Antisipasi Hadapi ChinaPesawat jet tempur F-15 Angkatan Udara Bela Diri Jepang. (Reuters)
Kementerian Pertahanan Jepang menginginkan 200 pesawat jet tempur F-15 di-upgrade untuk bisa memuat rudal udara dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Keinginan militer Jepang itu untuk mengantisipasi kemungkinan konfrontasi dengan China setelah bersitegang terkait sengketa kawasan Laut China Timur.
Untuk meng-upgrade ratusan jet tempur buatan Amerika Serikat (AS) yang akan dioperasikan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (ASDF) itu, Departemen Pertahanan Jepang akan meminta alokasi dana lebih besar. Demikian laporan Nikkei Asian Review.
Saat ini, setiap unit pesawat jet tempur F-15 bisa memuat delapan rudal udara. Dengan di-upgrade, militer Jepang menghendaki setiap jet tempur F-15 bisa memuat 16 rudal.
Selain itu, sayap rusak dan bagian lain akan diperbaiki untuk memperpanjang umur jet-jet tempur tersebut.
Jepang saat ini mampu mengoperasikan 200 jet tempur F-15 jika pertempuran pecah. Jepang juga memiliki sekitar 90 pesawat tempur F-2 multirole Mitsubishi yang merupakan pengembangan dari F-16.
Anggaran militer Jepang pada 2017 dilaporkan mencapai USD 51 miliar, yang mencakup pembelian terpisah pesawar jet tempur siluman generasi kelima AS F-35 yang kontroversial. Pesawat jet tempur tercanggih AS itu rencananya akan dikerahkan di Pangkalan Udara Misawa di ujung utara Honshu.
Jepang dan China terlibat sengketa kepulauan di Laut China Timur yang beberapa pekan ini terus memanas. Kepulauan itu diklaim Tokyo dengan nama Senkaku dan juga diklaim Beijing dengan nama Diaoyu.
“Daya jelajah pesawat militer China telah bertambah lagi, mereka datang semakin dekat menuju wilayah kami,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang seperti dikutip Nikkei Asian Review, kemarin (22/8/2016).
Kementerian Pertahanan Jepang menambahkan, bahwa ASDF telah mencegat jet tempur China 199 kali dari bulan April sampai Juni 2016 di kawasan Laut China Timur. Jumlah itu meningkat 75 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.
Sebelumnya, Jepang mengungkap langkah China yang sudah membangun infrastruktur yang disebut media Tokyo sebagai “dermaga kapal perang” di Pulau Nanji, wilayah China di kawasan Laut China Timur. (mas)
Kementerian Pertahanan Jepang menginginkan 200 pesawat jet tempur F-15 di-upgrade untuk bisa memuat rudal udara dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Keinginan militer Jepang itu untuk mengantisipasi kemungkinan konfrontasi dengan China setelah bersitegang terkait sengketa kawasan Laut China Timur.
Untuk meng-upgrade ratusan jet tempur buatan Amerika Serikat (AS) yang akan dioperasikan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (ASDF) itu, Departemen Pertahanan Jepang akan meminta alokasi dana lebih besar. Demikian laporan Nikkei Asian Review.
Saat ini, setiap unit pesawat jet tempur F-15 bisa memuat delapan rudal udara. Dengan di-upgrade, militer Jepang menghendaki setiap jet tempur F-15 bisa memuat 16 rudal.
Selain itu, sayap rusak dan bagian lain akan diperbaiki untuk memperpanjang umur jet-jet tempur tersebut.
Jepang saat ini mampu mengoperasikan 200 jet tempur F-15 jika pertempuran pecah. Jepang juga memiliki sekitar 90 pesawat tempur F-2 multirole Mitsubishi yang merupakan pengembangan dari F-16.
Anggaran militer Jepang pada 2017 dilaporkan mencapai USD 51 miliar, yang mencakup pembelian terpisah pesawar jet tempur siluman generasi kelima AS F-35 yang kontroversial. Pesawat jet tempur tercanggih AS itu rencananya akan dikerahkan di Pangkalan Udara Misawa di ujung utara Honshu.
Jepang dan China terlibat sengketa kepulauan di Laut China Timur yang beberapa pekan ini terus memanas. Kepulauan itu diklaim Tokyo dengan nama Senkaku dan juga diklaim Beijing dengan nama Diaoyu.
“Daya jelajah pesawat militer China telah bertambah lagi, mereka datang semakin dekat menuju wilayah kami,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang seperti dikutip Nikkei Asian Review, kemarin (22/8/2016).
Kementerian Pertahanan Jepang menambahkan, bahwa ASDF telah mencegat jet tempur China 199 kali dari bulan April sampai Juni 2016 di kawasan Laut China Timur. Jumlah itu meningkat 75 persen dari periode yang sama pada tahun lalu.
Sebelumnya, Jepang mengungkap langkah China yang sudah membangun infrastruktur yang disebut media Tokyo sebagai “dermaga kapal perang” di Pulau Nanji, wilayah China di kawasan Laut China Timur. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.