Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk urusan Politik, Wendy
Sherman mengatakan, persoalan pesawat militer AS jenis Dornier seri 328
yang ditangkap di wilayah udara Aceh, murni karena kesalahan pilot. Hal
itu diungkapkan Wendy kepada Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman, saat bersilaturahmi ke Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Sudah diklarifikasi oleh mereka, bahwa salah pengertian dari pilot, yang berpikir sudah memiliki izin diplomat, untuk bisa isi bahan bakar di Aceh, dan ternyata belum," kata Hayono di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut Hayono, persoalan pelanggaran wilayah udara tersebut sudah selesai. Tak lama setelah pesawat militer AS digiring mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, militer AS segera mengurus izinnya.
"Jadi sudah dianggap masalahnya selesai, karena ketidaktahuan pilot ini. Dipikirnya izinnya sudah termasuk untuk review link di Aceh. Tetapi ternyata belum termasuk," cerita Hayono.
Selama kunjungan itu, kedua pihak saling memberikan masukan terkait isu di Asia. Terutama menyangkut isu kebangkitan ekonomi China, konflik Suriah, isu nuklir Iran, dan keberadaan pasukan marinir AS di Australia yang sekarang jumlahnya tinggal 200 personel, dari semula 600 personel.
Terkait isu kebangkitan ekonomi China, Komisi I DPR setuju mendukung AS sebagai pihak penyeimbang pertumbuhan Tiongkok tersebut.
"Oleh karena itu, kita harus bisa memanfaatkan AS untuk mengimbangi kekuatan militer China," kata Hayono.(mdk/dan)
"Sudah diklarifikasi oleh mereka, bahwa salah pengertian dari pilot, yang berpikir sudah memiliki izin diplomat, untuk bisa isi bahan bakar di Aceh, dan ternyata belum," kata Hayono di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut Hayono, persoalan pelanggaran wilayah udara tersebut sudah selesai. Tak lama setelah pesawat militer AS digiring mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, militer AS segera mengurus izinnya.
"Jadi sudah dianggap masalahnya selesai, karena ketidaktahuan pilot ini. Dipikirnya izinnya sudah termasuk untuk review link di Aceh. Tetapi ternyata belum termasuk," cerita Hayono.
Selama kunjungan itu, kedua pihak saling memberikan masukan terkait isu di Asia. Terutama menyangkut isu kebangkitan ekonomi China, konflik Suriah, isu nuklir Iran, dan keberadaan pasukan marinir AS di Australia yang sekarang jumlahnya tinggal 200 personel, dari semula 600 personel.
Terkait isu kebangkitan ekonomi China, Komisi I DPR setuju mendukung AS sebagai pihak penyeimbang pertumbuhan Tiongkok tersebut.
"Oleh karena itu, kita harus bisa memanfaatkan AS untuk mengimbangi kekuatan militer China," kata Hayono.(mdk/dan)
● Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.