Hari Menyakitkan bagi ZionisSatu bangunan hancur, 21 zionis tewas dan lainnya luka/cacat (Jerusalem Post) 💣
Militer Israel pada Selasa (23/1/2024) mengumumkan sebanyak 21 tentaranya tewas di Jalur Gaza dalam sebuah serangan Hamas pada hari Senin. Itu menjadi hari paling menyakitkan bagi militer Zionis sepanjang perang 3 bulan.
Mengutip laporan AP, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan pasukan cadangan sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di Gaza tengah pada hari Senin ketika seorang milisi Hamas menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank di dekatnya.
Tembakan granat itu memicu ledakan hebat, menyebabkan kedua bangunan dua lantai itu runtuh menimpa para tentara Israel di dalamnya.
Banyaknya korban jiwa di pihak militer Zionis itu dapat menambah momentum baru bagi seruan kepada Israel agar menghentikan invasi sementara atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Banyaknya korban di pihak Israel telah memberikan tekanan pada pemerintah Zionis di masa lalu untuk menghentikan operasi militer.
Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus maju sampai Israel menghancurkan kelompok Hamas yang berkuasa dan memulangkan ratusan sandera yang ditawan di Gaza.
Masyarakat Israel sekarang semakin terpecah dalam pertanyaan apakah tujuan Netanyahu tersebut bisa dijalankan.
Keluarga para sandera dan banyak pendukung mereka telah menyerukan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, dan mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup.
Pada hari Senin, puluhan kerabat sandera menyerbu pertemuan komite Parlemen, menuntut kesepakatan untuk memenangkan pembebasan orang yang mereka cintai.
Militer Zionis melancarkan invasi brutal ke Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Lebih dari 100 orang dibebaskan pada bulan November sebagai imbalan atas gencatan senjata selama seminggu dan pembebasan 240 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Invasi brutal militer Zionis telah menyebabkan kehancuran yang luas, membuat sekitar 85% penduduk Gaza mengungsi dan menyebabkan lebih dari 25.000 warga Palestina tewas, menurut pejabat kesehatan di Gaza.
PBB dan badan-badan bantuan internasional mengatakan pertempuran tersebut telah menimbulkan bencana kemanusiaan, dengan seperempat dari 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut menghadapi kelaparan. (mas)
Militer Israel pada Selasa (23/1/2024) mengumumkan sebanyak 21 tentaranya tewas di Jalur Gaza dalam sebuah serangan Hamas pada hari Senin. Itu menjadi hari paling menyakitkan bagi militer Zionis sepanjang perang 3 bulan.
Mengutip laporan AP, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan pasukan cadangan sedang mempersiapkan bahan peledak untuk menghancurkan dua bangunan di Gaza tengah pada hari Senin ketika seorang milisi Hamas menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank di dekatnya.
Tembakan granat itu memicu ledakan hebat, menyebabkan kedua bangunan dua lantai itu runtuh menimpa para tentara Israel di dalamnya.
Banyaknya korban jiwa di pihak militer Zionis itu dapat menambah momentum baru bagi seruan kepada Israel agar menghentikan invasi sementara atau bahkan menghentikannya sama sekali.
Banyaknya korban di pihak Israel telah memberikan tekanan pada pemerintah Zionis di masa lalu untuk menghentikan operasi militer.
Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus maju sampai Israel menghancurkan kelompok Hamas yang berkuasa dan memulangkan ratusan sandera yang ditawan di Gaza.
Masyarakat Israel sekarang semakin terpecah dalam pertanyaan apakah tujuan Netanyahu tersebut bisa dijalankan.
Keluarga para sandera dan banyak pendukung mereka telah menyerukan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, dan mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup.
Pada hari Senin, puluhan kerabat sandera menyerbu pertemuan komite Parlemen, menuntut kesepakatan untuk memenangkan pembebasan orang yang mereka cintai.
Militer Zionis melancarkan invasi brutal ke Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Lebih dari 100 orang dibebaskan pada bulan November sebagai imbalan atas gencatan senjata selama seminggu dan pembebasan 240 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Invasi brutal militer Zionis telah menyebabkan kehancuran yang luas, membuat sekitar 85% penduduk Gaza mengungsi dan menyebabkan lebih dari 25.000 warga Palestina tewas, menurut pejabat kesehatan di Gaza.
PBB dan badan-badan bantuan internasional mengatakan pertempuran tersebut telah menimbulkan bencana kemanusiaan, dengan seperempat dari 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut menghadapi kelaparan. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.