Anggaran DipangkasFlypast pesawat TNI AU (Liputan 6)
Kementerian Pertahanan menunda dan menghapus sejumlah program pertahanan negara.
Keputusan itu terpaksa diambil seiring kebijakan pemangkasan anggaran yang diinisiasi pemerintah.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penundaan program termasuk pada pembaruan alat utama sistem pertahanan (Alutsista).
"Ya kena semua. Setelah periode pertama dikurangi Rp 2,8 triliun, kemudian periode pemotongan kedua kemarin, akhirnya kami menunda beberapa pembaruan alutsista," ujar Ryamizard saat ditemui di silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).
Ryamizard menjelaskan, akibat pemangkasan anggaran tersebut, Kemenhan harus melakukan beberapa penghematan.
Menurut mantan KSAD itu, pemangkasan anggaran bukan membatalkan pembelian alutsista tapi menunda.
"Bukan tidak beli, tapi ya harus kami tunda pada periode berikutnya. Mudah-mudahan ekonomi membaik nanti kami benahi lagi," ungkapnya.
Ryamizard pun menegaskan bahwa Kemenhan sudah membuat skala prioritas pasca-pemangkasan anggaran. Dan yang paling diprioritaskan saat ini adalah kesejahteraan prajurit.
Menurutnya, hal itu tidak bisa diganggu gugat karena sangat berpengaruh pada keamanan negara.
"Yang penting kesejahteraan masyarakat. Tentara kan juga masyarakat dan bekerja untuk masyarakat kan. Jadi itu yang prioritas," kata Ryamizard.
Sementara itu Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Mulyono pernah mengatakan, salah satu program priotitas TNI AD pada 2016 adalah memperkuat pertahanan di daerah perbatasan.
Upaya tersebut dilakukan melalui rencana memodernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Menurutnya, program pembaruan alutsista tersebut dilakukan untuk mendukung kinerja prajurit yang berada di perbatasan.
"Prioritas kami saat ini memperbarui alutsista agar semua prajurit di perbatasan lebih kuat. Karena memang prioritas kami saat ini adalah memperkuat perbatasan," ujar Mulyono saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).
Mulyono menuturkan ada empat titik prioritas dimana para prajurit perlu penambahan dan pembaruan alutsista. Empat titik tersebut yakni, Natuna, Morotai di Maluku Utara, Biak di Papua dan Selaru di Maluku bagian selatan.
Dia mengatakan empat wilayah tersebut menjadi salah satu titik rawan karena berbatasan langsung dengan laut lepas dan negara tetangga. Pembaruan alutsista ini juga berkorelasi dengan beberapa isu yang menjadi perhatian TNI AD.
Setidaknya ada beberapa isu penting antara lain persoalan Laut Cina Selatan, penculikan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf dan perdagangan narkotika lintas negara.
"Sekarang ini, modernisasi alutsista saya sedang prioritaskan untuk Kopassus dan batalyon Raider. Prioritas untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan mereka. Terutama untuk batalyon Raider yang di perbatasan. Itu semua akan dilengkapi sarana dan prasarananya," ungkap Mulyono.
Kementerian Pertahanan menunda dan menghapus sejumlah program pertahanan negara.
Keputusan itu terpaksa diambil seiring kebijakan pemangkasan anggaran yang diinisiasi pemerintah.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penundaan program termasuk pada pembaruan alat utama sistem pertahanan (Alutsista).
"Ya kena semua. Setelah periode pertama dikurangi Rp 2,8 triliun, kemudian periode pemotongan kedua kemarin, akhirnya kami menunda beberapa pembaruan alutsista," ujar Ryamizard saat ditemui di silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016).
Ryamizard menjelaskan, akibat pemangkasan anggaran tersebut, Kemenhan harus melakukan beberapa penghematan.
Menurut mantan KSAD itu, pemangkasan anggaran bukan membatalkan pembelian alutsista tapi menunda.
"Bukan tidak beli, tapi ya harus kami tunda pada periode berikutnya. Mudah-mudahan ekonomi membaik nanti kami benahi lagi," ungkapnya.
Ryamizard pun menegaskan bahwa Kemenhan sudah membuat skala prioritas pasca-pemangkasan anggaran. Dan yang paling diprioritaskan saat ini adalah kesejahteraan prajurit.
Menurutnya, hal itu tidak bisa diganggu gugat karena sangat berpengaruh pada keamanan negara.
"Yang penting kesejahteraan masyarakat. Tentara kan juga masyarakat dan bekerja untuk masyarakat kan. Jadi itu yang prioritas," kata Ryamizard.
Sementara itu Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Mulyono pernah mengatakan, salah satu program priotitas TNI AD pada 2016 adalah memperkuat pertahanan di daerah perbatasan.
Upaya tersebut dilakukan melalui rencana memodernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Menurutnya, program pembaruan alutsista tersebut dilakukan untuk mendukung kinerja prajurit yang berada di perbatasan.
"Prioritas kami saat ini memperbarui alutsista agar semua prajurit di perbatasan lebih kuat. Karena memang prioritas kami saat ini adalah memperkuat perbatasan," ujar Mulyono saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).
Mulyono menuturkan ada empat titik prioritas dimana para prajurit perlu penambahan dan pembaruan alutsista. Empat titik tersebut yakni, Natuna, Morotai di Maluku Utara, Biak di Papua dan Selaru di Maluku bagian selatan.
Dia mengatakan empat wilayah tersebut menjadi salah satu titik rawan karena berbatasan langsung dengan laut lepas dan negara tetangga. Pembaruan alutsista ini juga berkorelasi dengan beberapa isu yang menjadi perhatian TNI AD.
Setidaknya ada beberapa isu penting antara lain persoalan Laut Cina Selatan, penculikan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf dan perdagangan narkotika lintas negara.
"Sekarang ini, modernisasi alutsista saya sedang prioritaskan untuk Kopassus dan batalyon Raider. Prioritas untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan mereka. Terutama untuk batalyon Raider yang di perbatasan. Itu semua akan dilengkapi sarana dan prasarananya," ungkap Mulyono.
♖ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.