Kapal induk USS Carl Vinson
Pemerintah Indonesia dan jajaran TNI Angkatan Laut serius dalam mengamankan perairannya dari kapal nelayan asing yang mencuri hasil laut. Salah satu buktinya, tiga kapal Vietnam ditenggelamkan dengan cara ditembak dan dibom.
Berbeda dengan Indonesia, pemerintah Amerika Serikat lebih serius lagi mengamankan sumber daya lautnya. Angkatan Laut Amerika menerjunkan kapal induk USS Carl Vinson untuk mengamankan perairan Oceania.
Pihak berwenang Angkatan Laut Amerika mengatakan, kawasan perairan Oceania tidak hanya bermanfaat bagi kemakmuran perekonomian negeri Paman Sam tersebut tapi juga bagi 22 kepulauan pasifik. Perairan Oceania disebut sebagai 'Sabuk Tuna', di mana 75 persen komoditi tuna di dunia dipasok dari Oceania.
"Kerugian akibat illegal fishing mencapai USD 1.7 miliar (Rp 20.4 triliun, jika USD 1 = Rp 12 ribu)," kata Komandan Penjaga Pantai Komandan Mark Morrin, seperti dikutip Navy Times, Senin (8/12).
Angkatan Laut Amerika mulai membantu penjaga pantai Oceania Maritime Security Initiative (OMSI) yang berbasis di Hawaii. Sejak saat itu, lusinan kapal mulai bergabung menjaga perairan Oceania.
Kapal induk USS Carl Vinson bersama kapal penjelajah Bunker Hill dan kapal penghancur Halsey bergabung sejak 7 hingga 15 Mei di OMSI. Pesawat jet, pesawat turboprops hingga helikopter dari Carl Vinson terbang sebanyak lima kali berpatroli di kawasan Oceania.
USS Carl Vinson (CVN-70) merupakan kapal induk yang diluncurkan pada 1980. Nama kapal tersebut diambil dari nama anggota kongres Carl Vinson atas kontribusinya terhadap Angkatan Laut Amerika.
Kapal induk seberat 101.300 ton tersebut pernah terlibat dalam Operation Desert Strike, Operation Iraqi Freedom, Operation Southern Watch, dan Operation Enduring Freedom.[tts]
★ Merdeka
Pemerintah Indonesia dan jajaran TNI Angkatan Laut serius dalam mengamankan perairannya dari kapal nelayan asing yang mencuri hasil laut. Salah satu buktinya, tiga kapal Vietnam ditenggelamkan dengan cara ditembak dan dibom.
Berbeda dengan Indonesia, pemerintah Amerika Serikat lebih serius lagi mengamankan sumber daya lautnya. Angkatan Laut Amerika menerjunkan kapal induk USS Carl Vinson untuk mengamankan perairan Oceania.
Pihak berwenang Angkatan Laut Amerika mengatakan, kawasan perairan Oceania tidak hanya bermanfaat bagi kemakmuran perekonomian negeri Paman Sam tersebut tapi juga bagi 22 kepulauan pasifik. Perairan Oceania disebut sebagai 'Sabuk Tuna', di mana 75 persen komoditi tuna di dunia dipasok dari Oceania.
"Kerugian akibat illegal fishing mencapai USD 1.7 miliar (Rp 20.4 triliun, jika USD 1 = Rp 12 ribu)," kata Komandan Penjaga Pantai Komandan Mark Morrin, seperti dikutip Navy Times, Senin (8/12).
Angkatan Laut Amerika mulai membantu penjaga pantai Oceania Maritime Security Initiative (OMSI) yang berbasis di Hawaii. Sejak saat itu, lusinan kapal mulai bergabung menjaga perairan Oceania.
Kapal induk USS Carl Vinson bersama kapal penjelajah Bunker Hill dan kapal penghancur Halsey bergabung sejak 7 hingga 15 Mei di OMSI. Pesawat jet, pesawat turboprops hingga helikopter dari Carl Vinson terbang sebanyak lima kali berpatroli di kawasan Oceania.
USS Carl Vinson (CVN-70) merupakan kapal induk yang diluncurkan pada 1980. Nama kapal tersebut diambil dari nama anggota kongres Carl Vinson atas kontribusinya terhadap Angkatan Laut Amerika.
Kapal induk seberat 101.300 ton tersebut pernah terlibat dalam Operation Desert Strike, Operation Iraqi Freedom, Operation Southern Watch, dan Operation Enduring Freedom.[tts]
★ Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.