Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan semakin tangguh dengan alat utama sistem persenjataan (alustista) baru yang akan dipamerkan di Hari Ulang Tahun Juang Kartika pada 15 Desember mendatang. Peralatan baru tersebut akan menjadi bagian dari sistem persenjataan yang dimiliki oleh Artileri Pertahanan Udara (Arhanud).
Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad Mayjen TNI Bambang Haryanto mengungkapkan, tantangan TNI dalam mempertahankan wilayah udara cukup berat, apalagi dengan wilayah Indonesia yang sangat luas. Karena itu harus didukung dengan pembaruan peralatan-peralatan tempur udara.
"Kita punya peralatan baru yang akan dipamerkan di hari ulang tahun Juang Kartika tanggal 15 Desember di Jakarta. Karena itu alat yang baru itulah yang nanti akan menjadi alat utama dari Arhanud. Kita sudah punya alat-alat yang canggih, tenaga ahlinya sudah dipersiapkan, sudah dilatih, sudah dididik, tapi kemahiran itu harus terus dilatih," kata Bambang di Malang, Senin (8/12).
Arhanud, kata Bambang, memiliki arti strategis bagi pertahanan wilayah udara Indonesia. Arhanud adalah bagian dari satu Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional). Pada level tertentu pertahanan udara di bawah Kohanudnas, di mana pada level taktis operasional pesawat- pesawat yang terbang rendah dalam satu pertempuran menjadi tanggung jawab Arhanud.
"Ketika pesawat itu terbang tinggi dengan kecepatan yang sudah tinggi maka Kohanudnas lah yang akan mendeteksi datangnya pesawat. Kemudian hasil-hasil deteksi itu disampaikan kepada semua jajaran satuan tembak. Nah Arhanud itu dalam jajaran satuan tembak untuk pesawat-pesawat yang terbang rendah dalam satu dinamika pertempuran," katanya.
Mayjen Bambang berada di Malang dalam rangka memimpin serah terima jabatan (Sertijab) Komandan Batalyon Arhanudri 2/2 Kostrad dari Letkol Arh GTH Hasto Respatyo ke Mayor Arh Gunawan Wibisono. Selanjutnya Hasto akan dipromosikan sebagai Dandim di Kalimantan Selatan. Sementara Mayor Gunawan sebelumnya sebagai Danden Rudal 003 Cikupak, Cimahi dan sempat bertugas di Pusat Kesenjataan Arhanud Kodiklat TNI AD di Cimahi, Jawa Barat.[bal]
Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad Mayjen TNI Bambang Haryanto mengungkapkan, tantangan TNI dalam mempertahankan wilayah udara cukup berat, apalagi dengan wilayah Indonesia yang sangat luas. Karena itu harus didukung dengan pembaruan peralatan-peralatan tempur udara.
"Kita punya peralatan baru yang akan dipamerkan di hari ulang tahun Juang Kartika tanggal 15 Desember di Jakarta. Karena itu alat yang baru itulah yang nanti akan menjadi alat utama dari Arhanud. Kita sudah punya alat-alat yang canggih, tenaga ahlinya sudah dipersiapkan, sudah dilatih, sudah dididik, tapi kemahiran itu harus terus dilatih," kata Bambang di Malang, Senin (8/12).
Arhanud, kata Bambang, memiliki arti strategis bagi pertahanan wilayah udara Indonesia. Arhanud adalah bagian dari satu Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional). Pada level tertentu pertahanan udara di bawah Kohanudnas, di mana pada level taktis operasional pesawat- pesawat yang terbang rendah dalam satu pertempuran menjadi tanggung jawab Arhanud.
"Ketika pesawat itu terbang tinggi dengan kecepatan yang sudah tinggi maka Kohanudnas lah yang akan mendeteksi datangnya pesawat. Kemudian hasil-hasil deteksi itu disampaikan kepada semua jajaran satuan tembak. Nah Arhanud itu dalam jajaran satuan tembak untuk pesawat-pesawat yang terbang rendah dalam satu dinamika pertempuran," katanya.
Mayjen Bambang berada di Malang dalam rangka memimpin serah terima jabatan (Sertijab) Komandan Batalyon Arhanudri 2/2 Kostrad dari Letkol Arh GTH Hasto Respatyo ke Mayor Arh Gunawan Wibisono. Selanjutnya Hasto akan dipromosikan sebagai Dandim di Kalimantan Selatan. Sementara Mayor Gunawan sebelumnya sebagai Danden Rudal 003 Cikupak, Cimahi dan sempat bertugas di Pusat Kesenjataan Arhanud Kodiklat TNI AD di Cimahi, Jawa Barat.[bal]
★ Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.