“Radar militer memang tidak selalu beroperasi selama 24 jam,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin ketika dihubungi Republika, Senin (31/3).
Dalam situasi damai radar militer memang sengaja tidak dioperasikan selama 24 jam. Ini agar masa kerja radar bisa bertahan lebih lama. Hasanuddin menjelaskan cara kerja radar militer tidak ubahnya mesin kendaraan. Butuh bahan bakar untuk menggerakan mesin motor dan perawatan berkala.
“Kalau 24 jam berputar tidak akan kuat. Ada jedanya. Setelah 16 jam misalnya berhenti didinginkan dahulu. Radar itukan mutar pakai mesin motor,” ujarnya.
Tidak mudah bagi radar militer mendeteksi gerakan pesawat komersial MH370. Ini karena peruntukan radar militer memang bukan untuk memantau gerakan pesawat komersial. Belum lagi, kata Hasanuddin, ada faktor-faktor yang membuat radar militer tidak bisa mendeteksi keberadaan benda-benda asing di udara.
Hasanuddin menjelaskan keberadaan benda asing di udara bisa tidak terdeteksi radar apabila benda asing terbang di antara bukit, pegunungan, dan terbang rendah. Atau, imbuh Hasanuddin, bisa saja pilot MH370 sengaja mematikan sinyal pesawat agar tidak terdeteksi.
Dia berharap kondisi ini bisa membuat semua pihak sadar dan tidak menyalahkan Indonesia. “Radar militer negara lain juga tidak mendeteksi kenapa Indonesia yang disalahkan?” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.