo kami untuk kepentingannya," tambahnya.
Bagi Michele, keberadaan organisasi palsu itu merugikan PBB. Sebab, hal itu bertentangan dengan aturan organisasi bangsa-bangsa dunia tersebut.
"Tentu saja (terganggu). Ini menjadi hal yang bertentangan dengan aturan di PBB. Nama dan logo PBB seharusnya digunakan untuk kepentingan kami secara legal yang telah disetujui oleh anggota PBB pusat serta pemerintah Indonesia," tegasnya.
Pria asal Italia juga memastikan bukan kali ini saja logo PBB disalahgunakan. Ada beberapa kasus sebelumnya yang sudah terungkap.
Kisah jenderal PBB gadungan ini terungkap setelah mereka mencoba menemui Pangdam Bukit Barisan di Medan, Sumut. Namun baru sampai ruang tamu, kehadiran mereka sudah menuai kecurigaan. Sebab dari pangkat hingga atributnya tidak meyakinkan sebagai anggota jenderal PBB. Akhirnya, ketiganya dibawa ke Polresta Medan. Polisi pun sudah menetapkan ketiganya sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal penyalahgunaan atribut negara. Baik TNI maupun Polri menyebut mereka sebagai gadungan.
Identitas mereka adalah: Aditya Bambang Mataram yang mengenakan seragam dengan tanda pangkat lima bintang atau jenderal besar. Sementara dua lagi mengenakan tanda pangkat tiga bintang atau letnan jenderal, yakni Syarifuddin P Simbolon dan Jemmy Mokodompit.
Namun dalam email tanpa kontak dan alamat yang dikirim ke redaksi, ketiganya membantah sebagai gadungan.Waspadai Organisasi PBB Palsu dan Aksi Jenderal Gadungan, Ini Ciri-cirinya PBB menegaskan aksi tiga jenderal gadungan yang mengaku dari United Nations Peace Keeping Forces Council South East Asia (UNPKFCSEA) bukan hal pertama. Publik diminta waspada terhadap aksi serupa. Bagaimana mengenali mereka?
Direktur United Nations Information Center di Jakarta, Michele Zaccheo, mengatakan, organisasi yang masuk dalam naungan PBB memiliki situs resmi yang berakhiran un.org atau un.id. Bila ada selain itu, maka patut dicurigai.
"Seharusnya kalau memang lembaga resmi PBB, menggunakan domain un.org atau un.id bukan wordpress," kata Michele di kantornya di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014). Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris.
Situs organisasi tiga jenderal gadungan yang sempat diakses detikcom sebelumnya beralamat di UNTPKFCSEA.org. Kemarin, Rabu (26/11), situs itu masih bisa diakses, namun siang ini, tak lagi bisa diakses. Hanya ada tulisan 'under construction' di dalamnya.
Sementara informasi tentang sosok 'jenderal bintang lima' Adityo Bambang Mataram didapat di blog gratisan http://thepeacekeepingforces.wordpress.com.
"Itu situs blog, bukan situs resmi," tegas Michele.
"Saya juga sudah dapat laporan dari bagian keamanan PBB, kalau itu organisasi palsu dan bukan bagian dari kami," tambahnya.
Michele menunjukkan contoh lain dari organisasi palsu PBB di belahan dunia lain. Dia menunjukkan situs: http://unwhf.webs.com/about-us.
"Itu adalah contoh lain organisasi palsu yang kami dapatkan laporannya beberapa waktu lalu," kata Michele.(aws/mad)
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.