Lhokseumawe - Lagi, pesawat perang AS jenis Dornier 328
mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, Aceh. Beda
dengan sebelumnya, kali ini pesawat mengantongi izin terbang dan
mendarat di Indonesia.
Pesawat bernomor registrasi 96-3077 itu mendarat sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa (21/5/2013). Danlanud Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu menyebut, pesawat mendarat untuk mengisi bahan bakar.
"Mereka sudah mengantongi izin, baik security clearance maupun diplomatic clearance," kata Kolonel Supri Abu kepada detikcom.
Sebelum mengisi bahan bakar, petugas mengecek kelengkapan pesawat seperti mengecek baling-baling. Kemudian, mobil tangki minyak datang untuk mengisi bahan bakar.
"Usai mengisi bahan bakar, sekitar pukul 11.00 WIB tadi, pesawat tersebut langsung take off meninggalkan SIM," sebutnya.
Sebelum berada di Aceh, pesawat militer AS terbang dari Singapura dan melanjutkan perjalanan menuju ke Maldiva, Srilanka.
Sehari sebelumnya atau Senin (20/5) sore, pesawat jenis yang sama mendarat di Bandara SIM. Pesawat dan kru sempat ditahan semalam di Aceh karena tak mengantongi izin terbang. Pesawat itu akhirnya diizinkan terbang oleh otoritas setempat hari ini.(try/try)
Pesawat bernomor registrasi 96-3077 itu mendarat sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa (21/5/2013). Danlanud Sultan Iskandar Muda, Kolonel Supri Abu menyebut, pesawat mendarat untuk mengisi bahan bakar.
"Mereka sudah mengantongi izin, baik security clearance maupun diplomatic clearance," kata Kolonel Supri Abu kepada detikcom.
Sebelum mengisi bahan bakar, petugas mengecek kelengkapan pesawat seperti mengecek baling-baling. Kemudian, mobil tangki minyak datang untuk mengisi bahan bakar.
"Usai mengisi bahan bakar, sekitar pukul 11.00 WIB tadi, pesawat tersebut langsung take off meninggalkan SIM," sebutnya.
Sebelum berada di Aceh, pesawat militer AS terbang dari Singapura dan melanjutkan perjalanan menuju ke Maldiva, Srilanka.
Sehari sebelumnya atau Senin (20/5) sore, pesawat jenis yang sama mendarat di Bandara SIM. Pesawat dan kru sempat ditahan semalam di Aceh karena tak mengantongi izin terbang. Pesawat itu akhirnya diizinkan terbang oleh otoritas setempat hari ini.(try/try)
Pesawat Militer AS Mendarat Tanpa Izin, Menhan: Itu Hanya Masalah Teknis
Sebuah pesawat militer Amerika Serikat mendarat tidak sesuai izin di
Banda Aceh kemarin. Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pendaratan
tanpa izin tersebut hanya masalah teknis yang dapat diselesaikan
langsung di tempat.
"Mereka punya izin, tapi datang lebih cepat. Makanya masalah teknis itu diselesaikan di tempat saja, kan sudah ada tatarannya," kata Purnomo usai pelantikan Chatib Basri sebagai Menkeu RI di Istana Negara, JL Veteran, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Purnomo menegaskan pesawat tersebut sebetulnya memiliki izin namun izin mendarat pesawat itu ialah pada tanggal 21 Mei. Meski demikian, kejadian itu tidak menganggu hubungan diplomatik AS dan Indonesia.
"Gak ada hubungannya dengan diplomatik, pesawat itu punya izin cuma lebih cepat," jelasnya.
Lanjut, dia menjelaskan kalau permasalahan pesawat itu dengan pihak Indonesia sudah selesai. Kendala pesawat carteran itu juga sudah diperbaiki.
"Ngomongin soal teknis lapangan, itu masalah operasional dan biar diselesaikan lewat operasional," ujarnya.(rvk/lh)
"Mereka punya izin, tapi datang lebih cepat. Makanya masalah teknis itu diselesaikan di tempat saja, kan sudah ada tatarannya," kata Purnomo usai pelantikan Chatib Basri sebagai Menkeu RI di Istana Negara, JL Veteran, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Purnomo menegaskan pesawat tersebut sebetulnya memiliki izin namun izin mendarat pesawat itu ialah pada tanggal 21 Mei. Meski demikian, kejadian itu tidak menganggu hubungan diplomatik AS dan Indonesia.
"Gak ada hubungannya dengan diplomatik, pesawat itu punya izin cuma lebih cepat," jelasnya.
Lanjut, dia menjelaskan kalau permasalahan pesawat itu dengan pihak Indonesia sudah selesai. Kendala pesawat carteran itu juga sudah diperbaiki.
"Ngomongin soal teknis lapangan, itu masalah operasional dan biar diselesaikan lewat operasional," ujarnya.(rvk/lh)
Pesawat Militer AS Mendarat di Aceh untuk Mengisi BBM
Pesawat militer AS yang mendarat tanpa izin di Aceh, sedang dalam
penerbangan dari Srilanka menuju Singapura. Akibat kehabisan BBM,
pesawat yang tidak dibekali dengan dokumen Diplomatic Clearence dan
Security Clearence dari TNI itu, terpaksa mendarat di Bandara Sultan
Iskandar Muda.
"Ada kesalahan perhitungan pengisian bahan bakar makanya tidak sampai Singapura," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono seusai upacara pelantikan Menkeu Chatib Basri dI Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Pendaratan darurat di Aceh untuk keperluan pengisian bahan bakar, bukan karena misi lainnya. Tidak ada hal-hal lain yang perlu dipermasalahkan setelah urusan teknis izin terbang diselesaikan.
"Mereka izin mendarat di Aceh untuk isi bahan bakar. Jadi bukan ada masalah lain-lain," ucapnya.
Sementara itu Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan yang penanganan pemerintah Indonesia dalam peristiwa itu sudah sesuai dengan prosedur. "Jadi itu sudah sesuai prosedur standar," terang Djoko dalam kesempatan yang sama.(rvk/lh)
"Ada kesalahan perhitungan pengisian bahan bakar makanya tidak sampai Singapura," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono seusai upacara pelantikan Menkeu Chatib Basri dI Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Pendaratan darurat di Aceh untuk keperluan pengisian bahan bakar, bukan karena misi lainnya. Tidak ada hal-hal lain yang perlu dipermasalahkan setelah urusan teknis izin terbang diselesaikan.
"Mereka izin mendarat di Aceh untuk isi bahan bakar. Jadi bukan ada masalah lain-lain," ucapnya.
Sementara itu Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan yang penanganan pemerintah Indonesia dalam peristiwa itu sudah sesuai dengan prosedur. "Jadi itu sudah sesuai prosedur standar," terang Djoko dalam kesempatan yang sama.(rvk/lh)
● detik
Dornier 328 Turboprop adalah pesawat transport sipil bukan militer. Militer AS tidak menggunakannya. Operatornya mungkin lalai saja anggap enteng Indonesia, biar dia nyahok. Namun tdk menutup kemungkinan operatornya terkait dengan CIA.
BalasHapus