TNI AD meledakkan empat mortir aktif yang diduga merupakan
peninggalan perang dunia (PD) II. Proses peledakan bom atau mortir
tersebut dilakukan di area Gunung Blego, Desa Ngaglik, Kecamatan Parang,
Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Data Denpal Madiun
mencatat, bom yang diledakkan adalah bom atau mortir yang ditemukan
warga di sejumlah wilayahnya, di antaranya di Kelurahan Mangge,
Kecamatan Barat, Magetan beberapa waktu lalu.
"Proses
peledakan berjalan lancar dan sesuai rencana dengan bantuan 10 personel.
Peledakan ini sudah sesuai dengan protap juga untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan," ujar Komandan Denpal Madiun Mayor Kiptono
seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/11).
Menurut dia,
sebelum diledakkan, mortir atau bom-bom tersebut dikubur di dalam tanah
dengan kedalaman sekitar satu meter, kemudian baru diledakkan.
Radius
getaran selama peledakan bom diperkirakan mencapai 200 meter dari
lokasi. Peledakan ini mengundang penasaran warga desa sekitar hingga
banyak yang menonton.
Namun, warga yang menonton
peledakan tersebut bisa diatur. Warga yang melihat bersedia untuk
menjauh dan menjaga jarak dari lokasi peledakan demi keselamatan.
"Kita
cemas jika tidak segera diledakkan nanti malah meledak di area yang
bukan tempatnya dan bisa saja memakan korban. Jadi ini sudah tepat,"
terangnya.
Sebelumnya, petugas Polres Magetan
mengamankan sebuah mortir kuno yang diduga masih aktif hasil temuan
warga di sekitar sungai Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, kabupaten
setempat pada 13 Oktober lalu. Mortir itu memiliki ukuran panjang 90 cm
dan lingkaran 75 cm.
Demikian juga, petugas Polsek
Dolopo, Polres Madiun mengamankan sebuah mortir kuno yang diduga masih
aktif hasil temuan warga di Desa Bader, Kecamatan Dolopo, Kabupaten
Madiun pada 15 Oktober lalu.
Mortir kuno tersebut
memiliki ukuran panjang 30 cm dan diameter 40 cm. Guna keamanan mortir
atau bom tersebut diserahkan ke pihak berwenang.(mdk/hhw)
© Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.