TNI Angkatan Udara membutuhkan tambahan pesawat tempur dan helikopter untuk meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan nusantara. Saat ini, beberapa pesawat tempur juga tengah dalam proses pengadaan.
"Idealnya, kami butuh tambahan 1 skadron (14 unit) pesawat tempur di wilayah perbatasan. Namun, ini disesuaikan dengan ketersediaan anggaran di Kementerian Keuangan," kata Kadispen TNI AU Jemi Trisonjaya seusai menghadiri serah terima jabatan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AU di Lembang, Jumat, 26 Agustus 2016.
Jemi menuturkan, pesawat tempur dan helikopter angkut yang siap beroperasi dibutuhkan di wilayah perbatasan nusantara, seperti Sumatra Utara, Kalimantan, dan Papua. Sebab, wilayah perbatasan dengan negara lain tersebut membutuhkan tingkat pengamanan tinggi.
Meski demikian, pihaknya tetap memaklumi keterbatasan anggaran pemerintah pusat. Dengan demikian, penggunaan pesawat tempur yang ada saat ini akan terus dioptimalkan.
Sementara untuk sejumlah pesawat tempur TNI AU, pihaknya tetap melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur. Untuk itu, dia membantah jika pesawat tempur yang jatuh terjadi akibat kelalaian dalam pemeliharaan.
"Pesawat jatuh itu bisa disebabkan banyak hal, bisa faktor alam ataupun lainnya. Seperti mobil juga misalnya. Walaupun pemeliharaan sudah baik, bisa saja terjadi kecelakaan akibat faktor lain," ujarnya.***
"Idealnya, kami butuh tambahan 1 skadron (14 unit) pesawat tempur di wilayah perbatasan. Namun, ini disesuaikan dengan ketersediaan anggaran di Kementerian Keuangan," kata Kadispen TNI AU Jemi Trisonjaya seusai menghadiri serah terima jabatan Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI AU di Lembang, Jumat, 26 Agustus 2016.
Jemi menuturkan, pesawat tempur dan helikopter angkut yang siap beroperasi dibutuhkan di wilayah perbatasan nusantara, seperti Sumatra Utara, Kalimantan, dan Papua. Sebab, wilayah perbatasan dengan negara lain tersebut membutuhkan tingkat pengamanan tinggi.
Meski demikian, pihaknya tetap memaklumi keterbatasan anggaran pemerintah pusat. Dengan demikian, penggunaan pesawat tempur yang ada saat ini akan terus dioptimalkan.
Sementara untuk sejumlah pesawat tempur TNI AU, pihaknya tetap melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur. Untuk itu, dia membantah jika pesawat tempur yang jatuh terjadi akibat kelalaian dalam pemeliharaan.
"Pesawat jatuh itu bisa disebabkan banyak hal, bisa faktor alam ataupun lainnya. Seperti mobil juga misalnya. Walaupun pemeliharaan sudah baik, bisa saja terjadi kecelakaan akibat faktor lain," ujarnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.