Pesawat CN-235 220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) TNI AL ☆
TNI Angkatan Laut mengerahkan pesawat intai maritim canggih untuk melacak Tanker Vier Harmoni yang menurut Malaysia hilang dibajak di perairan Indonesia.
Pesawat intai produksi PT Dirgantara Indonesia itu lepas landas dari Lanudal Tanjungpinang, Minggu, dalam operasi yang dipimpin Asisten Operasional dan Asisten Intelijen Lantamal IV dengan membawa serta para wartawan.
"Dalam pesawat ini terdapat peralatan canggih. Pesawat intai ini dapat melacak lebih dekat dan jelas," kata Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang Laksamana Pertama S. Irawan.
Pesawat itu mengelilingi seluruh perairan Pulau Bintan, Batam hingga Natuna dengan mengidentifikasi satu per satu kapal-kapal di wilayah-wilayah ini yang tampak jelas pada layar monitor.
"Sejak 17 Agustus 2016 sampai sekarang pencarian dilakukan terus," kata Irawan.
Dia mengatakan seluruh kekuatan TNI AL di darat, laut dan udara dikerahkan untuk melacak Tanker Vier Harmoni yang sampai sekarang belum ditemukan.
Berdasarkan analisis, tanker itu tidak dilarikan ke wilayah selatan karena sudah dijaga ketat oleh TNI AL. "Hasil analisis, pengumpulan data dan informasi, kuat dugaan tanker itu dilarikan ke wilayah utara," ujar Irawan.
Pencarian dilakukan setelah Lantamal IV/Tanjungpinang menerima laporan Tanker MT Vier Harmoni yang memuat 900 KL solar dilarikan oleh anak buah kapal.
Irawan menindaklanjuti laporan itu dengan membentuk tim gabungan TNI AL yang mengerahkan KRI baik di bawah kendali Gugus Tempur Laut Armada Barat maupun di bawah Gugus Keamanan Laut Wilayah Barat.
"Tim Western Fleet Quick Response WFQR serius menelusuri keberadaan kapal tersebut," ujar Irawan.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Vier Harmoni berbendera Indonesia milik PT Vierlines itu tidak dibajak, namun dilarikan oleh anak buah kapal ke Batam, dan Tim WFQR terus mencari kapal ini.
Berdasarkan hasil koordinasi WFQR dengan MMEA, kapten kapal sempat dua kali menghubungi agennya bahwa kapal akan dibawa kembali ke Batam karena masalah dalam internal perusahaan.
"Panggilan terakhir kapten kapal Kamis (17/8) sekitar pukul 12.00 WIB. Kapten kapal kembali menghubungi agennya akan masuk Batam, namun tidak memberikan posisi atau keberadaan MT Vier Harmoni," kata Irawan.
TNI Angkatan Laut mengerahkan pesawat intai maritim canggih untuk melacak Tanker Vier Harmoni yang menurut Malaysia hilang dibajak di perairan Indonesia.
Pesawat intai produksi PT Dirgantara Indonesia itu lepas landas dari Lanudal Tanjungpinang, Minggu, dalam operasi yang dipimpin Asisten Operasional dan Asisten Intelijen Lantamal IV dengan membawa serta para wartawan.
"Dalam pesawat ini terdapat peralatan canggih. Pesawat intai ini dapat melacak lebih dekat dan jelas," kata Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang Laksamana Pertama S. Irawan.
Pesawat itu mengelilingi seluruh perairan Pulau Bintan, Batam hingga Natuna dengan mengidentifikasi satu per satu kapal-kapal di wilayah-wilayah ini yang tampak jelas pada layar monitor.
"Sejak 17 Agustus 2016 sampai sekarang pencarian dilakukan terus," kata Irawan.
Dia mengatakan seluruh kekuatan TNI AL di darat, laut dan udara dikerahkan untuk melacak Tanker Vier Harmoni yang sampai sekarang belum ditemukan.
Berdasarkan analisis, tanker itu tidak dilarikan ke wilayah selatan karena sudah dijaga ketat oleh TNI AL. "Hasil analisis, pengumpulan data dan informasi, kuat dugaan tanker itu dilarikan ke wilayah utara," ujar Irawan.
Pencarian dilakukan setelah Lantamal IV/Tanjungpinang menerima laporan Tanker MT Vier Harmoni yang memuat 900 KL solar dilarikan oleh anak buah kapal.
Irawan menindaklanjuti laporan itu dengan membentuk tim gabungan TNI AL yang mengerahkan KRI baik di bawah kendali Gugus Tempur Laut Armada Barat maupun di bawah Gugus Keamanan Laut Wilayah Barat.
"Tim Western Fleet Quick Response WFQR serius menelusuri keberadaan kapal tersebut," ujar Irawan.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Vier Harmoni berbendera Indonesia milik PT Vierlines itu tidak dibajak, namun dilarikan oleh anak buah kapal ke Batam, dan Tim WFQR terus mencari kapal ini.
Berdasarkan hasil koordinasi WFQR dengan MMEA, kapten kapal sempat dua kali menghubungi agennya bahwa kapal akan dibawa kembali ke Batam karena masalah dalam internal perusahaan.
"Panggilan terakhir kapten kapal Kamis (17/8) sekitar pukul 12.00 WIB. Kapten kapal kembali menghubungi agennya akan masuk Batam, namun tidak memberikan posisi atau keberadaan MT Vier Harmoni," kata Irawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.