Perihal kapal selam siluman Scorpene Kapal selam India, Scorpene.
Baru-baru ini para pejabat Departemen Pertahanan dan AL India meradang hebat. Apa pasal? Kemarahan ditujukan pada laporan dari media Australia The Australian yang menyebutkan bahwa seluruh desain dari kapal selam Scorpene yang telah dipesan dan disesuaikan spesifikasinya dengan keinginan AL India ternyata bocor!
Sebanyak 22.000 halaman dari seluruh rencana desain dan manual operasi telah keluar dan dipegang pihak-pihak tak bertanggungjawab mulai tahun 2011. Sumber dari kebocoran tersebut ditengarai berasal dari pejabat galangan kapal DCNS selaku pembuat kapal selam Scorpene.
Masalahnya tidak hanya jumlah halaman yang dibocorkan, tetapi juga karena informasi yang keluar adalah informasi rahasia mengenai detail kemampuan dari enam unit kapal selam Scorpene yang dimiliki AL India. Misalnya frekuensi khusus yang digunakan untuk berkomunikasi antar kapal selam, tingkat kebisingan yang dihasilkan pada tiap tingkat kecepatan Scorpene di berbagai kedalaman laut.
Begitu pula kinerja Scorpene AL India, baik itu kedalaman yang bisa dicapai, jarak jangkau patroli, dan lama Scorpene dapat menyelam. Data mengenai kecepatan maksimal yang harus dijaga sebelum Scorpene naik ke permukaan, atau menggunakan periskop ada pula dalam laporan.
Sebegitu detailnya informasi yang bocor, ada pula instruksi mengenai segmen kapal, seberapa kedap suaranya, dan bagian mana yang bisa digunakan oleh awak untuk berbicara. Spesifikasi dari sistem peluncuran torpedo dan sistem kendali tempurnya bahkan jadi bagian dari dokumen yang dibocorkan. Sound signature yang dihasilkan propeller saat meluncur di dalam laut juga dijelaskan, membuat siapapun yang memiliki dokumen tersebut menjadi tahu apa yang harus dicari apabila mereka memburu Scorpene AL India.
INS Kalvari.
Scorpene AL India dibangun secara khusus dengan memasukkan sebanyak mungkin sistem buatan India, selain untuk memenuhi kebutuhan transfer teknologi, tetapi juga menjaga agar tingkat kerahasiaannya tinggi. Sebanyak enam kapal selam dipesan AL India melalui Project 75 dalam kontrak senilai 3,5 miliar dolar AS yang pembangunannya dilakukan di galangan kapal Mazagon di Mumbai. Baru satu kapal selam yaitu INS Kalvari yang selesai dibangun dan tengah menunggu uji coba.
Begitu dokumennya bocor, sudah pasti sebagian besar dapat dianalisa untuk menemukan kelemahan Scorpene. Kapal selam ini juga digunakan oleh Malaysia dan Chili, jadi kemampuan Scorpene yang terang benderang oleh dokumen curian tersebut boleh jadi mengurangi aura kemisteriusan dan kemampuannya untuk melaksanakan pertempuran di bawah air. Bagi India, kemampuan siluman Scorpene dibutuhkan mengingat baik Tiongkok dan Pakistan juga mengoperasikan kapal selam.
Menteri pertahanan India yang baru Manohar Parrikar segera memerintahkan Kepala Staf AL India Laksamana Sunil Laba untuk menggelar penyelidikan intensif. Hasilnya adalah bahwa kebocoran bersumber dari luar India. The Australian melaporkan bahwa sumber kebocoran memang dari DCNS Perancis, dimana selain data mengenai Scorpene India, mereka juga memperoleh data rencana penjualan frigat Perancis ke Chili dan rencana penjualan kapal Mistral ke Rusia yang dibatalkan karena embargo.
[Author: Aryo Nugroho]
Baru-baru ini para pejabat Departemen Pertahanan dan AL India meradang hebat. Apa pasal? Kemarahan ditujukan pada laporan dari media Australia The Australian yang menyebutkan bahwa seluruh desain dari kapal selam Scorpene yang telah dipesan dan disesuaikan spesifikasinya dengan keinginan AL India ternyata bocor!
Sebanyak 22.000 halaman dari seluruh rencana desain dan manual operasi telah keluar dan dipegang pihak-pihak tak bertanggungjawab mulai tahun 2011. Sumber dari kebocoran tersebut ditengarai berasal dari pejabat galangan kapal DCNS selaku pembuat kapal selam Scorpene.
Masalahnya tidak hanya jumlah halaman yang dibocorkan, tetapi juga karena informasi yang keluar adalah informasi rahasia mengenai detail kemampuan dari enam unit kapal selam Scorpene yang dimiliki AL India. Misalnya frekuensi khusus yang digunakan untuk berkomunikasi antar kapal selam, tingkat kebisingan yang dihasilkan pada tiap tingkat kecepatan Scorpene di berbagai kedalaman laut.
Begitu pula kinerja Scorpene AL India, baik itu kedalaman yang bisa dicapai, jarak jangkau patroli, dan lama Scorpene dapat menyelam. Data mengenai kecepatan maksimal yang harus dijaga sebelum Scorpene naik ke permukaan, atau menggunakan periskop ada pula dalam laporan.
Sebegitu detailnya informasi yang bocor, ada pula instruksi mengenai segmen kapal, seberapa kedap suaranya, dan bagian mana yang bisa digunakan oleh awak untuk berbicara. Spesifikasi dari sistem peluncuran torpedo dan sistem kendali tempurnya bahkan jadi bagian dari dokumen yang dibocorkan. Sound signature yang dihasilkan propeller saat meluncur di dalam laut juga dijelaskan, membuat siapapun yang memiliki dokumen tersebut menjadi tahu apa yang harus dicari apabila mereka memburu Scorpene AL India.
INS Kalvari.
Scorpene AL India dibangun secara khusus dengan memasukkan sebanyak mungkin sistem buatan India, selain untuk memenuhi kebutuhan transfer teknologi, tetapi juga menjaga agar tingkat kerahasiaannya tinggi. Sebanyak enam kapal selam dipesan AL India melalui Project 75 dalam kontrak senilai 3,5 miliar dolar AS yang pembangunannya dilakukan di galangan kapal Mazagon di Mumbai. Baru satu kapal selam yaitu INS Kalvari yang selesai dibangun dan tengah menunggu uji coba.
Begitu dokumennya bocor, sudah pasti sebagian besar dapat dianalisa untuk menemukan kelemahan Scorpene. Kapal selam ini juga digunakan oleh Malaysia dan Chili, jadi kemampuan Scorpene yang terang benderang oleh dokumen curian tersebut boleh jadi mengurangi aura kemisteriusan dan kemampuannya untuk melaksanakan pertempuran di bawah air. Bagi India, kemampuan siluman Scorpene dibutuhkan mengingat baik Tiongkok dan Pakistan juga mengoperasikan kapal selam.
Menteri pertahanan India yang baru Manohar Parrikar segera memerintahkan Kepala Staf AL India Laksamana Sunil Laba untuk menggelar penyelidikan intensif. Hasilnya adalah bahwa kebocoran bersumber dari luar India. The Australian melaporkan bahwa sumber kebocoran memang dari DCNS Perancis, dimana selain data mengenai Scorpene India, mereka juga memperoleh data rencana penjualan frigat Perancis ke Chili dan rencana penjualan kapal Mistral ke Rusia yang dibatalkan karena embargo.
[Author: Aryo Nugroho]
♞ Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.