Fotografer asal AS Luke Somers tewas dibunuh kelompok Al-Qaeda. (sumber: bbc)
Dua sandera yang ditawan kelompok teroris al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yakni wartawan foto asal Amerika Serikat (AS) Luke Somers dan seorang guru asal Afrika Selatan, Pierre Korkie tewas dalam operasi penyelamatan untuk mereka. Operasi penyelamatan itu dilakukan tentara AS dibantu militer Yaman di Provinsi Shabwa bagian selatan, Yaman.
Serangan ke lokasi persembunyian al-Qaeda itu merupakan perintah Presiden AS Barack Obama. Perintah itu keluar setelah adanya kabar bahwa adanya ancaman berbahaya terhadap Somers.
Setidaknya, 10 anggota al-Qaeda tewas dalam operasi pembebasan sandera itu.
Sebelumnya AQAP telah menayangkan video secara online yang berisi ancaman akan membunuh Somers. Video itu mendorong dilakukannya upaya penyelamatan oleh pasukan Amerika yang dibantu pasukan darat Yaman.
Pemerintah AS pertama kali mencoba untuk membebaskan Somers pada 25 November lalu. Saat itu, ada delapan tawanan lain yang diselamatkan, tetapi tidak termasuk Somers. Soalnya, para penculik telah memindahkan Somers ke lokasi lain sebelum serangan itu.
Somers (33 tahun) diculik pada pertengahan September 2013 lampau ketika ia tengah bekerja sebagai wartawan foto lepas untuk surat kabar Yaman Times. Dikabarkan, ia tewas karena luka selama upaya penyelamatan.
Lucy, adik Somers, seperti dikutip oleh kantor berita Assoicated Press mengatakan bahwa ia diberitahu oleh FBI soal kematian saudaranya itu.
Dalam serangan itu, Korkie juga tewas karena terluka. Sebelumnya, Gift of the Gifers, lembaga bantuan Muslim dari Afrika Selatan yang melakukan negosiasi pembebasan Korkie menyebutkan, Korkie dijanjikan akan dibebaskan pada Minggu (7/12). Namun, ternyata malah tewas saat penyerangan itu.
Dua sandera yang ditawan kelompok teroris al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yakni wartawan foto asal Amerika Serikat (AS) Luke Somers dan seorang guru asal Afrika Selatan, Pierre Korkie tewas dalam operasi penyelamatan untuk mereka. Operasi penyelamatan itu dilakukan tentara AS dibantu militer Yaman di Provinsi Shabwa bagian selatan, Yaman.
Serangan ke lokasi persembunyian al-Qaeda itu merupakan perintah Presiden AS Barack Obama. Perintah itu keluar setelah adanya kabar bahwa adanya ancaman berbahaya terhadap Somers.
Setidaknya, 10 anggota al-Qaeda tewas dalam operasi pembebasan sandera itu.
Sebelumnya AQAP telah menayangkan video secara online yang berisi ancaman akan membunuh Somers. Video itu mendorong dilakukannya upaya penyelamatan oleh pasukan Amerika yang dibantu pasukan darat Yaman.
Pemerintah AS pertama kali mencoba untuk membebaskan Somers pada 25 November lalu. Saat itu, ada delapan tawanan lain yang diselamatkan, tetapi tidak termasuk Somers. Soalnya, para penculik telah memindahkan Somers ke lokasi lain sebelum serangan itu.
Somers (33 tahun) diculik pada pertengahan September 2013 lampau ketika ia tengah bekerja sebagai wartawan foto lepas untuk surat kabar Yaman Times. Dikabarkan, ia tewas karena luka selama upaya penyelamatan.
Lucy, adik Somers, seperti dikutip oleh kantor berita Assoicated Press mengatakan bahwa ia diberitahu oleh FBI soal kematian saudaranya itu.
Dalam serangan itu, Korkie juga tewas karena terluka. Sebelumnya, Gift of the Gifers, lembaga bantuan Muslim dari Afrika Selatan yang melakukan negosiasi pembebasan Korkie menyebutkan, Korkie dijanjikan akan dibebaskan pada Minggu (7/12). Namun, ternyata malah tewas saat penyerangan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.