FA-50PH Golden Eagle (rodd929) ☆
Satu dari dua jet tempur buatan Korea Selatan FA-50 “Golden Eagle” yang merupakan pesawat tempur jet Angkatan Udara Filipina telah dihentikan operasionalnya setelah mesinnya rusak dan benar-benar hancur karena “serangan burung”.
“Memang benar, salah satu FA-50 kami mendapat serangan burung (burung Clark) dan mesinnya benar-benar hancur. Saya hanya tidak tahu apakah itu hanya satu atau kedua mesin,” kata seorang mantan perwira dari PAF yang meminta untuk tidak diidentifikasi namanya kepada The Manila Standard.
The Manila Standard mencari informasi dari juru bicara PAF, Kolonel Araus Robert Musico tetapi gagal mendapatkan penjelasan dan hanya mengetahui bahwa insiden itu tidak dilaporkan.
Menurut sumber, serangan burung terjadi sekitar bulan Maret saat jet tempur FA-50 berada di runway Clark Airfield Angkatan Udara Filipina di Pampanga.
“Sampai sekarang, hanya satu dari FA-50 yang mampu terbang karena mesin jet yang rusak belum diganti,” kata sumber itu.
Pada bulan November 2015, dua unit batch pertama dari 12 FA-50 yang dipesan dari Korea Aerospace Inc. dikirim ke PAF. Dua lagi akan dikirim sebelum akhir 2016 dan sisanya sampai 2017.
Jet supersonik tersebut belum dipersenjatai dengan rudal yang dibeli oleh pemerintah dengan jumlah total 18.9 miliar peso.
Selama kampanye pemilu, Presiden Rodrigo Duterte telah mengkritik pengadaan pesawat tempur jet ini sebagai “buang-buang uang”.
Saat ini, Duterte telah memprioritaskan pengadaan kapal cepat angkatan laut dan helikopter combat untuk pengamanan di Mindanao, di mana penculikan menjadi masalah serius.
Tapi Duterte telah berjanji untuk melanjutkan upaya modernisasi yang dimulai oleh pemerintahan sebelumnya. [The Manila Standard]
Satu dari dua jet tempur buatan Korea Selatan FA-50 “Golden Eagle” yang merupakan pesawat tempur jet Angkatan Udara Filipina telah dihentikan operasionalnya setelah mesinnya rusak dan benar-benar hancur karena “serangan burung”.
“Memang benar, salah satu FA-50 kami mendapat serangan burung (burung Clark) dan mesinnya benar-benar hancur. Saya hanya tidak tahu apakah itu hanya satu atau kedua mesin,” kata seorang mantan perwira dari PAF yang meminta untuk tidak diidentifikasi namanya kepada The Manila Standard.
The Manila Standard mencari informasi dari juru bicara PAF, Kolonel Araus Robert Musico tetapi gagal mendapatkan penjelasan dan hanya mengetahui bahwa insiden itu tidak dilaporkan.
Menurut sumber, serangan burung terjadi sekitar bulan Maret saat jet tempur FA-50 berada di runway Clark Airfield Angkatan Udara Filipina di Pampanga.
“Sampai sekarang, hanya satu dari FA-50 yang mampu terbang karena mesin jet yang rusak belum diganti,” kata sumber itu.
Pada bulan November 2015, dua unit batch pertama dari 12 FA-50 yang dipesan dari Korea Aerospace Inc. dikirim ke PAF. Dua lagi akan dikirim sebelum akhir 2016 dan sisanya sampai 2017.
Jet supersonik tersebut belum dipersenjatai dengan rudal yang dibeli oleh pemerintah dengan jumlah total 18.9 miliar peso.
Selama kampanye pemilu, Presiden Rodrigo Duterte telah mengkritik pengadaan pesawat tempur jet ini sebagai “buang-buang uang”.
Saat ini, Duterte telah memprioritaskan pengadaan kapal cepat angkatan laut dan helikopter combat untuk pengamanan di Mindanao, di mana penculikan menjadi masalah serius.
Tapi Duterte telah berjanji untuk melanjutkan upaya modernisasi yang dimulai oleh pemerintahan sebelumnya. [The Manila Standard]
☆ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.