Kepung Rumah di Poso, Densus Dilempari Bom
Baku tembak yang terjadi satu jam itu juga diwarnai pelemparan bom.
Baku tembak antara Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Polda Sulawesi Tengah dengan kawanan pelaku teror di Poso, Sulawesi Tengah terjadi pagi tadi. Baku tembak yang terjadi sekitar satu jam itu juga diwarnai pelemparan bom dari kawanan pelaku teror.
"Mulai dari sekitar subuh atau jam 5 sampai jam 6 pagi tadi. Mereka melempari kami bom dan juga melakukan penembakan," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi Soemarno dalam perbincangan dengan VIVAnews.
Baku tembak itu terjadi saat polisi sedang menggerebek dua rumah di Kelurahan Kayamanya, Gerbangrejo, Poso, Sulawesi Tengah pagi tadi. Penyergapan ini merupakan hasil pengembangan penyidikan kasus dugaan teroris yang kembali meneror Poso.
Dalam penyergapan itu, polisi mendapat perlawanan. "Mereka melempari kami dengan bom dan granat tangan pipa yang berisi paku besi serta gotri. Mereka juga menembaki aparat," kata Soemarno.
Penyergapan itu berlangsung di kawasan pemukiman warga bukan di hutan-hutan. Saat penyergapan terjadi, kata Soemarno, masyarakat tidak dievakuasi. Masyarakat sudah mendapatkan pemahaman atas kawanan pelaku teror di Poso.
Dari hasil penyergapan itu, lebih dari dua orang berhasil kabur melarikan diri ke arah pesisir. "Kini sedang dalam perburuan. Kami belum mendapat informasi pengejaran ke arah pesisir," ujar Soemarno.
Penyergapan Teroris Poso, 1 Tewas dan 1 Dibekuk
Satu terduga teror lainnya meninggal dunia dalam perjalanan.
Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Polda Sulawesi Tengah mendapatkan perlawanan sengit saat mengepung dua unit rumah di Poso, Sulawesi Tengah, pagi tadi. Dalam pengepungan itu, polisi berhasil membekuk satu terduga teroris dalam keadaan hidup. Satu terduga teror lainnya meninggal dunia dalam perjalanan.
"Yang meninggal berinisial KH, sedangkan yang dalam keadaan hidup berinisial Y atau T," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi Soemarno dalam perbincangan dengan VIVAnews.
Penyergapan yang berlangsung sejak jam lima pagi waktu setempat itu berlangsung di kelurahan Kayamanya, Gerbangrejok, Poso. Menurut Soemarno, KH pria yang terpaksa dilumpuhkan itu melempari polisi dengan bom dan granat tangan yang terbuat dari pipa.
Granat tangan dan bom yang dilempari ke arah polisi itu berisi besi, paku, dan gotri. Saat dikepung, kawanan teror ini juga menembaki polisi selama beberapa kali.
"Yang membawa bom itu berhasil kami lumpuhkan, inisialnya KH. KH kemudian kami bawa ke Palu tapi meninggal dunia," kata Soemarno. Sementara, satu terduga teror lainnya dibekuk masih dalam keadaan hidup.
Dari hasil pengepungan itu, lebih dari dua orang berhasil kabur ke arah pesisir. Tindakan tegas aparat ini dilakukan karena adanya perlawanan yang cukup serius dan membahayakan petugas.
"Sehingga, kepolisian dengan Densus mengambil langkah-langkah untuk pencegahan dan melumpuhkan," ujar Soemarno.
Pengepungan Rumah di Poso Terkait Temuan Bom 10 Kg
Polisi menemukan sejumlah kaitan dengan pelaku teror sebelumnya.
Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Polda Sulawesi Tengah mendapat perlawanan serius saat mengepung dua buah rumah di Poso, Sulawesi Tengah, pagi tadi. Dari hasil olah kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah kaitan dengan pelaku teror yang sudah dibekuk.
"Ada banyak kemiripan dengan temuan bom seberat 10 kilogram yang ditanam beberapa waktu lalu," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi Soemarno dalam perbincangan dengan VIVAnews.
Kemiripan itu terlihat dari bom-bom dan granat tangan yang dilemparkan pelaku ke arah petugas saat pengepungan tadi pagi. Bom-bom dan granat tangan yang dilempari itu berisikan paku, besi, dan gotri.
Pada Minggu 29 Oktober lalu, polisi menemukan satu rangkaian bom yang memiliki daya ledak besar. Bom yang diperkirakan memiliki berat sekitar 10 kilogram itu dilengkapi dengan gotri-gotri, besi beton, dan memakai baterai 12 volt.
Bom itu dibungkus dalam rantang plastik ukuran 20 centimeter itu ditemukan di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso. Lokasinya berada di pesisir Kabupaten Poso, Sulawsesi Tengah. "Memang ada keterkaitan tapi kami belum bisa simpulkan. Saat ini masih olah TKP. Jangan terburu-buru," kata Soemarno.
Saat ini polisi masih mengumpulkan sejumlah barang bukti dari pengepungan tadi pagi. Selain bom-bom dan granat tangan dari pipa, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti lain di dua rumah itu.
"Ada banyak. Seperti laptop dan buku-buku jihad," kata dia. Dari hasil pengepungan itu, satu pelaku berinisial KH tewas dalam perjalanan. Satu pelaku lainnya berinisial Y atau T dibekuk dalam keadaan hidup.
Masih ada dua pelaku lagi yang berhasil melarikan diri. "Semua mereka itu warga pendatang dari Jawa. Mereka sudah sekitar 5-6 tahun di Poso," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.