Selasa, 01 April 2014

MEF Baru Tercapai 40 Persen

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8QQLDG65Cj8vOevM51kKKl2Oy4NdbSp-cao_3wdJgqa6jDAveJpJ_9lX0ce9lcxFuak6KhpJdf35ZDTJd_WMU-XCWVrwIaVdybhKVWJvxbjKlg4fPlrUc50kwdMcg_vXtYc2KTwNZrLg/s400/61566710151252157625359.jpgJakarta Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sangat optimistis dengan postur alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Itu setelah pencapaian minimum essential forces (MEF) tahap pertama pada 2014, melebihi target. Dari rencana strategis semula MEF hanya 32 persen, pada akhir tahun ini bisa mencapai 40 persen.

Kapuskom Publik Kemenhan Brigjen Sisriadi mengatakan, kekuatan minimum pokok alutsista TNI dapat terpenuhi pada renstra kedua pada 2015-2019. Menurut dia, semua pembelian alutsista sudah direncanakan secara matang.

Semuanya dipenuhi Kemenhan berdasarkan permintaan dari pengguna, yakni Mabes TNI AD, AL, dan AU. Sebagai pemegang anggaran, institusinya akan mencarikan alutsista terbaik dengan menyesuaikan bujet yang tersedia.

Sisriadi mengatakan, setidaknya 45 jenis alutsista akan memperkuat TNI sebelum pemerintahan Presiden SBY berakhir. Untuk TNI AD, sekitar 103 MBT Leopard, 50 Tank Marder, dan rudal sebanyak 36 MLRS Astross II Mk6 akan datang bertahap sepanjang 2014.

Alutsista TNI AL yang datang antara lain, 37 Tank Amfibi BMP3F, 10 MLRS RM Grad, 11 Helikopter anti kapal selam Panther, dan empat Pesawat intai maritim CN235 MPA, serta tiga kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 m. Khusus TNI AU, setidaknya 12 pesawat Super Tucano, 16 jet tempur Golden Eagle, delapan F-16 blok 52, enam Helicopter Cougar, serta empat Radar Thales.

“Tahun ini saja, berdatangan beragam alutsista baru, yang terlalu banyak untuk dirinci secara detail. Hanya peluncur peluru kendali yang sepertinya tidak bisa datang tahun ini,” kata Sisriadi ketika dihubungi, Senin (31/3).

Dia mengatakan, alokasi anggaran Kemenhan pada 2014 mencapai Rp 16,7 triliun. Namun, institusinya sempat meminta tambahan Rp 27 triliun untuk pembelian alutsista baru, meski belum disetujui Kementerian Keuangan.

Sisriadi mengatakan, kontrak alutsista tidak bisa dinilai satu tahun. Pasalnya, proses pengadaan barang menggunakan sistem anggaran multy years. “Kontrak pengerjaannya lintas tahun. Selama lima tahun terakhir, laporannya sekitar Rp 57 triliun yang dibelanjakan untuk alutsista baru,” ujarnya.

Dia berharap, peremajaan alutsista TNI dapat terus berjalan sesuai rencana. Kalau perlu, pemerintah bisa menambah alokasi anggaran agar target 100 persen MEF dapat dipercepat. Dengan begitu, kekuatan alutsitas TNI dalam menjaga NKRI semakin kuat dan tidak lagi diremehkan bangsa lain.

  ★ Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...