Dari data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperoleh merdeka.com, Indonesia mengimpor senjata jenis artileri mencakup pistol, howitzer, dan mortar dengan total nilai USD 44,2 juta. Impor senjata ini masuk dari Prancis dengan nilai impor USD 37,4 juta. Selanjutnya senjata ini juga masuk dari Timor Timur dengan USD 6,8 juta.
Saat dihubungi merdeka.com, pihak BPS belum mengonfirmasi akurasi data ini mengingat pada Februari 2014 lalu, Presiden Timor Leste Xanana Gusmao justru menyatakan akan membeli senjata dari Indonesia. "Wah musti saya cek dulu ke dokumennya. Hari Senin ya," ucap Direktur Statistik Distribusi BPS Titi Kanti Lestari.
Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin juga kaget mendengar data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut Indonesia mengimpor senjata dari Timor Leste. Impor senjata jenis pistol, peluru dan perlengkapan amunisi dari Timor Leste tidak pernah dibahas dalam rapat kerja Komisi I DPR dan pemerintah. Sebab, selama ini Indonesia selalu mengekspor senjata ke berbagai negara maju.
"Ah enggak mungkin lah kita impor, mereka (Timor Leste) saja buat senjata enggak bisa kok kita malah beli senjata dari sana. Itu enggak pernah dibahas, jadi ya tidak masuk dalam rencana kerja Kemenhan tahun 2014," ujar Hasanudin kepada merdeka.com.
Selanjutnya Indonesia juga mengimpor peluru senilai USD 173 ribu dari kawasan yang dulu disebut Timor Timur ini.
Kendati kuantitasnya tidak kecil, impor persenjataan dari Timor Leste terhitung belum signifikan.
Sebagai contoh, Indonesia juga mengimpor peluru dan perlengkapan amunisi seharga USD 56,9 ribu. Impor ini datang dari Jerman dengan total nilai USD 39,2 ribu dan juga dari Timor Timur dengan nilai USD 17,6 ribu. Selanjutnya, pemerintah mendatangkan senjata sejenis dari Prancis dengan nilai total impor USD 37,4 juta.
Pada Januari 2014 ini, Indonesia juga mengimpor senjata kebutuhan militer non-pistol. Total nilai impor senjata jenis ini mencapai USD 2,1 juta. Senjata ini didatangkan dari Prancis dengan total nilai USD 1,7 juta dan selanjutnya dari Inggris dengan nilai USD 404,7 ribu.
Jenis senjata selanjutnya yang diimpor adalah revolvers dan pistol, dengan nilai mencapai USD 27 ribu. Impor senjata jenis ini datang dari Singapura dengan nilai USD 4,9 ribu serta Finlandia dengan nilai USD 22 ribu.
Senjata selanjutnya adalah aksesoris magazin, senapan, dan amunisi dengan nilai impor mencapai USD 125 yang datang dari China. Terakhir, jenis senjata yang diimpor adalah perlengkapan revolver atau pistol dengan total impor mencapai USD 70 ribu.
Impor peralatan senjata jenis ini datang dari Korea Selatan dengan nilai USD 18 ribu, Jerman dengan nilai USD 43,2 ribu serta Norwegia dengan nilai USD 809.[ard]
♞ Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.