KEPALA Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam, Sufaat S.IP
meresmikan Lapangan Terbang Rumpin, yang ditetapkan sebagai Detasemen
Angkatan Udara di bawah Komando Pangkalan Udara Atang Sanjaya Semplak
Bogor, untuk mendukung operasi penerbangan TNI Angkatan Udara di
Kabupaten Bogor, Jumat (14/12).
KSAU menjelaskan, lapangan terbang Rumpin selain berfungsi sebagai (air strip) dan pangkalan udara cadangan (alternate air base) serta landasan udara cadangan (alternate field) bagi pesawat latih dan pesawat militer/sipil yang membutuhkan landasan darurat dalam penerbangan, selain itu memiliki nilai strategis sebagai lokasi gelar sistem pertahanan udara melalui Konsep Pertahanan Negara (KPN) yang ditujukan untuk kekuatan pertahanan ibu kota.
“Kedepan lapangan terbang Rumpin akan dikembangkan sebagai tempat latihan terkait tugas operasional TNI AU antara lain latihan awak pesawat, terjun payung dan manuver darat Paskhas khususnya detasemen Bravo serta tempat pembinaan potensi olahraga dirgantara”, jelas Kasau. Selanjutnya Personel Den Bravo yang ditempatkan di Rumpin siap diberangkatkan lewat Lanud Halim ke seluruh medan penugasan di tanah air.
Lapangan terbang Rumpin merupakan air strip peninggalan Jepang, setelah Perang Dunia Kedua aset tanah Lapangan terbang beserta seluruh fasilitas bersama ratusan lapangan terbang eks Jepang lainnya diserahkan pengelolaannya kepada TNI Angkatan Udara, dan fasilitas yang ada meliputi landasan air strip, hanggar dan bunker persembunyian Jepang.
Pada perkembangan selanjutnya, lapangan terbang Rumpin mengalami beberapa kali perubahan fungsi penggunaan dan akhirnya tanggal 19 September 2002 TNI Angkatan Udara mengembalikan statusnya sebagai Pos TNI Angkatan Udara untuk mengamankan aset negara serta menegakkan daerah keselamatan penerbangan.
Sejak 11 September 2006, TNI AU telah memperpanjang run way dari panjang 1000 meter menjadi 1238 meter (aspal beton) dan dilengkapi fasilitas seperti Tower Pengendali Lalu Lintas Udara serta Briefing Office sebagai kelengkapan sebuah air field. Landasan ini bisa melayani pendaratan pesawat militer dan sipil sekelas Casa 212 atau Cessna Grand Caravan. Secara bertahap akan diperpanjang dan diperlebar sehingga bisa digunakan oleh pesawat sekelas CN-295 hingga C-130 Hercules.
Selain pembangunan fasilitas penerbangan, TNI AU juga membangun Markas Detasemen Bravo Paskhas yang seluruh personelnya sudah diboyong dari Lanud Sulaeman Bandung ke Rumpin. Sebagai tambahan tempat akan dilengkapi juga dengan sebuah Markas Batalyon Paskhas ditambah pengembangan medan latihan realistis untuk kegiatan latihan perang kota dan hutan sebagai bagian peran Paskhasau dalam OMP maupun OMSP. (red)
KSAU menjelaskan, lapangan terbang Rumpin selain berfungsi sebagai (air strip) dan pangkalan udara cadangan (alternate air base) serta landasan udara cadangan (alternate field) bagi pesawat latih dan pesawat militer/sipil yang membutuhkan landasan darurat dalam penerbangan, selain itu memiliki nilai strategis sebagai lokasi gelar sistem pertahanan udara melalui Konsep Pertahanan Negara (KPN) yang ditujukan untuk kekuatan pertahanan ibu kota.
“Kedepan lapangan terbang Rumpin akan dikembangkan sebagai tempat latihan terkait tugas operasional TNI AU antara lain latihan awak pesawat, terjun payung dan manuver darat Paskhas khususnya detasemen Bravo serta tempat pembinaan potensi olahraga dirgantara”, jelas Kasau. Selanjutnya Personel Den Bravo yang ditempatkan di Rumpin siap diberangkatkan lewat Lanud Halim ke seluruh medan penugasan di tanah air.
Lapangan terbang Rumpin merupakan air strip peninggalan Jepang, setelah Perang Dunia Kedua aset tanah Lapangan terbang beserta seluruh fasilitas bersama ratusan lapangan terbang eks Jepang lainnya diserahkan pengelolaannya kepada TNI Angkatan Udara, dan fasilitas yang ada meliputi landasan air strip, hanggar dan bunker persembunyian Jepang.
Pada perkembangan selanjutnya, lapangan terbang Rumpin mengalami beberapa kali perubahan fungsi penggunaan dan akhirnya tanggal 19 September 2002 TNI Angkatan Udara mengembalikan statusnya sebagai Pos TNI Angkatan Udara untuk mengamankan aset negara serta menegakkan daerah keselamatan penerbangan.
Sejak 11 September 2006, TNI AU telah memperpanjang run way dari panjang 1000 meter menjadi 1238 meter (aspal beton) dan dilengkapi fasilitas seperti Tower Pengendali Lalu Lintas Udara serta Briefing Office sebagai kelengkapan sebuah air field. Landasan ini bisa melayani pendaratan pesawat militer dan sipil sekelas Casa 212 atau Cessna Grand Caravan. Secara bertahap akan diperpanjang dan diperlebar sehingga bisa digunakan oleh pesawat sekelas CN-295 hingga C-130 Hercules.
Selain pembangunan fasilitas penerbangan, TNI AU juga membangun Markas Detasemen Bravo Paskhas yang seluruh personelnya sudah diboyong dari Lanud Sulaeman Bandung ke Rumpin. Sebagai tambahan tempat akan dilengkapi juga dengan sebuah Markas Batalyon Paskhas ditambah pengembangan medan latihan realistis untuk kegiatan latihan perang kota dan hutan sebagai bagian peran Paskhasau dalam OMP maupun OMSP. (red)
Keterangan
gambar: Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP
didamping para pejabat TNI AU menandatangani prasasti peresmian lapangan
terbang Rumpin di Rumpin Kabupaten Bogor, Jumat (14/12).
● MPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.